Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Prof Zudan Arif Fakrulloh, menanggapi informasi mengenai seratusan guru di Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri. Zudan mengaku akan mengecek ulang jumlah guru yang mengundurkan diri tersebut.
Hal itu dikatakan Zudan usai rapat koordinasi penyelesaian permasalahan PPPK di Gedung Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Zudan mengaku sudah menerima laporan soal pengunduran diri para guru Sekolah Rakyat itu.
"Kita sudah siapkan data gurunya ke Kemensos. Nanti kita cek lagi yang mundur karena apa," kata Zudan di Gedung Sasana Widya Praja, Jumat (1/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Zudan, data ribuan guru PPPK sebelumnya sudah diserahkan BKN ke Kemensos untuk mendukung program Sekolah Rakyat. Namun, ia belum bisa memastikan jumlah pasti guru yang telah ditugaskan maupun yang mengundurkan diri.
"Ada banyak (gurunya), ribuan yang kita berikan ke sana. Yang mundur kami sudah dapat informasinya, nanti kami cek dulu," ujarnya.
Ia menjelaskan pendistribusian guru Sekolah Rakyat masih dipetakan. Begitu pula penempatan ASN ke Ibu Kota Nusantara (IKN), yang juga masih dalam proses pemetaan oleh Kementerian dan BUMN.
"Penempatan ASN di IKN sedang di-mapping. Angkanya sudah ada, hanya saya lupa angka detailnya," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 160 guru yang semula akan mengajar di Sekolah Rakyat resmi mengundurkan diri. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkap alasan para guru mengundurkan diri.
"Kira-kira 160-an. Sebabnya apa? Karena mereka merasa penempatannya (Sekolah Rakyat) itu jauh dari domisilinya, jauh dari tempat tinggalnya," ujar Gus Ipul dilansir detikSumut, dikutip Jumat (1/8).
Mensos mengatakan pihaknya telah menyiapkan para pengganti guru yang mengundurkan diri. Ia mengatakan para guru ini telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan akan melalui proses lagi.
"Insyaallah sudah disiapkan penggantinya," jelasnya.
(ams/dil)