Cerita 2 Keluarga Terpisah 17 Tahun Akhirnya Ketemu gegara Postingan Rapor

Cerita 2 Keluarga Terpisah 17 Tahun Akhirnya Ketemu gegara Postingan Rapor

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 22 Jun 2025 16:48 WIB
Sekretaris Damkar Kota Semarang, Ade Bhati, pertemukan Noval dengan saudara jauhnya dari Salatiga yang 17 tahun tak permah berkomunikasi, Minggu (22/6/2025).
Sekretaris Damkar Kota Semarang, Ade Bhati, pertemukan Noval dengan saudara jauhnya dari Salatiga yang 17 tahun tak permah berkomunikasi, Minggu (22/6/2025). Foto: dok. Ade Bhakti
Semarang -

Kisah siswa SMAN 15 Semarang, Noval, yang rapornya diambilkan tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, rupanya belum selesai. Berkat unggahan video yang viral di Instagram Sekretaris Damkar Kota Semarang, Ade Bhakti, Noval dipertemukan dengan kerabat jauhnya yang sudah hampir dua dekade tak berjumpa.

Video itu diunggah Ade Bhakti melalui akun Instagramnya, @adebhakti. Tampak dalam video tersebut, ada seorang perempuan yang menghubunginya melalui pesan Instagram (DM) usai melihat video Ade Bhakti mengambilkan rapor Noval dan adiknya, Jumat (20/6).

Orang dalam unggahan tersebut menanyakan perihal ibunda Noval yang sempat terlihat dalam video viral tersebut. Ia memastikan apakah perempuan dalam video itu merupakan saudara jauhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak disangka, ibunda Noval benar-benar merupakan kerabat jauhnya yang telah hilang kontak sekitar hampir 20 tahun lamanya. Ade Bhakti pun akhirnya mencoba mempertemukan keduanya hari ini.

"Awalnya saya dapat DM dari seorang perempuan bernama Hana yang nanya, 'Itu ibunya Noval namanya Bu Is ya?'. Saya sempat lupa nanya waktu ambil rapor, tapi saya cek ke Noval, ternyata benar," kata Ade saat dihubungi detikJateng, Minggu (22/6/2025).

ADVERTISEMENT

Hana, yang merupakan saudara jauh keluarga Noval, menceritakan masa kecil dan asal-usul keluarganya kepada Ade Bhakti. Ternyata, Hana merupakan anak dari kakak ibunda Noval yang tinggal di Salatiga.

"Memang terakhir ketemu sebelum menikah, sekitar 2007-2008. Lama banget, terus baru ini ketemu lagi," ungkapnya.

"(Ibunda Noval) Katanya pas kecil sempat rumahnya ambruk gara-gara ledakan mercon, jadi ceritanya nyambung, langsung tak kasih kontaknya," sambungnya.

Setelah saling cocok cerita soal kampung halaman dan peristiwa lama, Ade yang kebetulan hendak menghadiri kondangan bersama istrinya, lantas mempertemukan keduanya.

"Mereka janjian, karena takut nyasar, akhirnya saya antar juga ke rumahnya Noval. Suasananya haru banget. Ibunya Noval sampai nangis. Saya juga sempat ikut terenyuh, ingin nangis," lanjutnya.

Ia menyebut Noval memang belum pernah bertemu langsung dengan keluarga dari pihak ibunya tersebut. Kendati demikian, pertemuan itu menjadi momen emosional bagi keluarga besar yang sudah lama terpisah.

"Noval mungkin belum terlalu paham karena belum pernah ketemu sebelumnya. Tapi setelah ngobrol, pelan-pelan mulai nyambung. Bahkan mereka bawa oleh-oleh banyak," kata Ade.

"Saya belum tahu kelanjutannya apakah Noval akan dibantu lebih lanjut oleh keluarganya. Tapi saya titip pesan agar silaturahmi dijaga," lanjut Ade.

Ade mengaku tak menyangka unggahan video sederhana bisa mempertemukan keluarga yang sudah hampir dua dekade terpisah. Ia juga berharap kekuatan media sosial bisa terus digunakan untuk kebaikan.

"Dulu pas jadi Camat, juga ada yang DM nyari keluarganya di Gajahmungkur. Kasih tahu alamatnya, kami bantu, dan ketemu," terangnya.

"Tapi kalau yang hari ini, memang nggak sengaja kalau ceritanya bisa kayak sinetron di TV. Itulah kekuatan media sosial," imbuhnya.

Ade memaknai peristiwa hari ini sebagai pembelajaran bahwa media sosial bisa berdampak besar terhadap kehidupan seseorang. Ia mengingatkan para pemilik akun media sosial untuk memanfaatkan platform tersebut dengan bijak.

"Saya titip pesan, akun-akun influencer, juga bisa dimanfaatkan. Hal-hal kecil kayak gini, kalau dilakukan bersama bisa berdampak besar buat masyarakat," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Damkar Kota Semarang, Ade Bhakti, membantu seorang siswa SMA yang kesulitan mengambil rapor karena kondisi orang tua. Ade menjelaskan, anak tersebut telah kehilangan ayahnya. Sementara ibunya tengah mengidap penyakit sehingga tak bisa mengambil rapor.

"Ibunya sedang sakit saraf yang menyebabkan sering berteriak-teriak. Sekolah mengatakan agar siswa itu tidak mengambil sendiri rapornya," kata Ade saat dihubungi detikJateng, Jumat (20/5).

Mengetahui anak bernama Noval tersebut hanya tinggal bersama ibunya yang sedang sakit, Ade mengaku merasa simpati dan memutuskan mendatangi sekolah Noval, ditemani tim rescue menggunakan mobil Damkar.

"Saya terenyuh, makanya saya ajak teman-teman rescue yang sedang tidak bertugas," ujar Ade.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads