Cucu Terduga Bunuh Nenek di Blora Diduga Depresi, Sempat Bacok Sapi Tetangga

Cucu Terduga Bunuh Nenek di Blora Diduga Depresi, Sempat Bacok Sapi Tetangga

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Senin, 28 Jul 2025 18:44 WIB
Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi garis polisi TKP pembunuhan nenek di Blora. (Foto: Rachman Haryanto)
Blora -

Nenek Patmirah (82) ditemukan tewas dengan luka sayatan di rumahnya diduga dibunuh cucunya berinisial IMH (19). Pemuda itu sehari-hari dikenal baik namun belakangan diduga depresi.

"Anak ini sebenarnya baik sekali, cerdas, sopan, santun dan punya cita-cita mulia. Karena saya tahu anak ini telah saya asuh, saya yang mengajar ngaji dari mulai TK sampai lulus SMA," ungkap tetangga korban, Muhyidin saat ditemui di rumahnya di Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, Senin (28/7/2025).

Muhyiddin mengatakan pelaku berniat untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi namun tidak mendapatkan restu dari ibunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia merasa ekonomi tidak mampu, pengin kuliah nggak bisa. Maka setelah lulus sekolah dia bekerja di Kalimantan 1 tahun, dan menabung untuk mendaftar di Pelayaran, diterima alhamdulillah," jelas Muhyidin.

ADVERTISEMENT

Anak pertama dari 2 bersaudara tersebut kemudian izin kepada ibunya untuk kuliah, namun sang ibu tidak merestui. Ibunya juga mengancam pergi dari rumah jika IMH tetap lanjut kuliah.

"Dia langsung down, dia merangkul ibunya, 'Bu saya jangan kamu tinggal, saya tujuannya untuk membahagiakan orang tua'," ucap Muhyiddin.

Muhyiddin menyebut pemuda itu sempat depresi hingga mogok makan beberapa hari. Saat itulah, IMH dititipkan di rumahnya.

"Akhirnya dipikir-dipikir, karena pikirnya banget kerasnya, akhirnya dia mengalami depresi. Dia pulang dari Kalimantan kurang lebih 1 minggu, terus karena di rumah 2 hari tidak mau makan akhirnya dibawa ke rumah saya hari Selasa (22/7)," jelasnya.

"Saya ajak bicara, bicaranya ngawur-ngawur gitu, ngelantur. Akhirnya anak itu diam saja di rumah seperti kosong pandangannya. Pikirannya kosong," sambung Muhyiddin yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban ini.

Kepada Muhyiddin, IMH mengaku mendengar bisikan-bisikan. IMH pun dinasihati dan dipersilakan tinggal di rumahnya hingga Kamis.

"Hari ketiga, saya yakin anak ini tidak kena jin, dia mengalami depresi karena keinginan yang kuat keadaan tidak memungkinkan. Dipikir terus sehingga depresi, akhirnya kena gangguan jiwa," terangnya.

Dia pun menyarankan agar pemuda itu dibawa ke rumah sakit. Pada Jumat (25/7), pemuda itu pergi dari rumah Muhyiddin diduga pulang ke rumahnya. Namun, sore harinya, dia mendengar kabar jika pemuda itu membacok sapi milik tetangganya.

"Aku pikir sudah tidak ada masalah, nah sore sekitar jam 16.00 WIB saya mendengar berita, orang-orang datang ke saya, bahwa anak ini membacok sapi. Saya kaget masak orang sebaik ini, sepolos ini membacok sapi," ujarnya.

Muhyiddin pun bergegas ke rumah IMH dan berusaha menenangkannya. Kemudian anak itu dibawa kembali ke rumah Muhyidin untuk ditenangkan, dan keluarga kemudian membawa IMH ke rumah sakit jiwa di daerah Rembang.

"Terus saya mendampingi biar tidak ada kejadian apa-apa. Saya juga tanya kenapa kamu membacok sapi? Katanya ada bisikan-bisikan, tapi tidak nyambung jawabannya. Linglung," kata dia.

Sesampainya di rumah sakit jiwa, terduga pelaku langsung ditangani oleh pihak rumah sakit. Beberapa saat kemudian, Muhyiddin mendapat kabar jika nenek IMH meninggal dengan tidak wajar.

"Terus (Jumat) jam 09.00 WIB saya dikasih tahu sama saudaranya, kalau neneknya meninggal, kupikir meninggal wajar, karena neneknya sudah tua sudah tidak aktivitas puluhan tahun, sudah pikun usianya kurang lebih 100 tahun. Saya santai saja. Saya mau pulang dikasih tahu sama saudaranya kalau neneknya meninggalnya tidak wajar, ada luka seperti dibacok, gitu. Lah saya kaget," jelasnya.

Dia menerangkan terduga pelaku merupakan anak yatim. Selama ini hubungan sosial IMH dengan teman-teman di lingkungannya juga baik.

"Sangat bagus, sangat baik, dengan siapapun sopan santun tidak pernah apa-apa, lugu orangnya," jelas dia.

Muhyiddin pun kaget jika IMH benar-benar membunuh neneknya itu. Menurutnya, selama ini Patmirah hanya bisa terbaring di tempat tidur. Dia pun berharap IMH segera pulih dan bisa beraktivitas lagi.

"Karena anak ini sangat istimewa di antara santri-santri lain. Makanya saya berdoa insyaallah anak ini bisa sembuh, bisa baik seperti semula, dan cita-citanya bisa membahagiakan orang tuanya," harapnya.

Sebagai informasi, seorang nenek bernama Patmirah (82) ditemukan meninggal secara tidak wajar. Terdapat luka sayat di bagian muka dan leher.

Kematian Patmirah diketahui sudah tidak bernyawa di atas kamar tidur di Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan Blora sekitar pukul 21.00 WIB pada, Jumat (25/7). Terduga pelaku pun sudah diamankan polisi.

"Terduga pelaku itu cucunya. Terus terkait penetapan tersangka ini kan kondisi dari tersangka ini kan belum bisa dimintai keterangan. Kami masih menunggu kesehatan mental dari terduga pelaku tersebut," ujar Kasi Humas Polres Blora AKP Gembong Widodo saat dimintai konfirmasi detikJateng melalui telepon, Senin (28/7).




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads