- Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Versi NU Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Versi Muhammadiyah Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Versi Pemerintah
- Waktu Mustajab Berdoa Hari Jumat
- Adab-adab Berdoa 1. Menghadap Kiblat 2. Mengangkat Tangan 3. Mengawali dengan Pujian dan Sholawat 4. Menggunakan Suara Lirih 5. Mengharapkan Terkabulnya Doa
Umat Islam di seluruh dunia selalu berpatokan dengan tanggalan Hijriah untuk menjalankan ibadah, seperti puasa sunnah. Oleh karena itu, penting mengetahui tanggalnya dengan tepat. Nah, berikut konversi kalender Hijriah hari ini 8 Agustus 2025.
Disadur dari NU Online, kalender Hijriah didasarkan atas peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Sistem ini mengikuti siklus sinodik Bulan yang berlangsung sekitar 29 hari 12 jam 44 menit atau dibulatkan menjadi 29,5 hari. Dengan demikian, lama 1 tahun Hijriah minimal 354 hari.
Lain halnya dengan kalender Masehi yang mematok hitungannya berdasar peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Kalender yang juga dikenal dengan nama Gregorian ini memakai siklus tropis Matahari. Setiap siklusnya berdurasi sekitar 365 hari 5 jam 48 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan lain dari kalender Hijriah dan Masehi adalah waktu pergantian hari. Disadur dari laman Djuanda University, pergantian hari kalender Hijriah terjadi saat Matahari terbenam/waktu maghrib. Sementara itu, kalender Masehi berganti hari setiap pukul 00.00 malam.
Waktu pergantian hari yang berbeda antara kalender Hijriah dan Masehi kadang kala mengecoh. Alasan inilah yang melatarbelakangi pentingnya pengetahuan seputar kalender Hijriah hari ini. Langsung saja, simak kalender Hijriah 8 Agustus 2025 menurut NU-Muhammadiyah via uraian berikut!
Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025
Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Versi NU
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menetapkan awal Safar 1447 H pada Sabtu, 26 Juli 2025. Ketetapan ini tercantum dalam Surat Keputusan Nomor 83/PB.08/A.II.01.13/13/07/2025 tentang Pengumuman Awal Bulan Shafar 1447 H Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Shafar 1447 H bertepatan dengan Sabtu Wage 26 Juli 2025 M (mulai malam Sabtu) atas dasar rukyah," bunyi keterangan surat yang ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris PBNU Asmu'i Mansur tersebut.
Keterangan mengenai tanggal awal Safar 1447 H juga termaktub dalam Almanak 2025 terbitan Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro. Diterangkan bahwasanya Safar tahun ini jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Dengan demikian, menurut NU, 8 Agustus 2025 dikonversi menjadi 14 Safar 1447 H.
Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Versi Muhammadiyah
Dilansir situs Masjid Muhammadiyah, Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Muharram 1447 H pada Kamis, 26 Juni 2025. Penetapan ini didasarkan penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang memakai dasar kriteria imkanur-rukyat dan ijtimak.
"Dengan dasar ini, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Muharram 1447 H jatuh pada hari Kamis, 26 Juni 2025," bunyi keterangan dalam laman tersebut.
Sebagai informasi, KHGT mulai dipergunakan secara resmi oleh Muhammadiyah per 1 Muharram 1447 H. KHGT merupakan inisiatif global yang harapannya dapat diterapkan secara luas oleh seluruh umat Islam dunia.
Setelah Muharram, masuklah bulan Safar. Dalam KHGT-nya, Muhammadiyah menuliskan bahwasanya 1 Safar jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025. Kendati begitu, sejatinya 1 Safar sudah dimulai pada Jumat, 25 Juli 2025 saat Matahari terbenam.
Dengan demikian, menurut Muhammadiyah, 8 Agustus 2025 bertepatan dengan 14 Safar 1447 H.
Tanggal Hijriah Hari Ini 8 Agustus 2025 Versi Pemerintah
Untuk mengetahui tanggalan versi pemerintah, detikers dapat mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Kementerian Agama. Dalam kalender tersebut, 1 Muharram 1447 H ditulis jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.
Bulan pertama kalender Hijriah tersebut kemudian berlangsung selama 29 hari. Setelah Muharram berakhir, Safar 1447 H dimulai, tepatnya per Sabtu, 26 Juli 2025 menurut tanggalan Kementerian Agama.
Berdasar acuan tersebut, pemerintah menetapkan 8 Agustus 2025 menjadi 14 Safar 1447 H. Akhir kata, baik NU, Muhammadiyah, maupun pemerintah, sama-sama mengonversi Jumat, 8 Agustus 2025 menjadi 14 Safar 1447 H.
Waktu Mustajab Berdoa Hari Jumat
Dalam syariat Islam, ada waktu-waktu yang memang sangat utama untuk berdoa. Apabila seorang muslim benar-benar berdoa memohon kepada Allah SWT pada waktu mustajab tersebut, insya Allah, keinginannya akan terkabul.
Menurut keterangan dari buku Agar Do'a Anda Mustajab oleh Azhari Ahmad Mahmud, ada banyak waktu mustajab dalam syariat Islam. Di antaranya adalah saat Lailatul Qadar, hari Arafah, selepas sholat, dan akhir malam.
Begitu pula hari Jumat. Sayyidul Ayyam, julukan untuk hari Jumat, juga mendapat keistimewaan waktu mustajab. Disadur dari buku Jum'ah Berkah tulisan M Wildan Auliya, landasannya adalah sabda Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat suatu waktu yang pada waktu itu seorang muslim tepat berdoa memohon kebaikan kepada Allah, maka Allah akan mengabulkannya. Dan rentang waktu itu cukup singkat."
Para ulama kemudian berlainan pendapat mengenai waktu yang dimaksud Rasulullah. Dalam kitabnya, Ibnu Hajar berkata:
"Pertama, waktu tersebut antara adzan hingga selesai sholat Jumat. Kedua, setelah sholat Ashar. Akan tetapi siapa yang berdoa pada semua waktu di hari Jumat, maka dia berkesempatan besar untuk mendapatkan waktu mustajab tersebut."
Praktis dikatakan, hari Jumat sebaiknya detikers manfaatkan semaksimal mungkin untuk berdoa. Dengan demikian, kesempatan untuk mendapat pengabulan doa lebih tinggi. Wallahu a'lam bish-shawab.
Adab-adab Berdoa
Diringkas dari buku Kumpulan Doa-Doa tulisan Dr Abu Hafizah Irfan MSi, berikut beberapa adab berdoa yang bisa umat Islam terapkan:
1. Menghadap Kiblat
لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفُ وَأَصْحَابُهُ ثَلَاثَمِائَةٍ تِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ: اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي
Artinya: "Pada waktu hari perang Badar Rasulullah melihat ke arah orang-orang musyrik yang berjumlah 1.000 orang sementara Sahabatnya berjumlah 319 orang. Kemudian Nabiyullah menghadap ke arah kiblat, lalu membentangkan tangannya dan mulai berdoa (kepada) Rabb-nya. (Beliau mengatakan), "Ya Allah, penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku." (HR Muslim no 1763)
2. Mengangkat Tangan
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَبِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يُرَدَّهُمَا صِفْرًا.
Artinya: "Sesungguhnya Rabb kalian Tabaraka wa Ta'ala Pemalu lagi Pemurah. Dia malu dari hamba-Nya, jika (hamba-Nya) mengangkat kedua tangannya kemudian Dia mengembalikannya dalam keadaan hampa." (HR Abu Dawud no 1488. Menurut Syaikh al-Albani, hadits ini shahih)
3. Mengawali dengan Pujian dan Sholawat
سَمِعَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُوْ فِي صَلَاتِهِ لَمْ يُمَجِدِ اللَّهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَجِلَ هَذَا، ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ رَبِّهِ جَلَّ وَعَزَّ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ ادْعُوْ بَعْدُ بِمَا شَاءَ.
Artinya: "Rasulullah mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak memuji Allah dan tidak bersholawat kepada Nabi. Maka beliau bersabda, '(Orang) ini terburu-buru.' Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya atau kepada yang lainnya, 'Apabila seorang di antara kalian berdoa, hendaklah ia memulai dengan memuliakan Rabb-nya dan memuji kepada-Nya. Lalu bersholawat untuk Nabi, kemudian berdoalah sekehendaknya.'" (HR Abu Dawud no 1481. Menurut Syaikh al-Albani, hadits ini shahih)
4. Menggunakan Suara Lirih
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Artinya: "Berdoalah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan suara yang lirih. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS al-A'raf: 55)
5. Mengharapkan Terkabulnya Doa
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُوْلَنَّ: اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ.
Artinya: "Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka bersungguh-sungguhlah (dalam) meminta. Janganlah ia mengatakan, 'Ya Allah, jika Engkau bersedia, maka berilah aku.' Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya." (HR Bukhari no 6338)
Demikian informasi ringkas mengenai kalender hijriah hari ini 8 Agustus 2025 dan waktu mustajab untuk berdoa pada hari Jumat yang perlu umat Islam ketahui. Semoga bermanfaat!
(sto/apl)