Aksi unjuk rasa dalam rangka May Day (Hari Buruh Internasional) di Kota Semarang berlangsung aman hingga siang ini. Polisi sudah melakukan berbagai antisipasi, termasuk mengamankan kayu dan sejumlah botol saat sterilisasi sebelum aksi.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, mengatakan razia dipimpin langsung Kapolrestabes Semarang, Kombes Syahduddi dini hari tadi dan setelah subuh. Pada razia pertama ditemukan sejumlah potongan kayu yang disembunyikan di tanaman depan kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Semarang yang jadi lokasi aksi.
"Lakukan razia pertama ditemukan banyaknya potongan kayu dan batu. Razia kedua setelah subuh ditemukan puluhan botol minuman kosong diduga untuk dibuat sebagai alat untuk bom molotov," kata Artanto di Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (1/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prinsipnya preventif razia semalam untuk antisipasi tindakan yang bersifat anarkis," imbuhnya.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Syahduddi juga mengingatkan seluruh personel pengamanan untuk bersikap persuasif, tidak arogan, serta mengedepankan pendekatan humanis. Setiap tindakan harus berpedoman pada Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian dan dilakukan secara terukur berdasarkan eskalasi yang terjadi di lapangan.
"Kami semua memiliki satu tujuan, yakni menjaga agar peringatan May Day 2025 berjalan aman, tertib, dan kondusif. Mari kita jaga suasana damai ini bersama-sama," kata Syahduddi.
![]() |
Sementara itu unjuk rasa May Day di Jalan Pahlawan Semarang berlangsung aman. Pada gelombang pertama unjuk rasa yang diikuti Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) berlangsung aman dengan membawa gunungan hasil bumi hingga sejumlah peserta aksi memakai baju adat.
"Hari ini KSPN melakukan peringatan May Day dengan tema buruh ruwat negoro. Tadi ada teman-teman memakai baju adat. Ada gunungan yang kami buat dari sayur dan buah dimaksudkan bahwa secara harafiah makna ruwat itu menjaga merawat dan membersihkan. Kita ingin jaga negara kesatuan Indonesia, kita ingin bersihkan masalah yang ada di Negara Republik Indonesia termasuk masalah perburuhan yg menggunung," kata Pengurus DPW Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) Provinsi Jateng, Nanang Setyono di lokasi aksi.
(apu/apu)