Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, dipadati masyarakat yang mengantarkan jemaah calon haji dari wilayah Pantai Utara (Pantura). Mereka rela merogoh kocek sendiri, untuk bisa mengantar kerabat atau tetangganya yang berangkat naik haji.
Dari pantauan detikJateng Rabu (7/5) siang, para pengantar jemaah calon haji tampak memadati depan maupun belakang Asrama Haji Donohudan. Sebagian dari mereka terlihat mendekat ke pagar dan bercengkerama dengan jemaah calon haji yang diantarkannya.
Selain bercengkerama, ada pula yang melakukan swafoto atau foto selfie dengan jemaah. Mereka datang dengan menggunakan mobil pribadi maupun carter bus besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu banyak pula yang berada di sekitar depan pintu gerbang masuk asrama yang dijaga petugas. Namun mereka tidak bisa masuk ke dalam area AHD, karena tidak diperbolehkan. Sehingga mereka hanya di berada di luar pagar asrama.
Di pinggir jalan sekitar asrama pun tampak padat warga pengantar jemaah. Sehingga arus lalu lintas di depan asrama haji terlihat padat merayap.
Hari ini, jemaah calon haji Embarkasi Solo yang masuk di Asrama Haji Donohudan, ada 5 kloter. Dari kloter 24 sampai 29 dari Kota Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal.
Salah seorang pengantar, Sutrimo Surip (73), warga Wonosari, Reban, Batang, mengatakan dia dan keluarganya datang untuk mengantarkan tetangganya yang berangkat naik haji tahun ini. Ada sekitar 300 orang yang mengantar hingga AHD ini. Untuk mengantar hingga Asrama Haji Donohudan ini mereka biaya sendiri-sendiri. Dia berempat bersama anggota keluarganya mengantar jemaah haji ke AHD.
![]() |
"(Biaya perjalanan mengantar) Pribadi kiyambak-kiyambak (sendiri-sendiri)," kata Sutrimo Surip ditemui detikJateng di depan Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali Rabu (7/5/2025).
Mereka iuran untuk menyewa kendaraan dari Batang ke Asrama Haji Donohudan di Boyolali.
"Saya (iuran) Rp 130 ribu," jelas Surip.
Warga mengantar keberangkatan tetangganya naik haji tak hanya hari ini saja. Selain sudah hadir di rumahnya, warga juga mengantarkan saat pelepasan haji di tingkat kecamatan. Kemudian hari ini berangkat ke AHD, warga pun ikut mengantar sampai Asrama Haji.
Menurut dia, banyak warga yang ikut mengantar ini sebagai bentuk guyup rukun warga. Selain itu juga untuk mengambil berkahnya dari orang yang naik haji.
"Tanpa diminta (mengantar) langsung ikut. Ngalap berkahe. Semoga bisa berangkat lagi ke sana (Tanah Suci), bisa naik haji lagi maupun umrah," ucapnya.
Surip sendiri sudah menunaikan ibadah haji di tahun 2019 lalu. Kemudian di tahun 2024 lalu, kembali ke Tanah Suci lagi menjalankan ibadah umrah.
Senada disampaikan warga lainnya, Jaswadi. Mengantar warga menunailan ibadah haji ini merupakan hal biasa di wilayahnya. ini sebagai bentuk guyup rukun warga.
"Banyak yang mengantar. Ada sekitar 300-an. Kalau di tempat saya itu ya guyup rukun, hal biasa (mengantar haji). Tanpa disuruh, ikut," kata Jaswadi.
Saat jemaah pulang naik haji, lanjut dia, warga biasanya juga ikut jemput. "(Saat jemaah haji pulang) paling jemputnya di kecamatan," pungkasnya.
(apu/afn)