Sebanyak 10 ribu lebih ruang kelas dari tingkat dasar sampai akhir di Indonesia mengalami kerusakan. Pemerintah pun menganggarkan Rp 17 triliun untuk perbaikan.
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Presiden, Hariqo Satria, menjelaskan sedikitnya ada 40 persen kondisi ruang kelas yang kondisinya sudah rusak. Jika ditotal sekitar 10 ribu bangunan yang akan diperbaiki karena kerusakan tersebut.
"Situasinya saat ini harus sama-sama kita akui, kurang lebih 40 persen ruang kelas di seluruh Indonesia mengalami kerusakan ringan, sedang maupun berat. Jika ditotal ada 439 ribu seluruh sekolah di Indonesia yang ada di Kemendikdasmen," kata Hariqo kepada wartawan saat penyerahan bantuan revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran di SD N 2 Purwokerto Wetan, Kabupaten Banyumas, Jumat (2/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan anggaran perbaikan prasarana dan sarana pendidikan sebesar Rp 17,1 triliun. Jumlah tersebut ditargetkan akan selesai pada tahun ini.
"Ini dalam rangka program Presiden Prabowo yaitu revitalisasi sekolah atau kita sebut, perbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Ini anggarannya sangat besar, Rp 17,1 triliun untuk memperbaiki ruang kelas sebanyak 10.440 ruang kelas untuk tahun 2025," terangnya.
Hariqo menyebut banyaknya kerusakan pada fisik sekolah menyebabkan siswa tidak nyaman. Terlebih jika cuaca sedang ekstrem bisa membahayakan para siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar.
"Kita tidak mungkin anak-anak akan mencapai cita-citanya dengan suasana bangunan yang runtuh, kalau belajar dalam situasi ketakutan. Kita ingin anak-anak ini dengan nyaman tanpa ketakutan," jelasnya.
Hariqo menyebut Presiden Prabowo berharap pada tahun 2045 program Indonesia emas bisa tercapai dengan adanya revitalisasi pendidikan secara bertahap pada tahun ini.
"Presiden kita, ingin anak-anak yang di sini 20 tahun lagi itu pendapatannya tinggi, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak, badannya sehat dan otaknya cerdas, dan bisa bersaing dari negara manapun," ungkapnya.
Sementara itu, Widyaprada Ahli Utama Kemendikdasmen, Jumeri menyebut pihaknya datang langsung ke SD setempat untuk memastikan bantuan tersebut bisa diterima dengan baik.
"Kami datang ke daerah dalam rangka memastikan bantuan perbaikan prasarana dan sarana sekolah yang dicanangkan presiden kita Prabowo Subianto terlaksana dengan baik, SD 2 Purwokerto Wetan mendapatkan 2 program sekaligus. Perbaikan prasarana akan kita rehab gedung ini dan digitalisasi sekolah," ujar Jumeri.
Jumeri mengungkapkan di Kabupaten Banyumas sendiri, ada dua sekolah yang menjadi pilot project program ini. Untuk SD N 2 Purwokerto Wetan dianggarkan Rp 1,3 miliar.
"Ini piloting dahulu, di Banyumas ada 2 SD yang kita revitalisasi dan digitalisasi. Nanti akan kita hitung kembali SD-SD yang lain untuk perbaikan sarana dan prasarana. Ini kita rehab total nilainya Rp 1,3 miliar. Ini dua gedung," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SD N 2 Purwokerto Wetan, Suryani mengatakan selama ini kondisi atap sekolahnya sudah lapuk. Hal ini dinilai bisa membahayakan para siswa.
"Alhamdulillah kita mendapatkan dana revitalisasi anggaran kita gunakan untuk rehab 8 ruang gedung A dan B, kemudian perpustakaan dan kamar mandi terutama yang atap dan dinding, itu di sana masih pakai ventilasi masih menggunakan ram kawat," ujar Suryani.
"Kemudian untuk tiang baloknya masih menggunakan batu bata nanti akan diganti. Sehingga anak-anak tidak khawatir kalau belajar. Soalnya kalau hujan angin sebelah selatan dan utara gentingnya ada yang jatuh. Karena kayu-kayunya sudah pada lapuk," pungkasnya.
(ams/apu)