20 Virus Baru Ditemukan pada Kelelawar di China, Berpotensi Tulari Manusia

Internasional

20 Virus Baru Ditemukan pada Kelelawar di China, Berpotensi Tulari Manusia

Khadijah Nur Azizah - detikJateng
Senin, 07 Jul 2025 13:26 WIB
Many small bats are flying out of the habitat to go to feed.
Ilustrasi kelelawar. Foto: Getty Images/iStockphoto/BirdHunter591
Solo -

Sebanyak 20 virus baru ditemukan pada kelelawar di China. Dua di antaranya secara genetik mirip dengan penyakit mematikan yang sudah diketahui, menimbulkan 'kekhawatiran mendesak' dari para ahli tentang risikonya terhadap manusia.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh PLOS Pathogens pada 24 Juni, dikutip detikHealth Senin (7/7/2025), para peneliti menguji 142 kelelawar dari sepuluh spesies berbeda di Provinsi Yunnan, China. Dari penelitian itu, peneliti menemukan 20 virus, spesies bakteri, hingga parasit baru.

Kelelawar diketahui merupakan reservoir (penampung) alami bagi banyak patogen yang bisa menyebabkan penyakt pada manusia. Namun, tingkat bakteri, virus, maupun agen infeksius yang terkandung di dalamnya belum diketahui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar studi yang dilakukan sebelumnya fokus pada feses atau kotoran kelelawar daripada organ dalamnya, pasalnya lebih mudah untuk dikumpulkan. Namun, temuan itu hanya memberi tahu peneliti terkait virus yang masuk ke dalam feses.

Untuk menyelidiki patogen yang ada di ginjal kelelawar, sebuah tim yang dipimpin oleh Yun Feng dari Institut Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Endemik Yunnan mengambil sampel ginjal dari 142 kelelawar dari 10 spesies yang dikumpulkan dari provinsi Yunnan, China.

ADVERTISEMENT

Hasil Penelitian

Berdasarkan pengurutan genetik, dari 22 virus yang ditemukan, 20 di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya. Kemudian parasit protozoa baru dan dua jenis bakteri, salah satunya baru dalam ilmu pengetahuan.

"Kelelawar yang buang air kecil di mangkuk pengumpul kurma adalah cara virus Nipah pertama kali menyebar dari kelelawar ke manusia," kata rekan penulis Studi Edward Holmes, seorang ahli virus di Universitas Sydney di Australia kepada Live Science.

Karena kelelawar dalam penelitian ini tinggal di dekat kebun buah di dekat desa manusia, ada risiko buah yang terkontaminasi dapat memungkinkan patogen ini berpindah ke ternak atau manusia.

Penemuan ini menyoroti pentingnya mengambil sampel hewan seperti kelelawar yang tinggal di dekat populasi manusia. Akan sangat membantu juga untuk memantau populasi manusia yang mungkin terpapar hewan ini, untuk mengidentifikasi potensi ancaman virus sebelum muncul.




(apu/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads