Kondisi Rafa Korban Gigitan Ular Weling Usai Disuntik 21 Vial Antivenom

Kondisi Rafa Korban Gigitan Ular Weling Usai Disuntik 21 Vial Antivenom

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 30 Jun 2025 14:34 WIB
Ilustrasi Suntikan
Ilustrasi suntikan antivenom. Foto: Getty Images/iStockphoto
Solo -

Bocah korban gigitan ular weling di Pekalongan, Rafa (11) saat ini masih menjalani perawatan intensif di ICU RSI Pekajangan Pekalongan. Pihak rumah sakit juga sudah menyuntikan total 21 vial antivenom ke tubuh Rafa. Usai mendapatkan suntikan tersebut, begini kondisi Rafa.

"Iya masih di ICU, mohon doanya. Pasien R saat ini berada dalam pengawasan ketat tim medis RSI Pekajangan. Semangat gotong royong dan kepedulian yang ditunjukkan oleh semua pihak ini menjadi kunci keberhasilan penanganan kasus darurat medis," terang Humas RSI Pekajangan Pekalongan, Atina, pada detikJateng, Minggu (29/6/2025).

Selain dari rumah sakit, penanganan Rafa juga mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dan RSUD Kajen. Atina mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan berperan aktif berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Kesehatan RI, guna memastikan ketersediaan antivenom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan RSUD Kajen telah memberikan bantuan signifikan berupa 12 vial antivenom.

"Ya, kami telah menerima antivenom, yang diserahkan langsung ke RSI Pekajangan oleh dr Imam Prasetyo Direktur RSUD Kajen, dan disaksikan langsung oleh keluarga pasien pada Jumat (27/6)," ucap Atina.

ADVERTISEMENT

Atina mengatakan, secara total Rafa sudah mendapatkan 21 vial antivenom. Seluruh antivenom tersebut sudah disuntikkan ke Rafa.

"Hingga saat ini, RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan telah menerima total 21 vial antivenom yang seluruhnya telah diberikan kepada pasien R," tutur Atina.

Sementara itu, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo, mengatakan telah mengirimkan 15 vial antivenom untuk mendukung kesembuhan Rafa. 15 anti venom tersebut, 12 di antaranya dari RSUD Kajen, 2 dari dr Tri Maharani dan 1 dari Dinkes Provinsi.

"Kami dan RSUD Kajen, selalu berkoordinasi dengan RSI Pekajangan, untuk kesembuhan pasien. Ini kemarin kita mengirimkan 15 vial antivenom," kata Imam dalam rilis yang diterima detikJateng, Minggu (29/6).

"Kami RSUD Kajen berempati dan selalu bekerja sama dengan RSI Pekajangan untuk penanganan terbaik. Karena antivenom ini agak susah dicarinya, RSUD Kajen mendapatkan dari Bio Farma Bandung, langsung kami ambil dan kirim ke RSI," jelasnya.

Imam menuturkan, perjuangan mendapatkan antivenom tidaklah mudah. Dengan pihak dinas kesehatan, ia mendapatkan anti venom. Ia menyebut, 1 antivenom seharga Rp 4,5 juta.

"Kami harapkan pasien untuk segera membaik dan beraktifitas kembali," terangnya.

"Kami dari rumah sakit, seluruh tenaga kesehatan, tidak mempunyai niat jahat ya, untuk mencelakakan pasien. Niat kita selalu untuk menolong pasien. Dan untuk pasien kemarin, kami menghadirkan dr Tri Maharani, spesialis emergency medis, tentunya ini bertujuan untuk mengakhiri polemik yang sudah sepuluh hari ini beredar," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kabar mengenai kondisi Rafa viral di media sosial usai RSUD Kajen disebut salah diagnosis. Kuasa hukum keluarga Rafa, Imam Maliki, mengungkapkan insiden tragis itu terjadi pada Senin (16/6) dini hari. Saat itu, korban tengah tidur.

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Sempat dibawa ke mantri kesehatan, Rafa kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen Senin pagi. Saat itu, RSUD memberikannya suntikan dan oksigen selama sekitar 45 menit. RS menganggap pasien kondisinya aman sehingga bisa dilakukan rawat jalan.

"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.




(apl/afn)


Hide Ads