Permukiman warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati kebanjiran rob sepekan lebih. Meski demikian warga tetap bertahan di tengah rumahnya yang kebanjiran rob.
detikJateng berkesempatan melihat kondisi rumah salah satu warga Tunggulsari, Wati (46). Rumah miliknya kini terendam banjir rob sepekan ini. Per hari ini pukul 10.30 WIB genangan banjir masih merendam sampai masuk rumah.
Tak ayal, Wati harus memindahkan perabotan rumah ke tempat yang aman. Dia juga terlihat memasak di ruang tamu karena hampir seluruh rumahnya terendam banjir rob.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wati mengungkap genangan banjir rob terjadi sejak sepekan belakangan. Akan tetapi kenaikan banjir rob semakin bertambah sejak tiga hari ini. Bahkan banjir masuk ke dapur, kamar mandi, dan kamar rumah milik Wati.
"Banjir rob ini sejak satu minggu ini. Tiga hari ini genangan banjir rob sudah masuk ke rumah," jelasnya kepada detikJateng ditemui di lokasi, Sabtu (24/5/2025).
Dia bersama suami dan anaknya memilih bertahan di rumah. Sementara dia memasak di ruang tamu. Karena belum kemasukan air banjir rob.
"Masak di ruang tamu karena dapurnya kebanjiran. Terus ini kulkas juga saya taruh di ruang tamu," jelasnya.
Dia mengatakan genangan rob mengalami kenaikan saat jam tertentu. Terutama saat sore hari sampai malam. Kedalaman banjir rob mencapai 60 sentimeter.
![]() |
"Datangnya sore sampai malam. Diperparah hujan kemarin air gunung menjadi satu sama air rob," jelasnya.
Banjir rob menjadi langganan di daerahnya. Akan tetapi tahun ini lebih besar dibandingkan tahun kemarin.
"Tahun kemarin banjir rob tidak sampai segini. Sedikit. Ini sangat besar," ujarnya.
Kini Wati hanya bisa berharap bantuan dari pemerintah Kabupaten Pati. Sebab belum ada bantuan dari pemerintah daerah selama terdampak banjir rob.
"Belum ada bantuan sama sekali. Harapan agar ada bantuan. Karena keadaan seperti ini," ungkap dia.
Terpisah, Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi mengatakan kondisi banjir di desanya relatif berangsur surut. Genangan banjir masih merendam rumah warga di RT 5 RW 1 Desa Tunggulsari.
"Kondisi terkini sudah relatif surut tapi potensi kenaikan air pasang masih ada," jelasnya ditemui di lokasi.
Dia mengatakan banjir sempat parah pada hari Jumat (23/5) kemarin. Karena adanya kiriman air hujan yang melewati sungai di Desa Tunggulsari. Akibatnya banjir rob dan hujan bercampur menjadi satu. Kedalaman banjir rob mencapai 60 sentimeter.
"Banjir tertinggi itu terjadi kemarin karena diperparah datangnya air hujan baik dari desa maupun wilayah barat desa yang aliran sungai masuk ke wilayah Tunggulsari. Ditambah kemarin jam 11.00 WIB siklus air pasang naik sehingga air hujan dengan air pasang itu menyatu sehingga ketinggian genangan banjir tidak bisa terbendung lagi," terang dia.
Yudi mengatakan wilayah kebanjiran terdampak RT 5 RW 1 ada 36 rumah. Kemudian di RT 1 sampai RT 4 ada 130 rumah yang kebanjiran.
"Jadi total 176 rumah kemarin terdampak rob. Sekarang tinggal 36 rumah di RT 5 yang masih banjir rob," jelasnya.
Menurutnya banjir rob datang sejak 19 Mei 2025 lalu. Banjir rob sampai sekarang masih menghantui warga setempat.
"Jadi siklus sudah mulai pertengahan bulan tetapi skalanya tidak sebesar tiga hari belakangan ini. Kedalaman genangan banjir mencapai 60 sentimeter di pinggir jalan," jelasnya.
Dia berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan kepada warganya. Sebab banjir rob sudah sepekan ini merendam rumah warga.
"Sampai hari ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah. Namun kami sudah melakukan pendataan mengenai data terdampak," tutur dia.
"Oleh karena itu harapannya Pemerintah Kabupaten Pati bisa peduli bisa melihat ini dan memberikan bantuan bermanfaat bagi warga terdampak," dia melanjutkan.
Dihubungi secara terpisah, Kabid Kedaruratan BPBD Pati, Sutarno mengaku masih mendata warga yang terdampak banjir rob. Dia berencana untuk memberikan bantuan secepatnya.
"Kami masih melakukan pendataan bagi warga terdampak banjir rob," jelasnya saat dihubungi.
(apu/apu)