Unik! Ada 3 Pasang Anak Kembar di Angkatan Pertama Sekolah Rakyat Magelang

Unik! Ada 3 Pasang Anak Kembar di Angkatan Pertama Sekolah Rakyat Magelang

Eko Susanto - detikJateng
Sabtu, 19 Jul 2025 21:20 WIB
Tiga pasang anak kembar siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 15 Magelang yang berada di Tegalrejo, Sabtu (19/7/2025).
Tiga pasang anak kembar siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 15 Magelang yang berada di Tegalrejo, Sabtu (19/7/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Ada yang unik dan istimewa di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 15 Magelang. Dari 50 siswa, ada 3 pasang anak kembar berjenis kelamin perempuan.

SRMA 15 Magelang yang menempati Pusdiklat Pamong Praja di Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Untuk siswa ada 50 anak terdiri putera 16 dan 34 puteri. Khusus dari 34 siswi tersebut, 6 di antaranya merupakan anak kembar.

Tiga pasang anak kembar ini terdiri Istiana (16) dengan Istiani (16) asal Srumbung, Handayani (16) dengan Aryani (16) asal Tegalrejo, dan Siva (15) dengan Sevi (15) asal Pakis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga pasang anak kembar ini dinilai paling aktif di antara teman-teman lainnya. Mereka sering menyemangati kepada teman-teman lainnya.

"Siswa berasal dari wilayah Kabupaten Magelang. Ada yang dari Ngablak, Pakis, Kaliangkrik, Dukun, hampir ada (semua) dan rata-rata masuk desil 1. Dengan kondisi perekonomian memang tidak mampu," kata Kepala SRMA 15 Magelang, Anisatul Masruroh kepada wartawan di lokasi, Sabtu (19/7/2025).

ADVERTISEMENT

Total siswa ada 50 anak terdiri 16 puteri dan 34 putera. Kemudian per rombel ada 25 anak.

"Yang kembar itu memang aktif sekali. 3 pasang aktif semua, saling menjaga. Bahkan menyuprot teman-temannya. Kalau ada teman-temannya yang sedih, mereka (kembar) selalu menghibur, selalu aktif memberikan suport. Enam-enamnya aktif semua," sambung Anisatul.

"Ada yang tahfiz al-qur'an 8 juz. Jadi, tiap malam tetap murajah terus. Habis magrib ngaji," imbuhnya.

Sementara itu, Siva mengatakan, selalu satu sekolah dan untuk di kelas dipisah.

"Kalau satu kelas berisik. Pisah kelas itu mulai dari SMP sampai sekarang ini," ujar Siva.

Sedangkan Handayani mengatakan, anak nomor tiga dari empat bersaudara. Pihaknya menyebutkan selalu sekolah bersama terus.

"Kalau SMP dulu beda kelas. Guru sering salah (menyebut nama). Saya memaklumi saja, bedanya kalau Aryani (adik) ada gingsulnya," tuturnya.

Hal senada disampaikan Istiana dan Istiani. Mereka saat berada di SMP pun tetap sekelas.

"Kalau di sini dipisah. Seminggu ini, bu guru belum bisa membedakan," kata dia yang mengaku senang dan kerasan.

Para siswa SRMA 15 Magelang yang tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ditinjau Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono. Jabo pun sempat berdialog kepada anak kembar ini. Mereka ada yang bercita-cita menjadi pengusaha, dokter, perawat dan guru.

"Kita makan bersama (makan malam) dan anak-anak sekolah di sini merasa senang. Itu yang diharapkan Pak Presiden di dalam membuat sekolah rakyat. Pertama, untuk memutus transmisi kemiskinanan dan kedua, untuk memuliakan saudara-saudara kita yang kurang mampu. Dan yang ketiga, memberikan harapan bagi keluarga-keluarga kurang mampu," kata Jabo.

Untuk keunikan di SRMA 15 Magelang, kata Jabo, ada tiga pasang anak kembar yang bersekolah.

"Ada enam siswa yang mereka kembar. Saya sempat tanya kepada salah satu anak kembar, mereka senang dan berbahagia karena pemerintah menyediakan sekolah rakyat," ujarnya.

"Yang unik (anak kembar) di Magelang ini. Ternyata ada tiga (pasang) kembar, enam anak," pungkasnya.




(afn/afn)


Hide Ads