Cerita Guru Madin Demak Diminta Rp 25 Juta Usai Tampar Murid 3 Bulan Lalu

Cerita Guru Madin Demak Diminta Rp 25 Juta Usai Tampar Murid 3 Bulan Lalu

Dian Utoro Aji - detikJateng
Jumat, 18 Jul 2025 18:11 WIB
Guru madin AZ saat didatangi rombongan DPRD Demak, Jumat (18/7/2025).
Guru madin AZ saat didatangi rombongan DPRD Demak, Jumat (18/7/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Demak -

Guru madrasah diniyyah (madin) di Demak, AZ atau Mbah Zuhdi (50), menceritakan saat dirinya tiba-tiba diminta Rp 25 juta sebagai uang damai usai dirinya menampar muridnya. Dia bercerita sudah pernah meminta maaf dan baru tiga bulan usai peristiwa tiba-tiba didatangi orang dan diminta Rp 25 juta.

Mbah Zuhdi yang merupakan seorang guru ngaji dan petani itu bahkan harus utang sana-sini untuk membayar uang damai agar dirinya tak dilaporkan ke polisi. Zuhdi mengatakan kejadian itu terjadi pada 30 April 2025 lalu.

Saat itu Mbah Zuhdi sedang mengajar di dalam kelas. Namun di kelas lainnya, ada murid yang saling lempar dengan sandal. Sandal itu mengenai pecinya. Karena kesal, Mbah Zuhdi kemudian spontanitas mencari murid yang melempar sandal dan menamparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mulanya saya itu mengajar. Saat saya mengajar ada keramaian di luar kelas. pada lempar lemparan pakai sandal kena peci saya sampai jatuh. Kemudian saya cari siapa yang melempar. Sampai saya masuk ke dalam kelas," jelasnya kepada wartawan di lokasi, Jumat (18/7/2025).

"Saya memberikan peringatan apabila tidak ada yang mengaku akan saya bawa ke kantor. Kemudian para siswa ini menunjuk siswa D ini. Lalu saya keplak (tampar), itu menampar mendidik, tidak ada 30 tahun menampar sampai gosong atau luka tidak ada, tidak pernah," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

AZ mengakui jika menampar muridnya itu. Hanya dia bermaksud menampar untuk memberikan pembelajaran, bukan karena untuk melukai muridnya.

"Memang saya terkenal galak. Saya akui galak, tapi tidak sampai ada yang cedera, saya tampar masih baik," ujarnya.

Diminta Uang Damai 3 Bulan Kemudian

Saat orang tua murid itu melapor ke pihak madrasah, Mbah Zuhdi telah mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada pihak murid.

"Akhirnya ibunya anak ini lapor ke Madin, saya juga minta maaf yang banyak. Ternyata orang tua murid ini minta di akta materai. Namun isi materai ini akan disepakati orang tua murid di rumah. Selama tiga bulan saya kira sudah baik, karena orang tua muridku, anaknya ya muridku, itu perkiraan saya," jelasnya.

Tiga bulan tak ada kabar, Mbah Zuhdi sempat mengira kasusnya telah selesai. Namun ternyata selang tiga bulan ada lima pria yang mengaku LSM meminta uang damai Rp 25 juta. Kasus itu sudah diadukan ke polisi.

Mereka turut membawa surat pemberitahuan dari kepolisian terkait aduan dirinya menampar murid. Awalnya mereka minta uang damai senilai Rp 25 juta namun akhirnya bisa diturunkan menjadi Rp 12,5 juta.

"Sampai tiga bulan tiba-tiba ada LSM bawa surat undangan itu. Singkatnya LSM ini minta awalnya Rp 25 juta, kemudian turun Rp 15 juta dan terakhir Rp 12,5 juta," jelasnya.

Karena takut, ia terpaksa membayar. Mbah Zuhdi mengaku harus utang sana sini untuk bisa membayar agar orang tua murid mencabut laporannya ke polisi.

"Kemudian karena teman banyak utang-utang sampai Rp 12,5 juta. Itu terus bisa damai. Itu utang ada Rp 1 juta," ujarnya.




(afn/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads