Kisah Pasangan Lansia di Semarang, Akhirnya Naik Haji Usai Nabung 13 Tahun

Kisah Pasangan Lansia di Semarang, Akhirnya Naik Haji Usai Nabung 13 Tahun

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 06 Mei 2025 12:12 WIB
Pasangan suami istri (pasutri) lansia calon jemaah haji, Sumardi (74) dan Satiyem (66), mengumpulkan koper di Kantor Kemenag Kota Semarang, Kecamatan Ngaliyan, Selasa (6/5/2025).
Pasangan suami istri (pasutri) lansia calon jemaah haji, Sumardi (74) dan Satiyem (66), mengumpulkan koper di Kantor Kemenag Kota Semarang, Kecamatan Ngaliyan, Selasa (6/5/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Penantian panjang pasangan suami istri (pasutri) lansia, Sumardi (74) dan Satiyem (66), akhirnya berbuah manis. Pasangan dari Kota Semarang ini akhirnya berangkat haji usai menabung 13 tahun lamanya.

Saat ditemui detikJateng, calon haji asal Ngaliyan itu tengah mengumpulkan dua koper berisi barang-barang yang akan dibawa ke Tanah Suci. Keduanya ditemani anak dan cucu mereka di Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Kecamatan Ngaliyan.

Sumardi sempat bercerita awal ia dan istrinya menabung hingga kini bersiap menunaikan ibadah haji. Sumardi mengungkapkan, ia dulunya bekerja di sebuah pabrik sebelum akhirnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar lima tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dulu kerja tapi pabriknya bangkrut, terus saya di-PHK. Dapat pesangon, bisa untuk ditabung. Habis itu saya mulai jualan jajanan anak-anak di warung," kata Sumardi di Kantor Kemenag Semarang, Senin (6/5/2025).

Meski Sumardi sempat terkena PHK, semangat pasangan ini untuk berhaji tidak pernah surut. Harga pendaftaran haji yang mereka dapatkan kala itu yakni sekitar Rp 27 juta. Sejak itu, keduanya hidup hemat dan terus menabung dari hasil berdagang.

ADVERTISEMENT

"Yang nabung, menyisihkan uang, itu urusannya istri. Pokoknya saya kerja, dapat bayaran, saya setor ke istri. Sekarang jualan sama istri. Besok berangkat juga sama istri," ungkapnya.

"Rasanya ini ya bangga sekali, saya sudah 13 tahun baru dapat panggilan itu kan. Belum pernah umrah, baru ini mau ke Makkah," jelasnya.

Istrinya, Satiyem menambahkan, proses menabung dilakukan tanpa target pasti. Ia hanya yakin akan berangkat haji sehingga terus menyisihkan uang.

"Kami nabungnya dari sedikit-sedikit, kalau punya uang tak (saya) tabung, punya lagi tak tabung. Nabungnya dari pas pendaftaran itu sampai mau berangkat, ya 13 tahun," tuturnya.

"Nggak ada hitungan pastinya. Pokoknya seada-adanya. Misalnya 4 atau 3 bulan sekali, kadang ya nggak sama sekali. Dari hasil hasil jualan sembako kecil-kecilan sama hasil Bapak dulu kerja," lanjutnya.

Untuk persiapan sebelum berangkat Kamis (8/5) depan, mereka telah mengisi koper dengan berbagai makanan rumahan. Takut kalau-kalau makanan saat haji tak sesuai lidah nusantara mereka.

"Di koper ada sambal-sambal sachet. Barangkali di sana nggak ada sambal, atau misalnya kurang asin, kita kasih," jelasnya.

"Ada sambal kacang, sambal terasi, abon, mi gelas itu ada. Terus kalau persiapan fisiknya ya kalau pagi sering jalan, gerak-gerak," lanjutnya.

Kini, pasangan yang telah bersama puluhan tahun ini akan berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan. Meski belum pernah umrah sekalipun, mereka mantap menunaikan panggilan suci ini.

"Jualan itu kan juga supaya otaknya jalan, daripada cuma diam-diam di rumah," kata dia.




(rih/dil)


Hide Ads