Koordinator Donasi Masyarakat Pati Bersatu, Teguh Isdiyanto membantah pernyataan Bupati Pati Sudewo yang menduga massa ditunggangi kepentingan politik. Teguh menegaskan aksi ini murni datang dari masyarakat Pati bersatu.
"Yang menyatakan bahwa gerakan kami ditunggangi itu adalah hoaks," kata Teguh ditemui di poskonya sekitar Alun-alun Pati, Sabtu (9/8/2035).
Menurutnya aksi ini murni dari kalangan masyarakat umum. Menurutnya syarat ikut aksi demo pada 13 Agustus 2025 ini adalah warga Pati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita murni gerakan warga Pati. Jadi syarat ikut gerakan kami mereka adalah warga Pati," jelasnya.
"Kami tidak menerima orang lain yang mengatasnamakan ormas tidak. Baju kita adalah warga Masyarakat Kabupaten Pati. Ketika ada orang luar mau bergabung kita tidak bertanggung jawab itu," imbuh dia.
Teguh menyayangkan pernyataan Bupati Pati Sadewo yang menduga massa ini ditunggangi oleh kepentingan politik. Dia berharap kepada Bupati Sudewo jangan mengadu domba masyarakatnya sendiri.
"Kami menyayangkan perkataan pak Bupati jangan membikin statemen yang membuat resah warga. Jadi kami mohon Bapak Bupati Sudewo jangan adu domba warga Pati," ujarnya.
"Warga Pati sudah ingin bersatu ini sudah menunjukkan antusias dan pengin bersatu jangan pecah belah jangan adu domba," lanjut Teguh.
Diberitakan sebelumnya Bupati Pati, Sudewo, menduga aksi warga Pati saat ini ditunggangi oleh kepentingan politik. Hal ini disampaikan Sudewo selepas menemui warga di posko penggalangan dana aliansi Masyarakat Pati Bersatu di Alun-alun Pati semalam.
Menurutnya tuntutan menaikkan pajak 250 persen telah dibatalkan. Kemudian juga kebijakan lima hari sekolah kembali ke enam hari. Dari hal itu, Sudewo kemudian menyimpulkan jika massa diduga ditunggangi oleh kepentingan politik.
"Niat saya baik, supaya mereka juga mau menahan diri, sama-sama menciptakan suasana aman dan kondusif di Pati. Karena logikanya dia mau (demo) karena tuntutannya mereka supaya PBB itu diturunkan, kan saya akomodir. Tidak hanya turun, melainkan kami batalkan," kata Sudewo di Pendopo Kabupaten Pati, Jumat (8/8/2025) malam.
"Ada juga yang menuntut lima hari sekolah kembali enam hari sekolah, kan saya akomodir juga. Jadi dua-duanya saya akomodir, logika sudah selesai yang mau dituntut apalagi? Maka saya ngajak itu supaya dia nahan, menciptakan suasana damai," jelasnya.
"Tapi kenyataannya masih seperti itu. Berarti saya menyimpulkan itu tidak murni, berarti ada yang menunggangi. Itu kepentingan politik," ujar Sudewo.
"Sudah saya jelaskan satu katanya slogan Pati Bumi Mina Tani diganti Pati Mutiara berarti tidak. Pati Mutiara itu tema hari jadi Kabupaten Pati 702 bukan mengubah slogan itu klir," Sudewo melanjutkan.
(apl/apl)