Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) atau ojek online (Ojol) Solo Raya menggelar aksi di depan DPRD Solo dan Balai Kota Solo. Ojol yang mengikuti aksi dari berbagai aplikator yakni Gojek, Grab, Maxim dan Shopee, In drive, Lalamove dan tetanggaku ojek online.
Dari pantauan detikJateng, ada seratusan ojol yang mengikuti aksi. Mereka memakai jaket dari aplikator mereka masing-masing dan memaki pita hitam di lengan.
Massa ojol terpantau berkumpul di Manahan sejak pagi dan melakukan konvoi menuju Kantor DPRD Solo. Mereka lalu melakukan aksi untuk menyuarakan tuntutannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga membawa tulisan sebagai bentuk protes. Mereka membawa tulisan 'kabeh dow mundak, sek muduk ongkos driver, nyewo LC wae yo larang' , 'hapus program hemat, kami mitra bukan budak' , 'turunkan potongan aplikasi 10 persen'.
![]() |
Koordinator aksi, Joko Saryanto, mengatakan aksi yang berada di Kota Solo ini membersamai aksi yang ada di Jakarta. Ia mengatakan aksi tersebut juga sebagai wujud Hari kebangkitan driver online Indonesia.
"Jadi pada hari ini tanggal 20 Mei 2025 driver online seluruh Indonesia. Jadi pada hari ini kita membersamai kawan-kawan yang ada di Jakarta dan 14 kota besar di seluruh Indonesia untuk bergerak bersama-sama dalam aksi kebangkitan driver online Indonesia," katanya ditemui di Kantor DPRD, Selasa (20/5/2025).
Ia mengatakan tuntutan mereka meliputi penghapusan program hemat, potongan aplikasi 10 persen.
"Tapi ternyata hari ini kawan-kawan di lapangan lebih dari 20 persen yang dipotong. Kemudian yang ketiga, kita ingin ada payung hukum yang jelas dari terwujudnya undang-undang transportasi online. Kenapa, Karena selama ini kita dibenturkan dengan perhubungan baik dari dinas sampai ke kementerian," bebernya.
Ia mengatakan, selama aksi ini para ojol juga menonaktifkan layanan atau offbid. Hanya saja ia tidak memaksakan driver lain untuk mematikan aplikasi.
"Iya tapi kita tidak memaksakan yang lain," ucapnya.
Ia mengatakan, dengan aturan-aturan yang saat ini berlaku membuat persaingan antaraplikator. Apalagi, ia menilai aturan yang saat ini diterapkan membuat driver terombang-ambing. Setelah ini, pihaknya juga akan menuju Balai Kota Solo untuk menyampaikan aspirasi.
"Pasti (ada persaingan), karena aturan yang tidak jelas ini aturan yang masih diombang-ambingkan sehingga mereka saling mencari celah. Sampai hari ini aturan tarif untuk untuk food dan pengiriman tidak ada. Kalau untuk Go-ride sudah ada," jelasnya.
Aksi tersebut, mendapat respons dari Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo. Budi menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi dari driver ojek online.
"Jadi ini yang menjadi keluh kesah dari teman-teman Ojol tentunya ini bagian dari apa aspirasi yang kita terima hari ini. ini. Nanti akan kita koordinasikan, koordinasikan lebih lanjut dengan teman-teman komisi yang terkait yang bidang itu," kata Budi.
Namun apabila tuntutan tersebut kebijakan dari Kementerian, maka pihaknya akan mengajukan surat untuk konsultasi.
"Jadi kalau memang itu nanti kemudian sampai dengan kebijakannya di Kementerian tentunya nanti akan kita tindak lanjuti dengan kita mengajukan surat atau bilamana perlu kita juga konsultasi langsung," pungkasnya.
(afn/apl)