Suhu udara di dataran tinggi Dieng turun dalam 2 hari terakhir. Suhu udara turun hingga 0 derajat celsius dan membuat embun di kompleks Candi Arjuna dan Candi Setyaki beku.
Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) memasang alat pengukur cuaca otomatis atau automatic weather station (AWS). Alat ini dipasang di pelataran kompleks Candi Arjuna.
"Alat ini dipasang di komplek Candi Arjuna Dieng. Selain itu yang terdekat dari Dieng, kami juga pasang di area kebun teh Tambi. Hari ini kami maintenance untuk mengecek kondisi alat," kata Wahyu Nugroho dari Direktorat Instrumentasi dan Kalibrasi BMKG saat dihubungi detikJateng, Jumat (11/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Alat ini untuk mengukur suhu udara, arah angin, radiasi matahari, hingga suhu permukaan rumput. Mengingat di dataran tinggi Dieng kerap terjadi embun beku atau embun upas.
"ini untuk melihat atau mengukur nilai parameter cuaca, suhu udara kelembaban, radiasi matahari, arah angin sampai suhu permukaan rumput. Karena kan di Dieng ini sering terjadi embun upas," ujarnya.
![]() |
Hasil dari alat ukur ini ditampilkan dalam monitor yang dipasang di pintu masuk obyek wisata Candi Arjuna. Diharapkan akan memudahkan wisatawan melihat cuaca Dieng secara berkala.
"Untuk alatnya kami pasang di lapangan dekat Candi Arjuna. Sementara data kami tampilkan di pintu masuk Candi Arjuna," terangnya.
Sedangkan untuk memprediksi munculnya embun es, Wahyu menyebut ada beberapa faktor. Di antaranya, langit cerah, suhunya rendah, dan kelembaban udara 95 ke atas.
"Cuaca cerah, tidak hujan, tidak ada angin, suhunya rendah. Dan ada kelembaban 95 ke atas atau mendekati 100," jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Dieng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Sri Utami mengatakan, fenomena alam embun es menjadi daya tarik wisata. Meskipun di sisi lain menjadi kekhawatiran petani Dieng lantaran bisa merusak tanaman.
"Kalau embun es ini memang menjadi daya tarik wisata di Dieng. Banyak yang memang ke Dieng untuk melihat fenomena alam ini. Meskipun kalau embun es-nya tebal, itu bisa merusak tanaman kentang," tambahnya.
(rih/apu)