Massa Geruduk DPRD Pati Lagi, Desak Tambang Kendeng Ditutup

Massa Geruduk DPRD Pati Lagi, Desak Tambang Kendeng Ditutup

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 28 Apr 2025 16:23 WIB
Warga tergabung dalam Sukolilo Bangkit menggelar aksi menuntut tambang ditutup di halaman DPRD Pati, Senin (28/4/2025).
Warga tergabung dalam Sukolilo Bangkit menggelar aksi menuntut tambang ditutup di halaman DPRD Pati, Senin (28/4/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng.
Pati -

Puluhan warga yang tergabung dalam Sukolilo Bangkit kembali menggelar aksi di Gedung DPRD Pati. Mereka meminta agar pemerintah langsung menutup belasan tambang yang ada di Pegunungan Kendeng Kecamatan Sukolilo Pati.

Aksi ini menindaklanjuti warga Sukolilo Bangkit yang mendatangi Gedung DPRD Pati pada 10 April 2025 lalu. Akan tetapi usai menggelar aksi, tidak ada tindak lanjutnya dari DPRD maupun Pemerintah Kabupaten Pati.

Tak ayal warga kembali mendatangi kantor DPRD Pati pada hari ini. Massa kembali membawa berbagai macam spanduk yang berisinya agar menutup tambang di Pegunungan Kendeng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Sukolilo Bangkit, Slamet Riyanto, mengatakan warga kembali mendatangi DPRD Pati karena belum ada tindakan atas tuntutan warga soal penutupan tambang.

"Kemarin sempat datang ke sini terkait dengan permintaan penutupan tambang. Namun sampai sekarang belum ada tindakan tegas atau tindak bersama," kata Slamet kepada wartawan di lokasi, Senin (28/4/2025).

ADVERTISEMENT
Warga tergabung dalam Sukolilo Bangkit menggelar aksi menuntut tambang ditutup di halaman DPRD Pati, Senin (28/4/2025).Warga tergabung dalam Sukolilo Bangkit menggelar aksi menuntut tambang ditutup di halaman DPRD Pati, Senin (28/4/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Slamet mencatat ada sebanyak 17 tambang yang ada di Lereng Pegunungan Kendeng Pati. Dari belasan itu hanya dua tambang yang berizin resmi.

"Berizin pun sama dengan tidak berizin, karena selama ini tidak reboisasi atau penanaman kembali," ungkap dia.

Slamet mengatakan adanya penambangan selama ini merusak lingkungan. Seperti terpangkasnya lahan, terjadi kekeringan, kekurangan sumber mata air, kekeringan saat musim kemarin.

"Tetap membiarkan lahan terpangkas. Kekeringan. Ketika musim hujan terjadi banjir. Bahan material tumpah ke sungai," jelasnya.

Oleh karena itu Slamet meminta kepada DPRD dan pemerintah untuk menutup tambang di wilayah Pegunungan Kendeng Sukolilo.

"Permintaan kami agar secepatnya ditutup," ujarnya.

Kesempatan yang sama Perwakilan Cabang Dinas Energi, Sumber Daya, dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Wilayah Kendang Raya, Aji Iqbal, mengatakan di daerah Sukolilo itu terdapat dua izin operasi produksi. Itu di Desa Wegil dan Gadudero.

"Kemudian untuk izin eksplorasi ada tiga titik di antaranya di Sukolilo dan Slungkep," jawabnya saat memberikan penjelasan saat audiensi di DPRD Pati.

Aji mengatakan hasil audiensi ini akan disampaikan kepada pimpinannya. Sebab pimpinannya tidak bisa hadir langsung saat audiensi dengan warga Sukolilo Bangkit di DPRD Pati.

Ketua Komisi C DPRD Pati, Joni Kurnianto, menjelaskan persoalan tambang merupakan masalah yang sudah lama. Menurutnya, ada 17 tambang beroperasi di wilayah Pegunungan Kendeng Pati, tetapi hanya dua tambang yang berizin resmi.

"Karena itu menjadi kewenangan dari Provinsi Jawa Tengah kita hanya bisa menganjurkan agar disampaikan semoga itu segera ditindaklanjuti," ungkapnya.

Dia mendorong permasalahan ini agar segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sebab, mempertimbangkan dampak tambang pada kerusakan lingkungan.

"Karena masyarakat mengeluh ada banjir longsor ada yang kena masalah manusia tanaman jadi korban. Sehingga hasilnya sawahnya kurang bagus," pungkas dia.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads