Benarkah Fenomena Aphelion Juli 2025 Membuat Suhu Lebih Dingin? Ini Faktanya

Benarkah Fenomena Aphelion Juli 2025 Membuat Suhu Lebih Dingin? Ini Faktanya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 07 Jul 2025 13:04 WIB
Fenomena Aphelion 2022, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui
Ilustrasi Aphelion. Foto: JPL/NASA
Solo -

Pada Juli 2025, terjadi fenomena langit tahunan bernama Aphelion. Kabarnya, peristiwa ini membuat suhu cuaca menjadi begitu dingin, benarkah?

Dilansir Forbes, Aphelion adalah kondisi ketika Bumi terletak di titik terjauh dari Matahari dalam lintasan orbitnya yang berbentuk elips. Sebaliknya, posisi Bumi terdekat dengan Matahari disebut Perihelion.

Tahun ini, pada fenomena Aphelion, Bumi berjarak 152 juta kilometer dari Matahari. Sebagai perbandingan, laman resmi Science National Aeronautics and Space Administration (NASA) menjelaskan bahwa jarak rata-rata Bumi dengan Matahari adalah 150 atau persisnya 149,6 juta kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, ada perbedaan 2 sampai 3 juta kilometer ketika Bumi berada di titik Aphelion. Pertanyaannya, apakah benar perbedaan jarak ini mengakibatkan suhu di Bumi jadi lebih dingin? Simak pembahasan ringkasnya di bawah ini!

Apa Benar Fenomena Aphelion Membuat Suhu Bumi Lebih Dingin?

Hampir setiap tahun, pertanyaan serupa muncul. Mengingat, selama rentang waktu Juni-Juli, suhu udara memang terasa lebih dingin dan pada waktu itulah, Bumi berada di titik Aphelion, persisnya awal Juli.

ADVERTISEMENT

Menurut penjelasan dalam laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Aphelion bukanlah penyebab suhu dingin yang terasa pada kisaran Juli. Memang benar bahwa Bumi tengah berada di titik terjauhnya. Namun, hal itu bukan serta-merta jadi penyebab suhu dingin.

"Saat Aphelion, posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari Bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan Bumi," tulis BMKG, dikutip pada Senin (7/7/2025).

Alih-alih, penyebab suhu udara dingin adalah musim kemarau. Udara dingin ini dibawa oleh angin timur-tenggara dari Australia alias muson timur. Pergerakan udara dingin dari Australia ini akan melewati wilayah Indonesia dengan suhu permukaan laut lebih rendah. Oleh karena itu, beberapa daerah di bagian selatan khatulistiwa, seperti Jawa dan Bali, akan terpapar suhu lebih dingin.

Penyebab suhu dingin lainnya adalah berkurangnya awan dan hujan. Ketidakhadiran kedua faktor tersebut mengakibatkan tidak adanya uap air dan air. Dua hal ini kemudian menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan Bumi tidak tersimpan di atmosfer pada malam hari.

Bukan hanya tidak tersimpan, panas radiasi dari Bumi juga akan langsung dilepas ke atmosfer luar. Alhasil, suhu udara jadi terasa lebih dingin, utamanya pada malam sampai pagi hari.

Menariknya, jika di beberapa wilayah Indonesia terasa dingin, daerah lain di dunia justru merasa kepanasan akibat heatwave. Hal ini disebabkan fakta bahwasanya Bumi berputar di poros yang miring.

Nah, kemiringan sebesar 23,4 derajat ini mengakibatkan jumlah sinar Matahari yang diterima berbeda. Sebagai contoh, saat ini, belahan Bumi bagian utara condong ke arah Matahari sehingga mendapatkan sinar lebih lama. Di sisi lain, belahan Bumi bagian selatan justru jauh dari Matahari sehingga punya hari-hari yang lebih pendek nan dingin.

Adakah Dampak Aphelion untuk Bumi?

Jadi, apakah ada dampak fenomena Aphelion untuk Bumi? Disadur dari laman New York Times, dampak Aphelion terhadap Bumi adalah lebih banyak atau sedikitnya sinar Matahari yang diterima. Meski begitu, perubahannya tidak signifikan.

Sebagaimana telah disinggung sekilas sebelumnya, saat Aphelion terjadi, Bumi belahan utara akan merasakan hari-hari musim panas yang lebih panjang. Di belahan Bumi selatan, Aphelion justru mengakibatkan musim dingin lebih lama.

Apabila lintasan orbit Bumi berbentuk lingkaran sempurna, bukan elips atau telur seperti saat ini, panjang musim mungkin akan jadi sama persis. Artinya, jumlah hari untuk musim panas, dingin, gugur, maupun semi tidak berlainan.

"Jika, entah bagaimana, kita menjentikkan jari ajaib kita dan orbit Bumi menjadi lebih melingkar, mungkin semuanya akan baik-baik saja," terang Kirby Runyon, seorang geolog di Planetary Science Institute.

Jadwal Aphelion dan Perihelion Selanjutnya

Dirangkum dari laman Time and Date, berikut ini jadwal fenomena Aphelion dan Perihelion untuk tahun-tahun selanjutnya:

Tahun 2025

  • Perihelion: 4 Januari 2025
  • Aphelion: 4 Juli 2025

Tahun 2026

  • Perihelion: 4 Januari 2026
  • Aphelion: 7 Juli 2026

Tahun 2027

  • Perihelion: 3 Januari 2027
  • Aphelion: 5 Juli 2027

Tahun 2028

  • Perihelion: 5 Januari 2028
  • Aphelion: 4 Juli 2028

Tahun 2029

  • Perihelion: 3 Januari 2029
  • Aphelion: 6 Juli 2029

Demikian pembahasan ringkas mengenai benar tidaknya fenomena Aphelion membuat suhu dingin. Semoga menjawab pertanyaanmu ya, detikers!




(par/ahr)


Hide Ads