Sebanyak 34.047 jemaah calon haji Embarkasi Solo telah diberangkatkan ke Tanah Suci. Ada 66 jemaah yang tunda berangkat tahun 2025 ini dan dipulangkan ke daerahnya. Sebagian besar karena alasan kesehatan sehingga dinyatakan tidak layak terbang.
"Jadi kalau dari jemaah masuk Embarkasi sampai dengan jemaah diterbangkan itu memang ada selisih 66 (jemaah)," kata kata Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi, di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Sabtu (31/5/2025).
Kloter 95 atau kloter terakhir Embarkasi Solo telah terbang ke Tanah Suci pagi tadi pukul 09.11 WIB. Membawa 243 jemaah dari 23 kabupaten/kota di tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
Paling banyak dari Jawa Tengah yakni dari Kebumen, Demak, Pati, Brebes, Kudus, Purworejo, Karanganyar, Purbalingga, Sukoharjo, Semarang, Cilacap, Klaten, Pekalongan, Rembang, Tegal, Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kota Salatiga dan Kota Tegal. Kemudian dari Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Sedangkan dari Jawa Timur yakni Kota Blitar ada satu jemaah yang merupakan petugas kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Gentur, jumlah jemaah calon haji yang masuk Embarkasi Solo sebanyak 34.113 jemaah. Sedangkan yang diberangkatkan ke Arab Saudi sejumlah 34.047 jemaah. Ada selisih 66 yang merupakan jemaah tunda keberangkatan dan dipulangkan ke daerah asalnya.
"Ada selisih 66 itu adalah jemaah yang memang karena tidak lolos pemeriksaan tahap 3 di Embarkasi, alasan istithaah kesehatan sehingga beliau tidak laik (terbang), 9 di antaranya adalah pendamping dan satu di antaranya karena alasan imigrasi," terang Gentur.
Ada 56 jemaah yang tidak layak terbang dan dipulangkan karena alasan kesehatan tersebut. Kemudian 9 jemaah merupakan pendamping dan satu jemaah tidak lolos pemeriksaan di imigrasi Arab Saudi.
"Ya karena secara legal keimigrasian Arab Saudi, ada satu jemaah yang tidak lolos masuk ke imigrasi Arab Saudi," imbuh dia.
Terkait banyaknya jemaah yang gagal berangkat tahun 2025 ini dan dipulangkan lagi ke daerah asalnya karena faktor kesehatan, Gentur menyatakan, hal itu tentu akan menjadi bahan evaluasi, khususnya bidang kesehatan.
"Evaluasi tentu akan dilakukan setelah nanti operasional haji, khususnya di bidang kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini," tandasnya.
(ahr/rih)