Wagub Jateng Gus Yasin Usul Kreak dan Gangster Dibina di Pesantren

Wagub Jateng Gus Yasin Usul Kreak dan Gangster Dibina di Pesantren

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 18 Mei 2025 09:59 WIB
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin dalam acara Halal Bihalal dan Harlah ke-79 Muslimat NU Kota Semarang, Sabtu (17/5/2025).
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin dalam acara Halal Bihalal dan Harlah ke-79 Muslimat NU Kota Semarang, Sabtu (17/5/2025). Foto: Dok Pemprov Jateng
Semarang -

Fenomena gangster dan geng motor yang terjadi di Semarang dan beberapa kota lain meresahkan warga. Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen menilai, pesantren bisa jadi solusi alternatif mengatasi kenakalan remaja ini.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, mengungkapkan, banyak pelaku kenakalan remaja yang di Semarang disebut kreak yang masih berusia belasan tahun dan hanya ikut-ikutan.

"Kita anggap kenakalan remaja ini masih timbul-tenggelam, kumat-kumatan. Dan yang sekarang muncul ini, banyak anak di bawah usia yang hanya ikut-ikutan," kata Gus Yasin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, langkah represif semata tidak cukup untuk mengatasi akar persoalan. Ia menyebut pendidikan karakter lewat lembaga berbasis agama bisa menjadi jalan keluar yang lebih efektif.

"Sekarang ini banyak kasus gangster yang pelakunya anak-anak muda, generasi zilenial. Kenapa mereka nggak kita arahkan ke kegiatan yang lebih kreatif dan positif saja?" ujarnya.

ADVERTISEMENT

Jika sudah sulit dibina dengan cara biasa hingga pendekatan kreatif, Gus Yasin pun membuka opsi untuk memfasilitasi mereka ke pesantren atau sekolah berasrama (boarding school) agar mendapatkan pendidikan nilai dan disiplin hidup.

"Kalau memang sudah sulit ditangani, kita bisa ajak kerja sama dengan Muslimat, Aisyiyah, atau pondok pesantren untuk memberikan edukasi," usulnya.

"Kita fasilitasi mereka ke pesantren atau boarding school, bukan sekadar untuk disiplin, tapi juga agar mereka paham nilai-nilai keagamaan, apapun agamanya," imbuh dia.

Langkah ini, tambah Gus Yasin, juga terintegrasi dalam program Kecamatan Berdaya yang dicanangkan Pemprov Jateng. Pasalnya, program tersebut menjangkau berbagai kelompok, termasuk anak muda atau generasi zilenial, untuk diberdayakan melalui kegiatan positif berbasis komunitas.

"Di Provinsi Jateng, kita punya program yang namanya Kecamatan Berdaya. Program ini tidak hanya menyasar perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, tapi juga mencakup anak-anak zilenial," paparnya.

Sebagai informasi, dalam dua tahun terakhir, aksi gangster dan kekerasan jalanan di Semarang kerap melibatkan pelajar usia SMP dan SMA. Polisi mencatat peningkatan kasus terutama pada malam akhir pekan. Banyak dari pelaku membawa senjata tajam dan melakukan aksi sweeping terhadap kelompok lain.

Untuk mencegah hal serupa, Gus Yasin pun mendorong kolaborasi antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan guna membina generasi muda.

"Kami rangkul semua elemen, termasuk Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, Aisyiyah, semua kami beri ruang," tutupnya.

Sebelumnya, dilansir detikJabar, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana memperluas cakupan program pendidikan karakter yang selama ini menyasar siswa bermasalah. Ke depan, program ini juga akan menjangkau warga dewasa yang kerap meresahkan masyarakat.

Program pembinaan ini akan dilaksanakan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, dengan pendekatan semi militer. Menurut Dedi, langkah ini diambil karena keresahan masyarakat terhadap berbagai aksi premanisme dan gangguan lainnya yang berdampak pada iklim investasi.

"Begini, ada dua hal. Kalau berperilaku pidana, maka proses hukum akan tetap berjalan. Kemudian ada upaya yang bisa dilakukan terhadap mereka yang tidak memiliki unsur pidana tapi bikin resah, yaitu dibawa ke barak militer setelah program bela negara pendidikan kedisiplinan untuk anak selesai," kata Dedi dalam keterangannya, Minggu (10/5/2025).




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads