- Cara Menanam Pohon Kakao yang Benar agar Subur dan Berbuah 1. Tanam di Awal Musim Hujan 2. Siapkan Lubang Tanam 3. Tanam Bibit dengan Hati-Hati 4. Lakukan Pemangkasan Pohon Pelindung Secara Berkala 5. Segera Ganti Tanaman yang Mati dengan Bibit Baru 6. Kendalikan Gulma 7. Beri Pupuk Setelah Tanaman Berumur Dua Bulan 8. Panen Buah Kakao Saat Benar-Benar Matang
Tanaman kakao tidak hanya menghasilkan cokelat yang digemari banyak orang, tapi juga menjadi salah satu komoditas penting dalam industri makanan, kosmetik, dan farmasi. Meski begitu, tidak semua orang tahu bahwa keberhasilan budidaya tanaman ini sangat bergantung pada teknik dasar yang tepat. Maka dari itu, penting untuk memahami cara menanam pohon kakao yang benar agar bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.
Jika melihat ke belakang, sejarah kakao cukup panjang dan menarik. Menurut John Bako Baon dan Suryo Wardani dalam buku Budi Daya Kakao, tanaman ini pertama kali dibudidayakan oleh suku Maya dan Astek di Amerika Tengah sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Kakao mulai dikenal di tanah air sejak abad ke-16 dan sempat berjaya di beberapa wilayah seperti Sulawesi, Jawa, dan Sumatera.
Namun, keberlangsungan dan produktivitas tanaman ini sempat terhambat oleh hama, penyakit, dan kesalahan teknik budidaya. Hal inilah yang membuat pemahaman tentang cara menanam kakao secara benar menjadi sangat penting, terutama bagi petani maupun siapa saja yang ingin membudidayakannya secara mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, untuk kamu yang ingin mulai menanam kakao sendiri atau sekadar memahami langkah-langkah pentingnya, berikut panduan lengkap yang bisa kamu ikuti.
Cara Menanam Pohon Kakao yang Benar agar Subur dan Berbuah
Berikut ini merupakan panduan menanam pohon kakao yang benar berdasarkan penjelasan dari buku Budidaya Kakao tulisan Ir Endang Sugiharti.
1. Tanam di Awal Musim Hujan
Waktu tanam yang paling tepat untuk kakao adalah di awal musim hujan. Ini penting karena tanah harus cukup lembap selama beberapa bulan pertama agar akar tunggang tanaman bisa berkembang dengan kuat. Tanaman kakao sangat bergantung pada kondisi tanah di awal pertumbuhan, sehingga kelembapan tanah menjadi salah satu faktor utama keberhasilan.
Sebelum menanam, pastikan jarak dan pola tanam sudah ditetapkan. Selain itu, pohon pelindung tetap harus sudah tersedia dan memenuhi syarat. Pohon pelindung berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke tanaman muda.
Jangan gunakan bibit sembarangan. Pilih bibit dari polybag yang berumur 4 sampai 6 bulan dan dalam kondisi sehat. Hindari menanam bibit yang sedang mengalami flush atau pertumbuhan tunas muda, karena ini bisa membuat tanaman rentan rusak saat dipindahkan.
2. Siapkan Lubang Tanam
Dua minggu sebelum waktu tanam, siapkan lubang tanam terlebih dahulu. Ukuran lubang disesuaikan dengan ukuran polybag, biasanya 40 x 40 x 40 cm atau bisa juga 60 x 60 x 60 cm jika bibit lebih besar.
Setelah lubang siap, masukkan pupuk agrophos sebanyak satu kilogram ke dalamnya. Tutup kembali lubang dengan serasah seperti daun kering atau sisa tanaman lain. Serasah ini akan menjaga kelembapan sekaligus membantu menyediakan unsur hara bagi bibit saat ditanam nanti.
3. Tanam Bibit dengan Hati-Hati
Saat waktu tanam tiba, masukkan bibit kakao ke dalam lubang dengan hati-hati. Potong atau sayat polybag secara vertikal menggunakan pisau tajam, mulai dari bagian bawah ke atas. Tujuannya agar akar tidak terganggu dan struktur tanah dalam polybag tetap utuh. Jangan biarkan tanah di dalam polybag pecah saat dipindahkan, karena ini bisa merusak akar.
Setelah bibit masuk ke dalam lubang, tutup kembali dengan tanah galian dan padatkan. Tapi perlu diperhatikan, tanah di sekitar batang jangan dibuat rata. Buat permukaan tanah sedikit lebih tinggi dari sekelilingnya agar air tidak menggenang, karena genangan bisa menyebabkan pembusukan akar.
Bibit juga harus diberi naungan sementara menggunakan pelepah kelapa atau kelapa sawit yang ditancapkan di sisi timur dan barat untuk melindungi dari sinar matahari langsung. Agar tanaman tidak roboh diterpa angin, topang batangnya menggunakan kayu atau bambu dan pasang pagar pelindung sederhana dari batang bambu agar terhindar dari gangguan hewan.
4. Lakukan Pemangkasan Pohon Pelindung Secara Berkala
Pemangkasan pohon pelindung adalah langkah penting dalam masa pemeliharaan. Pohon pelindung tetap harus dijaga cabangnya agar tumbuh ke atas dan tidak menghalangi sinar matahari.
Pohon pelindung sementara juga perlu dipangkas secara rutin, dan nantinya dimusnahkan ketika tanaman kakao sudah tumbuh besar. Jika dibiarkan tumbuh ketika pohon kakao sudah besar, pohon pelindung ini justru bisa menutup cahaya dan membuat tanaman kakao bersaing dalam mendapatkan air dan nutrisi.
Pemangkasan dilakukan dengan alat tajam seperti pisau babat. Setelah dipotong, sisa ranting bisa disebar di sekitar pangkal tanaman kakao. Cara ini tidak hanya menekan pertumbuhan gulma, tetapi juga menambah unsur hara pada tanah. Ketinggian pohon pelindung sementara sebaiknya tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak menghalangi cahaya masuk ke tanaman utama.
5. Segera Ganti Tanaman yang Mati dengan Bibit Baru
Penyulaman atau mengganti tanaman yang mati bisa dilakukan hingga tanaman berumur 10 tahun. Ini karena pohon kakao memiliki umur produktif yang cukup panjang, sekitar 25 tahun. Jika ada tanaman yang tidak tumbuh baik atau mati, segera ganti dengan bibit baru.
Pilih bibit pengganti yang umurnya sama dengan tanaman sekitarnya agar pertumbuhannya seragam. Ini penting agar kebun tetap rapi dan mudah dalam perawatan serta panen nantinya.
6. Kendalikan Gulma
Gulma bisa menjadi masalah serius jika tidak dikendalikan. Selain mengambil air dan hara dari tanah, gulma juga bisa menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan lebih intensif saat tanaman masih muda atau dalam fase belum menghasilkan. Karena tajuk tanaman belum saling menutup, sinar matahari masih bisa menembus dan merangsang pertumbuhan gulma.
Jenis gulma yang sering muncul di kebun kakao antara lain rumput-rumputan seperti Paspalum sp, Axonopus compressus, Eleusine indica, dan Digitaria sp, serta gulma daun lebar seperti Ageratum conyzoides dan Mikania sp. Pengendalian bisa dilakukan secara manual dengan mencabut gulma atau membabatnya hingga jarak 50 cm dari batang.
Untuk metode kimiawi, gunakan herbisida seperti glifosat atau paraquat dengan dosis 1,5 sampai 2 liter per 500-600 liter air per hektar. Tapi harus sangat hati-hati saat menyemprot agar tidak mengenai daun atau akar tanaman kakao, karena akar sekunder banyak tumbuh di kedalaman 20-30 cm dari permukaan tanah.
7. Beri Pupuk Setelah Tanaman Berumur Dua Bulan
Pemupukan pertama bisa dilakukan setelah tanaman berusia dua bulan. Pemupukan ini penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tanah agar pertumbuhan tanaman optimal dan bisa menghasilkan buah secara maksimal.
Selain pupuk buatan seperti urea, ZA, TSP, dan KCL, kamu juga bisa memanfaatkan bahan organik seperti pupuk kandang, kompos, guano, atau pupuk hijau. Bahkan sisa panen seperti kulit buah kakao dan sisa pemangkasan bisa digunakan sebagai pupuk alami karena mengandung nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, dan kalsium.
8. Panen Buah Kakao Saat Benar-Benar Matang
Buah kakao butuh waktu sekitar lima bulan untuk matang sejak penyerbukan. Di dataran tinggi, proses ini bisa berlangsung lebih lama, sekitar delapan bulan.
Buah yang matang akan mengalami perubahan warna. Kulit yang awalnya hijau akan berubah menjadi kuning di sepanjang alur, sedangkan buah berwarna merah tua, merah muda, atau jingga akan berubah menjadi kuning saat matang.
Ciri lain buah yang siap panen adalah bijinya mulai renggang dari kulit bagian dalam dan terdengar suara jika dikocok. Panen sebaiknya dilakukan setiap 7 hingga 14 hari. Jangan menunda panen terlalu lama karena buah bisa berkecambah dan menurunkan kualitas biji.
Gunakan sabit bergalah atau pisau tajam untuk memanen. Saat memotong, pastikan tidak melukai batang atau cabang, karena hal ini bisa menghambat pembungaan di musim berikutnya.
Itulah tadi panduan mengenai cara penanaman pohon kakao yang benar agar subur dan berbuah. Apakah kamu tertarik untuk mencobanya, detikers?
(par/afn)