- Potensi Bahaya Tsunami 50 Cm 1. Jarak Genangan Bisa Lebih dari 200 Meter 2. Dampak Luas pada Permukiman dan Infrastruktur 3. Faktor yang Memperparah Dampak Tsunami 4. Tetap Bisa Sebabkan Korban Jiwa
- Tips Berlindung dari Tsunami 1. Kenali Tanda Bahaya Sejak Dini 2. Cari Informasi Resmi Secepat Mungkin 3. Lakukan Evakuasi Tanpa Menunda 4. Hindari Kembali Terlalu Cepat 5. Bangun Rencana Kedaruratan Keluarga 6. Ikuti Simulasi dan Latihan Evakuasi 7. Tetap Waspada Setelah Bencana 8. Periksa Kondisi dan Kesehatan 9. Perbarui Informasi dari Sumber Resmi
Banyak orang menganggap gelombang tsunami harus besar untuk menimbulkan kerusakan. Padahal, potensi bahaya tsunami 50 cm pun tidak bisa diremehkan. Gelombang setinggi ini tetap mampu menggenangi area luas, merusak infrastruktur ringan, dan membahayakan keselamatan warga yang berada di kawasan pesisir, terutama jika terjadi secara tiba-tiba tanpa persiapan.
Sebagai contoh, pada Rabu pagi, 30 Juli 2025, gempa berkekuatan Magnitudo 8,7 mengguncang wilayah tenggara Kamchatka, Rusia. Gempa dangkal ini dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka dan berpotensi menimbulkan tsunami.
Meskipun pusat gempa berada jauh dari Indonesia, pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan gelombang bisa menjalar hingga kawasan timur Indonesia dengan potensi ketinggian mencapai 50 cm. Beberapa wilayah pun diberi status 'waspada'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan dari tsunami 50 cm tersebut? Mari simak penjelasan lengkap berikut ini!
Potensi Bahaya Tsunami 50 Cm
Ketika mendengar peringatan tsunami dengan ketinggian hanya 50 cm, banyak orang mungkin menganggapnya tidak berbahaya. Gelombangnya tampak rendah, dan secara visual tidak terlihat mengancam. Namun, faktanya, tsunami setinggi 50 cm tetap memiliki potensi merusak, terutama di kawasan pesisir yang landai dan padat aktivitas.
Berikut ini penjelasan yang dirangkum dari hasil penelitian berjudul Estimation of Tsunami Hazard and Evacuation Sites Using the Cornell Multigrid Couple Tsunami Method in South Buton Regency karya Ilham dkk serta laporan detikEdu.
1. Jarak Genangan Bisa Lebih dari 200 Meter
Dalam kajian ilmiah terbaru, gelombang tsunami dengan ketinggian di bawah 0,5 meter ternyata mampu menjangkau daratan hingga lebih dari 200 meter dari garis pantai. Ini terjadi karena karakteristik gelombang tsunami yang membawa energi besar dalam volume air yang luas. Akibatnya, kawasan datar di pesisir bisa mengalami genangan yang jauh lebih luas dibanding tinggi gelombang yang tampak.
2. Dampak Luas pada Permukiman dan Infrastruktur
Meski tampak kecil, genangan tsunami setinggi 50 cm berpotensi menenggelamkan area hingga lebih dari 20 hektare. Peemukiman warga, tambak, fasilitas umum, hingga lahan pertanian bisa terdampak.
Air laut dapat merusak struktur bangunan ringan, mencemari air tanah, dan menimbulkan kerugian ekonomi. Risiko semakin tinggi jika wilayah permukiman berada dekat garis pantai tanpa penghalang alami seperti vegetasi atau tanggul.
3. Faktor yang Memperparah Dampak Tsunami
Tinggi gelombang bukan satu-satunya indikator bahaya tsunami. Faktor seperti kontur pantai, jarak bangunan ke pantai, dan kondisi topografi sangat menentukan dampaknya. Karena itu, meskipun tinggi tsunami hanya 50 cm, masyarakat tetap perlu mengikuti instruksi evakuasi dan bersiap menghadapi potensi gelombang susulan. Air setinggi pinggang pun bisa membawa bahaya jika datang tiba-tiba dan mencapai wilayah padat penduduk tanpa ada waktu untuk mengungsi.
4. Tetap Bisa Sebabkan Korban Jiwa
Jangan remehkan tsunami hanya karena tingginya terlihat kecil. Dalam sejarah, tsunami kurang dari setengah meter pernah menyebabkan korban jiwa karena datang tiba-tiba tanpa sempat diantisipasi. Terutama di daerah teluk atau pantai sempit, gelombang bisa menguat dan menerjang daratan lebih jauh.
Lebih berbahaya lagi, gelombang pertama bukan selalu yang paling kuat. Gelombang kedua hingga kelima bisa lebih besar dan datang dalam jeda waktu satu hingga tiga jam. Itulah mengapa, masyarakat perlu tetap menjauh dari pantai meskipun gelombang pertama terlihat aman.
Tips Berlindung dari Tsunami
Sistem peringatan dini tsunami dari BMKG memang semakin canggih, tetapi perlindungan terbaik tetap dimulai dari kesiapan setiap individu dan keluarga. Untuk mengurangi risiko, masyarakat perlu memahami dan menerapkan langkah-langkah penting saat terjadi potensi tsunami. Berikut ini panduan lengkap dari BMKG yang bisa dijadikan acuan.
1. Kenali Tanda Bahaya Sejak Dini
Waspadai gempa bumi kuat atau gempa ringan yang berlangsung lebih dari satu menit. Getaran panjang seperti ini berpotensi memicu tsunami, meski tidak selalu disertai peringatan langsung. Jika merasakan gempa, jangan menunggu aba-aba. Segera jauhi pantai, sungai, atau daerah dataran rendah dekat laut.
2. Cari Informasi Resmi Secepat Mungkin
Setelah merasakan gempa, segera cari tahu informasi resmi dari BMKG, baik melalui TV, radio, atau pengumuman dari pihak berwenang setempat. Ini penting untuk mengetahui apakah ada peringatan tsunami yang menyusul.
3. Lakukan Evakuasi Tanpa Menunda
Begitu peringatan tsunami diumumkan, segera lakukan evakuasi sesuai rute yang telah ditentukan sebelumnya. Jangan menunggu gelombang datang. Waktu adalah faktor krusial. Usahakan berjalan kaki menuju tempat tinggi dan tetap di sana hingga kondisi dinyatakan aman.
4. Hindari Kembali Terlalu Cepat
Gelombang tsunami bisa datang dalam beberapa gelombang, dan gelombang terbesar tidak selalu yang pertama. Tetap berada di tempat aman minimal dua hingga tiga jam setelah peringatan pertama, atau sampai ada informasi resmi yang menyatakan ancaman telah berakhir.
5. Bangun Rencana Kedaruratan Keluarga
Diskusikan rencana evakuasi bersama anggota keluarga dan tetangga. Tentukan titik kumpul, rute evakuasi tercepat, dan siapa yang bertanggung jawab pada anak-anak, lansia, atau orang berkebutuhan khusus. Dengan koordinasi, proses evakuasi bisa berjalan lebih cepat dan aman.
6. Ikuti Simulasi dan Latihan Evakuasi
Jangan abaikan pelatihan atau simulasi evakuasi yang digelar di lingkungan tempat tinggal. Latihan ini bukan hanya formalitas, tapi sangat penting untuk membiasakan diri dengan prosedur yang benar saat bencana terjadi.
7. Tetap Waspada Setelah Bencana
Setelah gelombang tsunami surut, jangan langsung kembali ke area terdampak. Hindari wilayah yang tergenang, rusak, atau berdekatan dengan instalasi listrik dan pipa gas. Tunggu instruksi lebih lanjut dari otoritas terkait sebelum kembali ke rumah.
8. Periksa Kondisi dan Kesehatan
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami luka, segera cari pertolongan medis di pos kesehatan terdekat. Selain itu, jaga kesehatan dan kebersihan, terutama jika tinggal di tempat pengungsian untuk sementara waktu.
9. Perbarui Informasi dari Sumber Resmi
Tetap ikuti perkembangan situasi dari saluran resmi seperti TV nasional, radio lokal, atau pengumuman dari pemerintah daerah. Hindari informasi dari sumber yang tidak jelas karena bisa memicu kepanikan.
Meski tsunami 50 cm terdengar sepele, ternyata potensi bahayanya tidak bisa dianggap remeh. Jadi, tetap waspada, detikers!
(par/ams)