Warga Pasang Poster Protes Median Jalan Jogja-Solo di Jogonalan Ditutup

Warga Pasang Poster Protes Median Jalan Jogja-Solo di Jogonalan Ditutup

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 21 Mei 2025 14:52 WIB
Penampakan median jalan Jogja-Solo di Somopuro, Jogonalan, Klaten, yang ditutup cor beton, Jumat (25/4/2025).
Penampakan median Jalan Jogja-Solo di Somopuro, Jogonalan, Klaten, yang ditutup cor beton, Jumat (25/4/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Penutupan dua celah median jalan di Jalan Jogja-Solo, perbatasan Desa Somopuro dan Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten, diprotes warga. Tampak warga memasang poster bernada protes di lokasi.

Pantauan detikJateng, coretan pada kertas itu ditempelkan di cor beton penutup median. Poster bertulis "Gek Dibuka Blok Nggo Dalan Kerjo (segera dibuka bl*k untuk jalan kerja)".

Warga yang dari arah Desa Somopuro yang hendak ke Klaten terlihat harus ke barat melintas celah sebelah timur Jembatan Pandansimping. Sedangkan warga Desa Wonoboyo yang hendak ke arah Jogja harus ke timur putar balik di simpang exit tol atau Tegalmas, jaraknya sekitar 1 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tulisan itu wujud ekspresi warga. Karena mayoritas yang terdampak utara jalan (Desa Wonoboyo)," ungkap Kades Wonoboyo, Supardiyono kepada detikJateng, Rabu (21/5/2025).

Coretan warga di median Jalan Jogja-Solo, Desa Somopuro Kecamatan Jogonalan, Klaten, Rabu (21/5/2025).Coretan warga di median Jalan Jogja-Solo, Desa Somopuro Kecamatan Jogonalan, Klaten, Rabu (21/5/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Menurut Supardiyono, hasil pertemuan dengan RT dan RW serta pelaku usaha tetap minta dibuka. Alasannya menghambat aktivitas.

ADVERTISEMENT

"Alasannya menghambat karena putar balik lebih jauh jadi malah lebih berisiko keselamatan. Warga tidak masalah jika ditutup momen tertentu saja, misalnya arus mudik," terang Supardiyono.

Hasil pertemuan itu, sebut Supardiyono, sudah dituangkan dalam surat resmi. Surat sudah diserahkan kepada PPK jalan 3.4 di Delanggu.

"Kita masih menunggu lebih lanjut karena kita sudah serahkan surat resmi ke Delanggu (PPK). Tapi katanya mau diserahkan ke Provinsi," katanya.

Seorang warga Wonoboyo, Edi mengatakan setelah ditutup memang warga harus memutar jauh. Jika hendak ke Jogja harus lewat Tegalmas.

"Mau ke Yogya harus memutar lewat Tegalmas jauh. Kadang motor ada yang nekat belok di simpang exit tol tapi kalau nanti tol dioperasikan jelas dilarang putar balik," jelasnya kepada detikJateng.

"Untuk ke arah barat langsung memutar sangat jauh. Bisa lewat bawah jembatan Pandansimping tapi sempit," imbuh Edi.

Terpisah, Penilik Jalan PPK 3.4 Jateng, Fajar Suryanto mengatakan surat warga sudah diterima. Namun perlu dilakukan evaluasi.

"Warga sudah membuat surat tapi itu nanti kan dievaluasi dulu," jawabnya saat dimintai konfirmasi detikJateng.

Sebelumnya diberitakan, dua celah median jalan di Jalan Jogja-Solo ruas Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Klaten, ditutup. Penutupan itu diprotes warga yang merasa keberatan.

"Pemberitahuan baru kemarin, tadi malam langsung ditutup. Ini kami bersama RT dan RW keberatan," ungkap Kades Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Supardiyono kepada detikJateng, Jumat (25/4).

Dijelaskan Supardiyono, ada beberapa alasan yang membuat warganya keberatan. Penutupan itu membuat akses dua desa terputus.

"Akses dua desa, Desa Somopuro dan Wonoboyo terputus. Warga harus memutar ke barat atau timur yang cukup jauh jaraknya," kata Supardiyono.




(rih/afn)


Hide Ads