Besok 5 Juli 2025 Puasa Apa? Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya

Besok 5 Juli 2025 Puasa Apa? Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 04 Jul 2025 16:03 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa. (Foto: Freepik)
Solo -

Bulan Juli 2025 berjalan beriringan dengan Muharram 1447 Hijriah. Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, dan menjadi momentum awal untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk puasa sunnah. Tak heran, banyak umat Islam yang mulai mencari tahu: besok 5 Juli 2025 puasa apa?

Berdasarkan perhitungan kalender Hijriah dari berbagai lembaga, tanggal 5 Juli 2025 bertepatan dengan tanggal 9 atau 10 Muharram, tergantung acuan kalender yang diikuti. Ini berarti, besok menjadi momen penting bagi siapa saja yang ingin menjalankan puasa Tasua atau Asyura, dua ibadah sunnah yang memiliki sejarah dan keutamaan luar biasa dalam Islam.

Untuk mengetahui lebih jelas apakah besok termasuk hari Tasua atau Asyura, serta memahami bacaan niat dan keutamaannya, silakan simak penjelasan lengkap di bawah ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Besok 5 Juli 2025 Puasa Apa?

Terdapat dua jenis puasa sunnah yang akan dilaksanakan pada 5 Juli 2025 karena terdapat perbedaan penanggalan Hijriah antara NU dan Pemerintah dengan Muhammadiyah.

1. Puasa 5 Juli 2025 Menurut Pemerintah dan NU

Bagi umat Islam yang mengikuti kalender resmi Kementerian Agama RI dan kalender Nahdlatul Ulama (NU), 1 Muharram 1447 H ditetapkan jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Dengan perhitungan tersebut, tanggal 5 Juli 2025 bertepatan dengan 9 Muharram 1447 H, sehingga umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa Tasua pada hari itu.

ADVERTISEMENT

Puasa Tasua merupakan puasa sunnah yang dijalankan sehari sebelum puasa Asyura. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menunaikan puasa pada tanggal 9 Muharram agar tidak menyerupai tradisi puasa kaum Yahudi yang hanya melaksanakan puasa di tanggal 10 saja. Maka, Sabtu 5 Juli 2025 menjadi momen yang tepat untuk menjalankan sunnah ini.

2. Puasa 5 Juli 2025 Menurut Muhammadiyah

Sementara itu, Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025, berdasarkan sistem Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Maka, Sabtu, 5 Juli 2025 menurut kalender Muhammadiyah adalah tanggal 10 Muharram 1447 H.

Dengan begitu, umat Muhammadiyah akan menunaikan puasa Asyura pada hari tersebut. Puasa Asyura memiliki keutamaan besar sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih, yaitu dapat menghapus dosa setahun yang lalu (HR. Muslim). Maka, Sabtu ini menjadi momen penting bagi warga Muhammadiyah untuk meraih keutamaan tersebut.

Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura

Ketika akan melaksanakan puasa sunnah Tasua dan Asyura, tentu niat menjadi salah satu hal yang penting. Sebagian besar muslim merasa lebih afdol jika ibadahnya diawali dengan mengucapkan niat secara lisan. Berdasarkan informasi yang terdapat pada buku Langsung Hafal dan Paham Qiyamul Lail tulisan Ustadz Rusdianto, berikut ini adalah contoh bacaan niat puasa Tasua dan Asyura.

1. Niat Puasa Tasua

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ غَدٍ مِنْ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω ΨͺΩŽΨ³ΩΩˆΩ’ΨΉΩŽΨ§Ψ‘Ω Ψ³ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ©Ω‹ Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰.

Nawaitu shauma ghadin min yaumi tasuu-'aa-in sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari Tasua pada esok hari karena Allah Taala."

2. Niat Puasa Asyura

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ غَدٍ مِنْ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω ΨΉΩŽΨ§Ψ΄ΩΩˆΩ’Ψ±ΩŽΨ§Ψ‘ΩŽ Ψ³ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ©Ω‹ Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰.

Nawaitu shauma ghadin min yaumi 'aasyuuraa-a sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari Asyura pada esok hari karena Allah Taala."

Dalam Islam, niat merupakan elemen penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa. Seperti dijelaskan oleh Ahmad Zacky dalam buku Panduan Ibadah Puasa Wajib dan Sunnah, para ulama memang memiliki perbedaan pandangan mengenai kedudukan niat. Mazhab Syafi'iyah menetapkannya sebagai rukun puasa, sementara ulama dari mazhab Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah mengategorikannya sebagai syarat sah puasa.

Meski terjadi perbedaan istilah, para ulama sepakat bahwa niat harus ada dan wajib dilakukan. Tujuannya adalah untuk membedakan ibadah dari aktivitas biasa sehari-hari, serta menguatkan keikhlasan bahwa amalan tersebut dilakukan semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat manusia.

Menariknya, niat dalam puasa sebenarnya cukup dilakukan dalam hati. Hal ini ditegaskan oleh Imam Nawawi dalam Al-Majmu', juga diperkuat dalam I'anah At-Thalibin, bahwa melafalkan niat tidak wajib dilakukan. Namun, melafalkan niat sebelum berpuasa, termasuk puasa Tasua dan Asyura, tetap dianjurkan sebagai bentuk penguatan dan pengiring hati dalam berniat. Jadi, jika seseorang terbiasa mengucapkan niat secara lisan, hal itu tetap diperbolehkan dan bahkan dianjurkan sebagai pelengkap amal.

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

Bulan Muharram dalam kalender Hijriah memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Bahkan, Rasulullah SAW secara khusus menyebut Muharram sebagai waktu terbaik untuk menjalankan puasa sunnah setelah bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, yang juga dikutip dalam buku Panduan Ibadah Puasa Wajib dan Sunnah karya Ahmad Zacky:

"Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam.'" (HR. Muslim)

Di antara hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa di bulan Muharram, dua tanggal paling utama adalah 9 dan 10 Muharram, yang dikenal sebagai hari Tasua dan Asyura. Keduanya memiliki keistimewaan baik dari segi sejarah maupun nilai ibadahnya.

Puasa Asyura sendiri dilaksanakan oleh Rasulullah SAW setelah beliau mendapati kaum Yahudi di Madinah juga berpuasa pada hari tersebut. Ketika ditanya, mereka menjelaskan bahwa hari itu memperingati diselamatkannya Nabi Musa AS dari kejaran Firaun oleh Allah SWT. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:

"Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari Firaun dan bala tentaranya. Lalu Musa berpuasa pada hari itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah." Nabi lalu bertanya, 'Aku lebih berhak terhadap Musa daripada mereka.' Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan para sahabat untuk menjalankan puasa." (HR. Bukhari)

Sebagai bentuk pembeda dari amalan kaum Yahudi, Rasulullah SAW pun menyatakan niat untuk menambah satu hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram, yang dikenal dengan puasa Tasua. Hadits dari Abdullah bin Abbas RA menjelaskan:

"Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para sahabat juga berpuasa, mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, hari Asyura ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau demikian, insya Allah tahun depan kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan.' Namun, sebelum tahun itu tiba, Rasulullah SAW wafat." (HR. Muslim)

Lebih dari sekadar amalan sejarah, puasa Asyura juga memiliki keutamaan besar dalam hal pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda:

"Rasulullah SAW ditanya tentang keutamaan puasa Asyura? Beliau menjawab, 'Puasa Asyura dapat melebur dosa satu tahun yang telah lalu.'" (HR. Muslim)

Dengan demikian, jelas bahwa puasa Tasua dan Asyura bukan hanya sekadar tradisi, melainkan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Selain menjadi bentuk keteladanan Nabi SAW, puasa ini juga merupakan wujud syukur dan penghormatan atas perjalanan para nabi sebelumnya, terutama Nabi Musa AS. Sebuah warisan spiritual yang patut dijaga dan diamalkan oleh umat Islam hingga hari ini.

Jadi, 5 Juli 2025, umat Islam yang mengikuti kalender NU serta pemerintah akan menjalankan puasa sunnah Tasua atau puasa Asyura jika mengikuti ketetapan Muhammadiyah.




(sto/dil)


Hide Ads