Insiden mengerikan nan kejam terjadi di Jalur Gaza. Sebanyak 45 orang tewas ketika tank-tank Israel membombardir kerumunan yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan kawasan Gaza selatan.
Dilansir Reuters seperti dikutip detikNews Selasa (17/6/2025), Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyatakan gempuran Israel terjadi pada Senin (16/6) waktu setempat. Selain 45 korban tewas, otoritas setempat menyebut puluhan lainnya terluka.
Keterangan para penduduk Gaza, yang dikutip petugas medis setempat, menyebutkan tank-tank Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga Palestina yang secara putus asa menunggu truk bantuan kemanusiaan di sepanjang jalanan utama bagian timur Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan jumlah orang yang terbunuh akibat tembakan tank Israel tersebut masih ada kemungkinan bertambah. Pasalnya, banyak korban luka yang kondisinya kritis.
Kementerian Kesehatan Gaza menambahkan, Rumah Sakit Nasser yang menjadi tempat para korban dilarikan, telah kewalahan dengan banyaknya korban tewas dan terluka.
Sejauh ini, belum ada komentar langsung dari militer Israel tentang laporan gempuran mematikan tersebut.
Namun, dalam sejumlah insiden serupa sebelumnya, militer Israel hanya terkadang mengakui tentara-tentaranya melepaskan tembakan di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, sambil menyalahkan militan setempat karena memprovokasi kekerasan.
Keluarga korban kemudian berdatangan ke Rumah Sakit Nasser untuk berkabung atas kematian orang terkasih mereka.
"Kami pergi ke sana dengan harapan akan mendapatkan bantuan untuk memberi makan anak-anak kami, tetapi ternyata itu adalah jebakan, sebuah pembunuhan. Saya menyarankan kepada semua orang: jangan pergi ke sana," ucap Ahmed Fayad, salah satu warga Gaza yang mencoba mendapatkan bantuan pada Senin (16/6).
Sebelum insiden pada Senin (16/6) itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 300 orang terbunuh, dan lebih dari 2.600 orang lainnya luka-luka, dalam serangan mematikan di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan Gaza sejak akhir Mei lalu.
(apu/ams)