Saat Unsoed Diguncang Kabar Mahasiswi Jadi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar

Round-Up

Saat Unsoed Diguncang Kabar Mahasiswi Jadi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 25 Jul 2025 07:09 WIB
Kampus Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kamis (9/5/2024).
Kampus Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kamis (9/5/2024). Foto: dok. detikJateng
Solo -

Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) tengah diganggu kabar tidak enak terkait salah satu guru besarnya melakukan kekerasan seksual ke mahasiswi. Pihak rektorat disebut tengah melakukan penyelidikan.

Kabar ini diungkapkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed, Hafidz Baihaqi. Namun, dia belum bisa menjabarkannya secara detail.

"Kami ada keterbatasan, tidak semua yang kami tahu bisa disampaikan. Terduga pelaku merupakan guru besar di salah satu fakultas, korbannya seorang mahasiswi," kata Hafidz saat dimintai konfirmasi, Kamis (24/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Geruduk Rektorat

Hafidz membeberkan pada Rabu (23/7), dia dan mahasiswa lainnya menggeruduk Rektorat Unsoed. Mereka menuntut supaya kasus kekerasan seksual itu bisa segera dituntaskan.

ADVERTISEMENT

"Aksi kemarin bukan atas nama lembaga, tapi atas nama mahasiswa. Kami ingin pelaku ditindak seadil-adilnya. Kami menyuarakan ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian terhadap kampus, khususnya Satgas PPKS," terangnya.

"Terduga pelaku seorang dosen merupakan guru besar di salah satu fakultas. Ini tidak pantas bahkan itu adalah guru besar tentu harus menjaga dan menjaga ketauladanan dan memberikan etika yang baik sebagaimana seorang cendekiawan," lanjut Hafidz tegas.

Dalam aksi kemarin, Hafidz menyebut para mahasiswa ditemui oleh salah satu Wakil Rektor. Tepat pada saat itu tengah ada pembahasan sanksi terhadap terduga pelaku di rektorat.

"Beliau menjelaskan sedang ada rapat membahas rekomendasi sanksi yang akan diberikan kepada terduga pelaku," jelasnya.

Presiden BEM Unsoed Hafidz BaihaqiPresiden BEM Unsoed Hafidz Baihaqi Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

Respons Rektorat

Saat dimintai konfirmasi, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Prof Kuat Puji Prayitno mengungkapkan, Unsoed sudah membentuk tim untuk mengusut kasus tersebut. Tim itu terdiri dari tujuh orang.

"Yang utama saya tegaskan bahwa Unsoed berkomitmen terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual. Tim Pemeriksa telah bekerja untuk melakukan pendalaman terhadap dugaan kasus tersebut," kata dia dalam siaran pers yang diterima detikJateng, Kamis (24/7).

Kuat menerangkan tim yang dibentuk telah memanggil dan memeriksa beberapa saksi. Termasuk terlapor sudah dimintai keterangannya.

"Kami telah memanggil Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (SATGAS PPK) selaku penerima laporan. Kemudian juga telah memanggil terlapor. Saat sekarang masih melakukan pendalaman," terangnya.

Kuat melanjutkan, Unsoed berkomitmen menindaklanjuti secara serius dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru besar itu. Tim Pemeriksa selanjutnya bakal memanggil para saksi, termasuk tenaga ahli jika diperlukan.

"Kami sampaikan, jangan menyangsikan keseriusan Unsoed dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Karena selama ini sudah banyak kasus yang diselesaikan dengan baik. Kami tegaskan, Unsoed berkomitmen sebagai kampus anti kekerasan seksual. Karenanya, kami akan menuntaskan kasus ini," pungkasnya.




(apu/afn)


Hide Ads