.webp)
Sekretaris Desa Sijambe, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, inisial E, dievakuasi petugas kepolisian dari kerumunan massa. Peristiwa ini terkait dengan dugaan penyelewengan Dana Desa.
Awalnya, massa warga setempat meminta Sekdes mundur atau dicopot dari jabatannya. Warga dan pihak Pemdes kemudian melakukan mediasi. Hal ini setelah hasil temuan Inspektorat Kabupaten Pekalongan pada Februari 2025 yang tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) tanggal 11 Maret 2025. Dalam pemeriksaan tersebut, muncul beberapa temuan dengan total Rp 236 juta.
Namun mediasi hari ini di kantor desa mentok. Polisi yang berjaga di lokasi kemudian mengevakuasi Sekdes ke dalam mobil patroli karena situasi kurang kondusif. Saat dilakukan evakuasi, warga yang emosi berusaha menghadang dan menggedor kaca mobil polisi. Laju mobil polisi pun tidak leluasa dan sempat terhenti beberapa saat karena dihadang warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi warga itu tidak hanya dilakukan para lelaki namun juga oleh ibu-ibu. Warga marah lantaran berbagai proyek seperti perbaikan jalan dan drainase tidak selesai diduga karena dananya diselewengkan. Tidak hanya itu, warga juga menyoroti anggaran ketahanan pangan untuk membantu warga miskin.
 Polisi evakuasi Sekdes Sijambe, Wonokerto, Pekalongan, dari kerumunan massa, Jumat (23/5/2025). Peristiwa ini terkait aksi warga yang meminta sekdes mundur dari jabatannya. Foto: Robby Bernardi/detikJateng |
Kepala Desa Sijambe, Wahidin, saat ditemui usai aksi warga menjelaskan bahwa kemarahan warga terkait tuntutan agar Sekdes pada hari ini juga dicopot dari jabatannya. Sementara pihaknya sudah menonaktifkan atau skorsing Sekdes selama 6 bulan guna proses lebih lanjut.
"Maunya (warga) Sekdes harus mundur. Kita sebagai Kades tidak mau menyalahi aturan. Kalau tidak nabrak aturan ya saya berikan SK (pemberhentian) langsung. Hasil tuntutan warga Sekdes harus mundur. Sementara ini, akhirnya Sekdes ini di skors selama setengah tahun, enam bulan. Warga tidak menerima itu," jelas Wahidin, Jumat (23/5/2025).
Ia menjelaskan terkait uang yang diduga disalahgunakan berkisar Rp 200 juta, sebagian besar telah dikembalikan oleh Sekdes.
"Rekomendasi pengembalian uang, kemarin nominal 200 (juta) sekian dikembalikan separuh lebih, masih sisa 70an (juta). Warga tetap meminta Sekdes dicopot," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu warga setempat, mengungkapkan bahwa warga sepakat agar Sekdes dicopot dari jabatannya, meskipun uang yang telah digunakan sebagian telah dikembalikan.
"Tuntutan warga Sekdes diberhentikan tetap, tapi Kades memberhentikan sementara, skors enam bulan," katanya.
Menurutnya mediasi sebenarnya telah dilakukan beberapa kali, namun hasilnya mentok. Pihak warga meminta Sekdes agar dicopot atas temuan penyalahgunaan dana desa tersebut. Namun, dari beberapa mediasi, semua berjalan mentok.
Sementara itu, Kapolsek Wiradesa, Iptu Maman Sugiharto mengatakan Sekdes dievakuasi ke Mapolsek untuk keamanan. Pihaknya hanya sebatas mengevakuasi dan tidak menangani kasus dugaan penyelewengan dana desa.
"Tadi kami evakuasi ke Polsek untuk keselamatan yang bersangkutan. Untuk selanjutnya karena belum adanya unsur pidana pada kejadian (aksi demo) kami izinkan pulang," kata Maman.
(rih/ahr)
