Empat anak di bawah umur ditemukan kelaparan dan sebagian kakinya dirantai di rumah SP (65), di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Mereka di rumah SP tersebut untuk mondok atau pesantren.
"Iya. Jadi izinnya (SP) mengambil anak-anak itu biar mondok ke tempat saya (SP)," kata Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Muksin, kepada detikJateng Senin (14/7/2025).
Padahal, lanjut dia, di rumah tersebut juga tidak ada yayasan. Tetapi hanya rumah biasa. Di rumah itu, SP bersama istrinya, tetapi istrinya juga takut dengan suaminya tersebut. Sedangkan anak-anaknya sudah besar semua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengungkapkan dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, orang tua anak-anak tersebut menitipkan ke SP untuk mengaji.
"Alasan dari orang tuanya menitipkan ke Pak S yang ada di Andong ini karena pertimbangannya anak tersebut diberi pendidikan dan pengajaran untuk mengaji. Serta diberikan pendidikan secara informal karena Pak S ini sebelumnya memang sudah dikenal sebagai salah satu tokoh yang cukup religius di wilayah itu," kata Rosyid kepada wartawan.
Ditanya terkait motif SP merantai anak tersebut, Rosyid menerangkan, hasil interogasi sementara itu bentuk cara pengajaran yang dilakukan oleh SP kepada anak-anak tersebut.
"Untuk hasil interogasi sementara ya itu bentuk cara pengajaran yang dilakukan oleh Saudara S kepada si anak-anak (dirantai)," ucap Rosyid.
Kasus ini terungkap setelah salah satu korban ketahuan warga mencuri kotak amal masjid pada Minggu (13/7) dini hari. Saat itu, anak tersebut nekat karena adiknya kelaparan.
Muksin menuturkan, bukti bahwa empat anak itu kelaparan adalah saat pihaknya membelikan nasi. Makanan tersebut ludes mereka santap dalam waktu sekejap.
"Saya belikan nasi, telur sama oseng terus saya berikan ke 4 anak itu. Tidak ada 5 menit semua habis. Kan benar-benar anak kelaparan," ungkapnya.
(apu/ahr)