Warga Israel Panic Buying, Khawatir Dihujani Rudal Iran

Internasional

Warga Israel Panic Buying, Khawatir Dihujani Rudal Iran

Suci Risanti Rahmadania - detikJateng
Selasa, 17 Jun 2025 15:57 WIB
A drone photo shows the damage over residential homes at the impact site following missile attack from Iran on Israel, in Tel Aviv, Israel June 16, 2025. REUTERS/Moshe Mizrahi
248 Orang Tewas dalam Aksi Saling Serang Israel-Iran. Foto: REUTERS/MOSHE MIZRAHI
Solo -

Banyak warga Israel melakukan 'panic buying' atau pembelian mendadak untuk barang-barang konsumsi di supermarket. Hal itu terjadi usai Iran mengirimkan serangan balasan 100 drone ke wilayah tersebut.

Dilansir detikHealth, suasana mencekam di berbagai wilayah di Israel setelah Iran melancarkan serangan balasan. 'Panic buying' yang dilakukan warga Israel pada Jumat (13/6) itu bahkan sampai tahap penimbunan.

Untuk bertahan hidup di tengah perang, mereka memborong makanan hingga kebutuhan pokok lainnya. Kepada Al Jazeera, ilmuwan politik Israel Ori Goldberg mengatakan peringatan pemerintah Israel kepada warganya untuk menimbun cukup kebutuhan pokok untuk bertahan selama dua minggu tampaknya telah dipatuhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tinggal di atas sebuah toko kelontong kecil [di Herzliya, dekat Tel Aviv]," katanya, dikutip detikHealth dari Lorient Today.

"Saya pergi ke sana sekitar pukul 10 pagi. Rasanya seperti jatuhnya Saigon. Antreannya panjang sekali dan hanya tersisa barang-barang kering yang paling buruk. Sungguh histeris," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu video viral di media sosial menunjukkan pembelian massal di sebuah supermarket di Tel Aviv. Supermarket tampak penuh sesak, antrean panjang di kasir, dan pelanggan membawa keranjang penuh barang.

Diketahui, Israel sebelumnya melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran pada dini hari Jumat pagi (13/6). Dengan mengerahkan 200 jet tempur, Israel menyerang pabrik pengayaan uranium terbesar Iran, Natanz.

Menurut New York Times, sedikitnya enam pangkalan militer di sekitar Teheran, termasuk Parchin, dibom. Tempat tinggal di dua kompleks yang sangat aman yang menjadi tempat tinggal komandan militer juga dibom, selain beberapa bangunan tempat tinggal di Teheran.

Dikutip detikHealth dari Madalyon Psikiyatri Merkezi, panic buying adalah tindakan melakukan pembelian berlebihan selama periode ketidakpastian, seperti bencana alam, krisis ekonomi, pandemi, dan perang. Perilaku ini ditandai dengan individu yang terlibat dalam perilaku pembelian karena takut, cemas, dan panik, didorong oleh perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Selama masa bencana alam, pandemi, krisis ekonomi, atau perang, individu mengalami berbagai perasaan yang terkait dengan ketakutan, kecemasan tentang masa depan, dan tekanan karena kehilangan kendali. Akibatnya, individu mengalami peningkatan tingkat stres.

Untuk mengatasi peningkatan stres, ketakutan, dan kecemasan, individu cenderung beralih ke perilaku yang meyakinkan dan menenangkan. Selama masa ketidakpastian, individu mungkin terlibat dalam panic buying sebagai cara untuk mendapatkan kembali rasa kendali atas hidup mereka melalui perilaku pembelian yang dapat mereka kendalikan.




(dil/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads