.webp)
Pengibaran bendera Merah Putih raksasa berlangsung di Gunung Andong, Kabupaten Magelang. Bendera bakal berkibar selama sehari dan besok diturunkan kembali.
Pantauan detikJateng, proses pengibaran bendera Merah Putih ukuran 79x45 meter dimulai pukul 08.19 WIB. Pembentangan bendera ini dengan teknik rapelling oleh lima orang yang bertugas.
Bendera Merah Putih dibentangkan di Jembatan Setan. Bendera sendiri telah dibawa naik puncak Gunung Andong dari Basecamp Pendem pada Sabtu (16/8) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk proses pembentangan Bendera Merah Putih raksasa berakhir kurang lebih sekitar pukul 09.40 WIB. Pengibaran Bendera Merah Putih raksasa sudah berlangsung sejak HUT ke-77 Kemerdekaan RI atau Tahun 2022.
"(Pengibaran bendera raksasa) Mulai dari peringatan kemerdekaan yang ke-77 dimulai. Kita dari Basecamp Pendem dari tahun ke tahun menambah (ukuran) untuk pengibaran bendera," kata Muhammad Nur, Ketua Pendaki Nafas Tua (Penat) kepada detikJateng di puncak Gunung Andong, Minggu (17/8/2025).
 Penampakan bendera Merah Putih raksasa 79x45 meter yang dikibarkan di Gunung Andong, Magelang, Minggu (17/8/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng |
Dalam pengibaran Bendera Merah Putih raksasa ini melibatkan relawan, termasuk SAR, Rescue dan Pengelola Basecamp Pendem.
"Kita pakai teknik rappeling. Kita pakai semacam katrol untuk menahan bendera, ada dari tim yang menurunkan benderanya," sambungnya.
"Tim intinya ada 5 orang, termasuk dari kepolisian juga," ujarnya.
Admin Pengelola Basecamp Pendem, Khoiru,l mengatakan bendera ini akan dikibarkan selama sehari.
"Besok (18/8) sekitar jam 09.00 WIB, diturunkan. Terus di bawah dilanjutkan ada kirab bendera Merah Putih sepanjang 1.000 meter dari batas gunung sampai Basecamp," katanya.
Sementara itu, salah satu pendaki asal Lampung, Ratih Purwasih (22) mengatakan, sangat terkesan bisa mengikuti pengibaran bendera.
"Pertama kali 17 Agustusan di gunung spesial banget. Karena sebelum-sebelumnya di lapangan, sekolah," kata Ratih yang naik bersama temannya, Safa Shelomita (22).
"Ngerasa beda 17 Agustusan (di gunung). Lebih seru dan pertama kali di Jawa, biasa di Lampung," ujarnya.
(apu/apu)
