Melihat Lebih Dekat Median Jalan di Demak yang Dibongkar Warga gegara Rob

Melihat Lebih Dekat Median Jalan di Demak yang Dibongkar Warga gegara Rob

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 13 Jun 2025 11:54 WIB
Penampakan median jalan yang dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum bisa dilewati untuk putar balik, Jumat (13/6/2025).
Penampakan median jalan yang dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum bisa dilewati untuk putar balik, Jumat (13/6/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Demak -

Median atau pembatas jalan di dekat gapura batas Semarang-Demak, Jalan Pantura Semaran-Demak Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, dibongkar warga agar bisa digunakan untuk putar balik kendaraan. Namun, meski sudah dibongkar dan dicor, jalan tersebut belum bisa digunakan.

Pantauan detikJateng, Jumat (13/6/2025), genangan air rob masih menggenangi Jalan Pantura Semarang-Demak. Tampak genangan rob di lajur sisi utara lebih tinggi dibandingkan di sisi selatan.

Sementara itu, terlihat median jalan yang sebelumnya dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, belum bisa digunakan untuk putar balik. Tampak median jalan yang dibongkar itu ditutupi garis kuning. Banjir rob tak sampai di sekitar jalan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu warga sekitar, Muslih (47), mengatakan median jalan dibongkar sejak Kamis (12/6) pagi. Dia menyebut kondisi semen itu masih basah sehingga masih ditutup.

"Ini kan baru dibongkar kemarin, dicor siang hari. Tapi karena cornya masih basah, belum bisa dipakai buat putar balik," kata Muslih kepada detikJateng di Jalan Pantura Semarang-Demak.

ADVERTISEMENT
Penampakan median jalan yang dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum bisa dilewati untuk putar balik, Jumat (13/6/2025).Penampakan median jalan yang dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum bisa dilewati untuk putar balik, Jumat (13/6/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Menurut Muslih, pembongkaran median jalan dilakukan secara swadaya oleh warga. Pembongkaran itu dilakukan agar kendaraan, terutama motor, tidak perlu memutar jauh melewati genangan rob yang lebih dalam.

"Karena kalau lurus lagi (dari arah Semarang), itu robnya tinggi. Kalau memutar harus lewat jalan yang kena rob itu," tuturnya.

Tak hanya itu, banyak pengendara yang terpaksa melawan arus demi menghindari rob. Oleh karenanya, median jalan dibongkar agar memudahkan warga dan pengendara yang melintas.

"Harapannya dibongkar ini biar orang bisa lewat, nggak perlu jauh-jauh kena rob di sana. Kan di sana robnya tinggi. Terus juga banyak yang melawan arus, ini untuk menghindari itu," ungkap Muslih.

"Karena rob ini juga banyak motor dan mobil yang rusak, belum lagi ada yang ngglempang (terjatuh), karena rob bikin jalannya nggak kelihatan," lanjutnya.

Namun, meski median jalan itu sudah dicor, warga diminta bersabar beberapa hari ke depan. Rencananya, jalur itu baru bisa dibuka 2-3 hari lagi setelah beton benar-benar kering dan kuat dilintasi kendaraan.

"Itu mungkin 2-3 hari lagi baru dibuka semuanya. Kalau sekarang paling 2-3 bata nanti mau dibuka sore, biar motor bisa lewat. Kalau mobil belum kuat," jelas Muslih.

Penampakan median jalan yang dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum bisa dilewati untuk putar balik, Jumat (13/6/2025).Penampakan median jalan yang dibongkar warga Desa Triwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum bisa dilewati untuk putar balik, Jumat (13/6/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Warga lainnya, Arif (24), mengaku resah dengan kondisi ini. Rob yang biasanya surut pagi hari, kini sudah dua minggu lebih tidak pernah surut. Setiap hari, genangan setinggi betis itu membuat jalanan licin dan rawan kecelakaan.

"Resah banget. Kasihan yang lewat sini. Tiap hari lewat sini, tiap hari kena rob," ucap Arif.

Tampak di sisi selatan jalan yang terdampak rob, sudah ada beton yang diketahui baru dibangun beberapa hari ini untuk membendung air rob.

Namun, Arif menyebut upaya yang dilakukan pemerintah baru sebatas pemasangan beton itu dan pompa air. Namun, upaya tersebut dirasa belum terasa efektif karena genangan tetap saja tinggi.

"Beton itu kayaknya baru ada dua hari ini, tapi ya bisa dilihat airnya juga tetap tinggi. Harapannya bisa lebih jelas solusinya," harapnya.




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads