Pasutri Tewas di Tumpukan Batu Dikenal Harmonis, Keluarga Minta Polisi Usut

Pasutri Tewas di Tumpukan Batu Dikenal Harmonis, Keluarga Minta Polisi Usut

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 11 Agu 2025 16:51 WIB
Keluarga pasutri tewas di tumpukan batu Pemalang saat ditemui di rumah duka, Senin (11/8/2025).
Keluarga pasutri tewas di tumpukan batu Pemalang saat ditemui di rumah duka, Senin (11/8/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pemalang -

Kematian pasangan suami istri (pasutri) berinisial MR (37) dan NAT (34) yang ditemukan di atas tumpukan batu di Pemalang, masih menjadi misteri. Keluarga menilai ada yang janggal di balik kematian pasutri yang dikenal harmonis itu.

Kakak pasutri tersebut, Khasanah dan Rokhman yakin adiknya tak nekat bunuh diri. Mereka meminta kasus kematian kedua adiknya diusut tuntas polisi.

"Janggal itu (kematian pasutri), tidak pada umumnya. Terus dicurigai bunuh diri, saya tidak yakin seperti itu. Saya minta diusut kematian keluarga saya," kata Uswatun Khasanah adik NAT saat ditemui detikJateng, di rumah duka, Desa Datar, Kecamatan Warungpring, Pemalang, Senin (11/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uswatun yang tinggal serumah dengan adiknya itu menyebut hubungan pasutri itu baik saja. Hal senada juga disampaikan kakak MR, Rokhman.

ADVERTISEMENT

Rokhman menyebut adiknya dan istrinya dikenal sebagai pasangan harmonis, aktif di lingkungan dan tak memiliki masalah. MR sehari-hari membuat knalpot, sementara istrinya NAT berjualan gorengan di SD.

"Orangnya ceria, tidak pernah ada masalah. Dari pihak keluarga meyakini, tidak mungkin bunuh diri. Saya mohon pihak berwajib menindaklanjuti kejanggalan ini," tegas Rokhman.

Kedua pasutri itu pun dikenal suka bergaul dengan tetangga dan ceria. Kedua korban meninggalkan seorang anak yang duduk di kelas 6 SD.

Terpisah, Kepala Desa Datar, Katam, mengungkapkan kedua pasutri dikenal warga suka bersosialisasi. Kedua pasutri itu terlihat romantis.

"Orangnya aktif, pintar bersosialisasi bahkan menjadi panitia 17 Agustusan. Sepengetahuan saya, tidak ada bermasalah dengan orang lain," kata Katam saat ditemui di Kantor Desa.

Katam mengaku terakhir bertemu dengan pasutri itu pada Kamis (7/8) pagi. Kala itu, keduanya pamit ke Tegal untuk memancing. Diketahui MR hobi memancing dan sering pergi ditemani istrinya.

"Kalau dari pihak keluarga, katanya keduanya berpamitan pergi pada hari Sabtu (9/8) sekitar jam 17.00 WIB, pamitan ke bosnya di Tegal," ungkap Katam.

Pada Sabtu (8/8) malam, MR dan NAT, masih bisa dihubungi. Selepas tengah malam, keduanya sudah tak ada komunikasi.

"Sampai malam, sekitar pukul 22.00 WIB, masih ada komunikasi. Setelah itu, di atas jam 00.00 WIB hilang komunikasi," kata Katam.

Kabar penemuan mayat pria dan wanita dia terima pada Minggu (10/8) pagi. Kala itu, identitas keduanya belum diketahui.

"Sekitar jam 11.00 WIB, baru tahu kalau itu warga Datar, saya langsung ke TKP dan setelah melihat wajahnya benar saya kenal keduanya dan warga saya," katanya.

Jasad pasutri itu ditemukan di tumpukan pecahan batu di kawasan Kalirambut. Pihak keluarga menolak autopsi sehingga keduanya langsung dimakamkan pada sore harinya.

Polisi Cek Lab Botol Minuman Pasutri

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Johan Widodo, menyebut dari hasil pemeriksaan luar tidak menemukan tanda kekerasan. Pihaknya juga tak mengetahui pasti penyebab kematian korban, karena tidak melakukan autopsi atas permintaan keluarga.

"Kalau penyebab kematian tentunya harus dilakukan autopsi, dalam hal ini pihak keluarga tidak menghendaki dan menerima kematian korban. Ya pihak keluarga sudah mengikhlaskan, pihak keluarga menghendaki untuk segera dimakamkan," jelas Johan.

Menurut Johan, dari hasil pemeriksaan dokter RSUD M Azhari Pemalang, tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan fisik.

"Mayat perempuan mengeluarkan busa dari mulut dan hidung serta kotoran dari dubur. Mayat laki-laki mengeluarkan sperma. Keduanya terlihat menggenggam tangan seperti menahan sakit sebelum meninggal," jelas Johan.

Polisi juga menemukan bungkusan plastik bekas minuman di bawah kaki MR. Barang itu kini diperiksa di laboratorium forensik Polda Jawa Tengah untuk memastikan ada tidaknya zat berbahaya.

"Ini kan masih penyelidikan. Kalau ada kejanggalan baru, kita bisa lakukan ekshumasi atau penggalian kubur untuk autopsi," kata Johan.




(ams/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads