Kandas Calon Haji Furoda gegara Arab Saudi Setop Visanya

Round-Up

Kandas Calon Haji Furoda gegara Arab Saudi Setop Visanya

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 31 Mei 2025 07:00 WIB
Ilustrasi Haji
Ilustrasi Haji. Foto: Infografis detikcom
Solo -

Calon haji furoda dipastikan tidak bisa berhaji tahun ini setelah Arab Saudi tidak menerbitkan visanya. DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jawa Tengah menyebut putusan itu merugikan biro travel dan para calon jemaah haji furoda.

Penjelasan Amphuri Jateng

Ketua DPD Amphuri Jateng, Bayu Jalar Prayogo, mengatakan kegagalan berhaji furoda ini murni karena kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi, bukan kesalahan sepihak dari biro travel.

"Kalau jumlahnya tidak bisa dipastikan karena visa furoda ini bukan sistem seperti visa haji reguler terus diketahui Jateng ada sekian, seluruh Indonesia memang ada ribuan yang mengajukan dan semuanya tidak terbit," kata Bayu saat dihubungi detikJateng, Jumat (30/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang kebijakan dari pemerintah Saudi yang tidak memfasilitasi visa furoda untuk tahun ini, jadi bukan karena kesalahan travel atau jemaah," imbuh Bayu.

Menurut Bayu, visa furoda berbeda dengan visa haji reguler. Sistemnya tidak pakai kuota nasional seperti haji reguler, tapi bersifat pengajuan langsung oleh pihak penyelenggara kepada otoritas Saudi.

ADVERTISEMENT

"Setiap tahun memang tidak pasti. Biasanya ada yang keluar, ada yang tidak. Tapi tahun ini semua visa tidak terbit. Mungkin karena Pemerintah Saudi ingin melakukan evaluasi terkait persoalan haji," ujarnya.

"Karena tiap tahun itu selalu ada masalah, mungkin dengan pembatasan yang dilakukan ini mungkin bisa mengatur lebih mudah," lanjutnya.

Paket Haji Furoda Rp 250-650 Juta

Kegagalan terbitnya visa berdampak signifikan. Bayu menyebut, sebagian besar jemaah sudah membayar biaya perjalanan, dan banyak yang sudah lunas.

Di sisi lain, pihak biro travel juga telah menanggung biaya operasional seperti pemesanan tiket dan hotel, sehingga kerugian yang dialami pun tak sedikit.

"Yang menawarkan via haji furoda mulai Rp 250-600 juta tergantung paketnya, nggak bisa dihitung berapa total kerugian karena masing-masing punya hitungannya sendiri. Kalau rugi ya bisa ratusan (juta) juga," ungkapnya.

"Meski visa belum keluar, tapi biro kan sudah mengeluarkan biaya. Penerbitan tiket, hotel, kan nggak mungkin datang hari-H baru bayar," urainya.

Pengembalian Dana Tak Bisa Instan

Bayu menegaskan, proses pengembalian dana tetap akan dilakukan. Namun, ia meminta jemaah untuk bersabar karena prosesnya tidak bisa instan.

"Nggak bisa langsung hari ini minta uang kembali 100 persen. Ada proses waktunya, tergantung kesepakatan antara travel dan jemaah. Tapi prinsipnya dikembalikan semaksimal mungkin," tegasnya.

Bayu menyebut, ketidakpastian visa furoda adalah risiko yang harus disadari sejak awal, baik oleh biro travel maupun jemaah. Ia mengimbau semua pihak tidak terlalu muluk dalam menjanjikan keberangkatan.

"Ini bagian dari ikhtiar. Kalau memang belum dipanggil, berarti memang takdirnya belum tahun ini. Kita harus legawa menerima kenyataan. Visa furoda memang mengandung unsur ketidakpastian," ujarnya.

Bayu juga menambahkan, evaluasi lebih lanjut terhadap skema furoda berada di tangan Pemerintah Arab Saudi. Untuk sementara, ia mengimbau jemaah yang ingin haji dengan kepastian kuota agar memilih jalur reguler atau haji plus resmi dari pemerintah.

"Yang jelas ini merugikan kedua belah pihak. Makanya dimaksimalkan pengembalian, kalau dapat potongan jangan banyak sekali, syukur-syukur bisa kembali 100 persen," tuturnya.

"Dari jemaah juga jangan mengejar langsung minta dikembalikan karena sebagian itu sudah dipergunakan, jadi ada proses waktu pengembalian," sambung dia.

Ratusan Calon Haji Furoda dari Solo

Sementara itu Ketua Perhimpunan Pengusaha Biro Ibadah Umrah dan Haji Indonesia (Perpuhi) Solo, Her Suprabu, mengatakan ada ratusan pendaftar haji furoda di Solo.

"Solo lumayan (yang mendaftar haji furoda tahun ini), sekitar 300-400an orang, yang tersebar di berbagai biro, kalau dari konsorsium Perpuhi sendiri ada 45 orang," kata Her Suprabu saat dihubungi detikJateng, Jumat (30/5/2025).

"Sudah pasti tidak terbit (visa haji furoda), karena penerbangan terakhir tanggal 31 (Mei) yang non-Saudi, yang Saudi tanggal 2 (Juni). Tanggal 5 sudah memasuki puncak haji," sambungnya.

Dijelaskan, rata-rata calon haji furoda membayar Rp 300-400 juta, tergantung dari paket fasilitas yang diberikan oleh masing-masing biro.

Saran Daftar Haji Plus

Karena gagal berangkat, Perpuhi menyarankan kepada calon haji furoda untuk mendaftarkan haji plus, dengan jaminan kuota yang pasti setiap tahun.

"Konsekuensi memang mengembalikan semua dana yang sudah dibayarkan kepada jemaah. Mereka kita arahkan untuk mendaftar haji plus, karena setelah mendaftar dua tahun ada percepatan, dan kuotanya pasti," jelasnya.

Her mengatakan masa tunggu untuk haji plus sekitar 6-7 tahun. Namun jika jemaah usia di atas 65 tahun, bisa mengikuti kuota percepatan setelah mendaftar dua tahun.




(dil/rih)


Hide Ads