13 Penyebab Sering Sariawan dan Cara Mengatasinya agar Cepat Sembuh

13 Penyebab Sering Sariawan dan Cara Mengatasinya agar Cepat Sembuh

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Rabu, 18 Jun 2025 17:14 WIB
ilustrasi sariawan
Ilustrasi sariawan. (Foto: Getty Images/AH86)
Solo -

Sering sariawan bisa menjadi tanda adanya gangguan tertentu di dalam tubuh, mulai dari kekurangan nutrisi hingga masalah pada sistem imun. Meskipun tampak sepele, sariawan yang muncul berulang kali tentu mengganggu kenyamanan saat makan, berbicara, atau bahkan saat menyikat gigi. Untuk memahami penyebab sering sariawan dan cara mengatasinya agar cepat sembuh, penting untuk mengenali terlebih dahulu gejala dan faktor pemicu yang mendasarinya.

Sariawan biasanya muncul di permukaan dalam pipi dan bibir, lidah, langit-langit mulut bagian atas, serta dasar gusi. Gejalanya dimulai dengan satu atau lebih bintik atau benjolan merah yang terasa nyeri dan kemudian berkembang menjadi luka terbuka. Luka tersebut memiliki pusat berwarna putih atau kuning dan umumnya berukuran kecil, biasanya kurang dari satu sentimeter. Selama proses penyembuhan, warna luka dapat berubah menjadi abu-abu.

Lantas, apa yang membuat sariawan kerap muncul secara berulang? Ternyata ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi tersebut, detikers. Yuk, simak penjelasan berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Sering Sariawan

Sariawan yang terus berulang disebabkan karena beberapa hal. Mari simak penjelasan yang dihimpun dari laman The American Academy of Oral Medicine, Medline Plus, Healthline, WebMD, Cleveland Clinic, dan Medical News Today berikut ini!

1. Infeksi Virus

Beberapa kasus sariawan mungkin berkaitan dengan infeksi virus. Walaupun tidak menular seperti herpes, infeksi tertentu bisa memicu reaksi imun yang menyebabkan luka di dalam mulut. Sariawan juga kerap muncul bersamaan dengan infeksi virus lainnya tanpa penyebab yang pasti, menandakan kemungkinan keterlibatan faktor virus dalam memicu atau memperparah kondisi ini.

ADVERTISEMENT

2. Luka di Mulut

Luka fisik pada jaringan mulut merupakan pemicu umum sariawan. Luka ini bisa disebabkan oleh menyikat gigi terlalu keras, tergigit saat makan, atau akibat prosedur gigi seperti pemasangan kawat dan gigi palsu yang tidak pas. Sariawan juga bisa muncul akibat penggunaan gigi palsu terlalu lama atau kebersihannya tidak terjaga.

3. Stres dan Gangguan Emosional

Stres emosional menjadi salah satu pemicu paling umum munculnya sariawan. Dalam kondisi stres, sistem imun dapat melemah sehingga tubuh lebih rentan terhadap luka atau peradangan ringan, termasuk pada jaringan lunak di mulut. Banyak penderita melaporkan sariawan kambuh saat mengalami tekanan mental atau kelelahan.

4. Ketidakseimbangan Hormon

Fluktuasi hormon dalam tubuh juga berperan dalam munculnya sariawan, terutama pada perempuan. Perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi sering dikaitkan dengan kemunculan sariawan, meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah.

5. Alergi Makanan atau Produk Perawatan

Beberapa bahan dalam makanan atau produk perawatan mulut seperti pasta gigi dan obat kumur bisa menimbulkan reaksi alergi yang menyebabkan sariawan. Senyawa tertentu dalam makanan atau bahan kimia seperti sodium lauryl sulfate pada pasta gigi dapat mengiritasi lapisan dalam mulut, memicu luka dan rasa perih.

6. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan vitamin dan mineral tertentu merupakan faktor risiko utama dalam perkembangan sariawan. Tubuh yang kekurangan zat besi, folat, vitamin B12, zinc, atau kalsium menjadi lebih rentan terhadap luka dan peradangan di mulut. Nutrisi yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan jaringan mukosa di rongga mulut.

7. Penyakit Sistem Imun

Sariawan dapat menjadi gejala dari gangguan sistem imun, baik yang tergolong ringan maupun berat. Dalam beberapa kasus, sistem imun bereaksi keliru dengan menyerang jaringan sehat di mulut seolah-olah itu benda asing, sehingga memicu luka berulang. Kondisi ini bisa terjadi pada kelainan autoimun ringan tanpa gejala sistemik yang mencolok.

Namun, sariawan juga bisa menjadi tanda dari penyakit autoimun yang lebih serius seperti HIV, lupus, atau penyakit behcet. Sariawan akibat gangguan ini biasanya lebih besar, lebih nyeri, dan berlangsung lebih lama dibandingkan jenis biasa.

8. Penyakit Saluran Pencernaan

Beberapa penyakit pada saluran pencernaan seperti penyakit crohn dan celiac memiliki gejala sariawan. Luka ini bisa menjadi tanda adanya peradangan kronis di sistem pencernaan yang memengaruhi jaringan di luar usus, termasuk mulut. Munculnya sariawan bisa menjadi petunjuk awal adanya gangguan pencernaan yang lebih serius.

9. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Obat-obatan seperti antiinflamasi nonsteroid misalnya ibuprofen dapat menjadi pemicu munculnya sariawan pada sebagian orang. Reaksi terhadap obat ini bisa berupa iritasi jaringan lunak mulut yang memicu pembentukan luka. Antibiotik spektrum luas juga bisa memengaruhi flora normal mulut dan memicu infeksi jamur atau sariawan.

10. Riwayat Keluarga

Faktor genetik juga berperan dalam risiko seseorang mengalami sariawan. Individu yang memiliki anggota keluarga dekat dengan riwayat sariawan lebih mungkin untuk mengalaminya juga. Ini menunjukkan adanya kecenderungan bawaan yang memengaruhi reaksi imun atau sensitivitas jaringan mulut terhadap pemicu tertentu.

11. Jenis Makanan Tertentu

Makanan yang bersifat asam atau pedas seperti buah sitrus, tomat, stroberi, nanas, cuka, dan minuman berkarbonasi sering dilaporkan sebagai pemicu sariawan. Makanan ini dapat mengiritasi permukaan jaringan lunak di mulut, terutama jika ada luka kecil sebelumnya, dan memperparah peradangan yang sudah ada.

12. Perubahan Kebiasaan atau Gaya Hidup

Gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan tinggi gula juga bisa memperburuk risiko terkena sariawan, terutama jika disertai kebersihan mulut yang buruk. Selain itu, penggunaan gigi palsu yang tidak tepat serta tidak mengikuti kebersihan mulut yang baik turut memperbesar kemungkinan luka di mulut berkembang menjadi sariawan.

13. Penyebab yang Tidak Diketahui

Pada banyak kasus, sariawan muncul tanpa sebab yang jelas. Meskipun berbagai faktor telah dikenali, sebagian besar kasus tidak memiliki pemicu yang dapat diidentifikasi secara pasti. Hal ini menunjukkan bahwa sariawan bisa merupakan hasil kombinasi kompleks antara genetik, lingkungan, dan respon tubuh terhadap stres atau iritasi ringan.

Cara Mengatasi Sariawan agar Cepat Sembuh

Jika detikers mengalami sariawan berulang, sebaiknya jangan dibiarkan saja. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mempercepat penyembuhannya.

1. Gunakan Obat Oles dan Anestesi Topikal

Obat oles yang dijual bebas atau diresepkan dapat membantu mengurangi nyeri akibat sariawan dan mempercepat proses penyembuhan. Produk-produk ini biasanya mengandung bahan seperti benzokain, fluosinonid, atau hidrokortison yang bekerja langsung pada luka. Beberapa salep juga mengandung kortikosteroid topikal seperti triamcinolone acetonide atau clobetasol untuk meredakan peradangan dan nyeri.

Obat ini dioleskan langsung ke area sariawan beberapa kali sehari, terutama sebelum makan atau tidur, untuk memberikan efek pereda nyeri sementara. Pastikan mulut dalam keadaan bersih sebelum menggunakannya agar obat dapat bekerja lebih efektif.

2. Berkumur dengan Cairan Antiseptik

Berkumur secara rutin membantu menjaga kebersihan area mulut yang terkena sariawan dan mencegah infeksi sekunder. Cairan kumur yang mengandung antiseptik seperti chlorhexidine atau hydrogen peroxide bisa digunakan untuk membunuh kuman dan mempercepat penyembuhan.

Selain itu, larutan rumahan juga bisa digunakan sebagai alternatif. Campuran air hangat dengan garam atau baking soda bisa digunakan 3 hingga 4 kali sehari untuk meredakan nyeri dan membersihkan luka. Campuran lain yang efektif adalah setengah bagian hydrogen peroxide dengan setengah bagian air yang dioleskan langsung ke luka menggunakan kapas, kemudian ditindaklanjuti dengan mengoleskan milk of magnesia pada sariawan.

3. Coba Obat Resep Jika Sariawan Parah atau Sering Kambuh

Jika sariawan sangat besar, menyakitkan, berlangsung lama, atau sering muncul kembali, maka diperlukan pengobatan yang lebih kuat. Dokter dapat meresepkan obat minum seperti sucralfate yang biasa digunakan untuk mengobati tukak lambung atau colchicine yang digunakan untuk mengobati asam urat namun terbukti dapat meredakan sariawan.

Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan meresepkan obat kortikosteroid dalam bentuk pil untuk mengendalikan respons sistem imun yang berlebihan. Pengobatan ini biasanya dilakukan jika pengobatan topikal tidak efektif.

4. Hindari Makanan dan Minuman yang Memperparah Luka

Makanan pedas, asam, panas, atau yang keras dapat memperburuk kondisi sariawan. Untuk mempercepat penyembuhan, sebaiknya menghindari makanan seperti keripik, buah sitrus, tomat, serta makanan dan minuman yang terlalu panas. Makanan seperti wortel, seledri, atau melon yang bersifat lembut dan tidak mengiritasi bisa menjadi pilihan yang lebih aman.

Menjaga pola makan yang lembut dan tidak memicu iritasi sangat penting selama proses penyembuhan. Makanan bergizi tinggi juga membantu memperkuat sistem imun tubuh agar mampu melawan peradangan dengan lebih efektif.

5. Perhatikan Kebersihan Mulut

Sikat gigi dengan bulu keras dapat melukai jaringan lunak di mulut dan memperburuk sariawan. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan hindari menyikat terlalu keras agar jaringan mulut tidak mengalami trauma tambahan.

Kebersihan mulut yang baik juga mengurangi risiko infeksi sekunder pada sariawan. Menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan benang gigi setiap hari akan membantu menjaga kesehatan rongga mulut secara keseluruhan.

Namun, beberapa orang mengalami iritasi akibat sodium lauryl sulfate atau SLS yang merupakan bahan pembusa dalam pasta gigi. Mengganti pasta gigi dengan produk bebas SLS bisa mengurangi frekuensi kambuhnya sariawan.

6. Pertimbangkan Suplemen Nutrisi Bila Perlu

Sariawan juga bisa berkaitan dengan kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin B kompleks, vitamin C, zinc, atau zat besi. Jika diduga berkaitan dengan kekurangan gizi, suplemen bisa membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah kekambuhan.

Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk memastikan kebutuhan suplemen yang tepat. Pemeriksaan darah bisa membantu menentukan apakah ada defisiensi yang perlu diatasi.

7. Gunakan Bahan Alami

Beberapa bahan alami telah dilaporkan membantu meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan sariawan. Gel lidah buaya bisa dioleskan langsung ke luka untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit. Minum jus lidah buaya juga dapat memberikan manfaat tambahan.

Madu juga diketahui memiliki sifat antiradang dan antimikroba. Mengoleskan madu pada luka secara rutin bisa membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat pemulihan. Walaupun belum didukung uji klinis besar, banyak orang merasakan manfaat dari terapi alami ini.

8. Kelola Stres dan Istirahat Cukup

Stres diketahui sebagai salah satu faktor pencetus sariawan. Mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas fisik ringan bisa membantu menurunkan risiko sariawan kambuh. Cukup tidur dan menjaga kebugaran tubuh secara umum juga membantu menjaga sistem imun agar tetap kuat dalam menangkal penyebab luka di mulut.

14. Konsultasi ke Dokter Bila Sariawan Tak Kunjung Sembuh

Jika sariawan tidak sembuh dalam waktu dua minggu, semakin parah, sering kambuh, atau disertai gejala lain seperti demam, diare, sakit kepala, atau ruam kulit, maka perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Sariawan yang menetap bisa menjadi tanda dari kondisi medis lain yang lebih serius.

Jadi, sudah tahu kenapa sariawan kerap muncul secara berulang, detikers? Semoga penjelasan di atas bermanfaat!




(sto/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads