Aksi vandalisme dilakukan oleh tiga remaja di bendera merah putih. Mereka mencoret-coret bendera merah putih dengan tulisan Gaza di SDN Gondang 2.
Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengatakan aksi tersebut dilakukan remaja yakni SAP (13), DPP (14), dan RM (13). Ketiga remaja itu melakukan aksi pada Sabtu (19/7) malam.
"Jadi hari Sabtu itu, pelaku ini kan anak-anak berbonceng, terus main ke rumah salah satu temannya yang sebaya gitu. Tadinya mau beli Pilox untuk mengecat motornya," kata Petrus dihubungi detikJateng, Jumat (25/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di tengah perjalanan, tiga remaja itu melewati SDN 2 Gondang dan melihat adanya bendera di sana. Melihat adanya bendera yang tidak diturunkan, lalu dicat dengan tulis Gaza.
"Mereka turunkan itu (bendera), terus dicat lah itu bagian putihnya itu dengan tulisan seperti itu," ungkapnya.
Petrus mengatakan, aksi yang dilakukan tiga remaja itu terbilang fatal. Pasalnya, mereka melakukan pencoretan terhadap bendera merah putih yang menjadi simbol negara.
"Jadi motif mereka itu sebenarnya iseng, iseng ya, tapi kan itu kan fatal. Iya, betul. Ini makanya perlu kita memberikan edukasi kepada anak-anak kita ini, bendera merah putih bukan sekadar kain, tapi simbol kehormatan dan pengorbanan," ungkapnya.
Ia mengatakan, tiga remaja itu saat ini berstatus sebagai pelajar. Meski terjerat pidana, Petrus memastikan bahwa ketiganya tidak ditahan.
"(Pelaku di Mapolres?) Nggak, karena anak-anak, kan kita kalau penanganan pidana yang dilakukan oleh anak, kita pastinya harus mempedomani undang-undang sistem peradilan pidana anak. Bahwasanya kita sebisa mungkin ini tidak melakukan penahanan terhadap anak," bebernya.
Meski begitu, Petrus menyebut tiga pelaku terjerat pasal 66 jo pasal 24 huruf a jo Pasal 67 UU No 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta lagu kebangsaan.
"Banyak yang sudah memberikan masukan kepada kami untuk melakukan memberikan diversi. Diversi itu penyelesaian perkara di luar pengadilan. Kita juga melibatkan Bapas untuk Bapas itu kemudian melakukan penelitian terkait dengan trek record mereka. Kemudian nanti dari hasil penelitian itu akan terbit rekomendasi," pungkasnya.
Sementara itu, Penjaga SDN 2 Gondang, Mei Eko Setyoningrum, mengatakan pihak sekolah baru mengetahui adanya vandalisme pada Senin (21/7) pagi saat hendak upacara.
Ia mengatakan, biasanya bendera merah putih berada di sekolah selalu diturunkan. Hanya saja, saat hari Sabtu (19/7) pihak sekolah lupa menurunkan bendera.
"Biasanya setiap sore diturunkan bendera, kebetulan hari Sabtu itu lupa, hari Minggu itu saya ke sini bersih-bersih nggak lihat kalau ada bendera. Senin paginya baru ada coret-coret itu," ungkapnya.
Ia mengatakan, baru mengetahui saat hendak upacara sekolah. Karena bendera tersebut mendapat coretan, maka pihak sekolah mengganti bendera yang baru.
"Tahunya Senin pagi pas mau upacara pas upacara ganti bendera. Ketahuan pukul 06.30 WIB. Selain bendera juga vandalisme di tembok, tulisan Gaza," pungkasnya.
(apl/dil)