Mayat Pria Ditemukan di Dalam Sumur Kompleks Pasar Wonotunggal Batang

Mayat Pria Ditemukan di Dalam Sumur Kompleks Pasar Wonotunggal Batang

Robby Bernardi - detikJateng
Minggu, 10 Agu 2025 09:38 WIB
Lokasi penemuan mayat di dalam sumur yang berada di kompleks Pasar Wonotunggal Pekalongan dipasangi garis polisi, Minggu (10/8/2025).
Lokasi penemuan mayat di dalam sumur yang berada di kompleks Pasar Wonotunggal Pekalongan dipasangi garis polisi, Minggu (10/8/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Batang -

Sesosok mayat pria ditemukan di dalam sumur yang berada di area Pasar Wonotunggal, Batang. Polisi saat ini tengah menyelidiki identitas dan penyebab kematian korban.

Kasatreskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi menjelaskan pihaknya saat ini masih melakukan upaya identifikasi dan menunggu hasil otopsi untuk mengetahui penyebab kematian.

"Kita masih melakukan proses identifikasi," ungkapnya, Minggu (10/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan penemuan mayat itu bermula pada Sabtu (9/8/2025) saat salah satu warga menyewa ruko yang berada di kawasan itu. Namun penyewa itu mencium bau tak sedap dari dalam sumur sehingga berniat mengurasnya.

ADVERTISEMENT

Di saat dia menguras sumur dengan pompa, sesosok mayat terlihat mengapung di dalam sumur.

Dia kemudian melapor kepada petugas dan berlanjut pada evakuasi mayat. Proses evakuasi berjalan cukup lama karena kedalaman sumur mencapai 20 meter. Usai dievakuasi, mayat itu dikirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut Muhtadi, sosok mayat tersebut sulit dikenali. Meski demikian pihaknya telah menerima laporan soal adanya warga Desa Pagumenganmas, Pekalongan, yang hilang sekitar sebulan lalu. Ada beberapa kesamaan ciri-ciri antara temuan mayat tersebut dengan pria yang dilaporkan hilang.

"Kami akan cocokkan sidik jari, tes DNA dan hasil otopsi untuk memastikan identitas serta penyebab kematian korban," tambah Imam Muhtadi.

Adapun Kepala Desa Pagumenganmas Istadi meyakini mayat tersebut adalah warganya yang hilang. Sebab pakaian yang dikenakan berupa kaus yang dipesan khusus dan tidak ada di pasaran.

"Warga mengenali dari kaus yang dipakai, kaus komunitas remaja desa yang tidak dijual bebas," kata Istadi saat ditemui di RSUD Kalisari Batang.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads