Patung biawak bikinan seniman Wonosobo jadi viral di media sosial. Patung yang berada di jalur antarkabupaten Wonosobo-Banjarnegara ini disebut mirip dengan aslinya.
Patung yang berada di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, ini mencuri perhatian usai dibandingkan oleh warganet dengan patung atau tugu di beberapa daerah lain. Selain bentuknya yang menyerupai aslinya, anggaran yang digunakan juga jauh dari patung atau tugu di daerah lain.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan pembuatan patung biawak di Desa Krasak merupakan usulan dari pemuda karang taruna. Selain sebagai pintu masuk Wonosobo, juga karena biawak banyak ditemukan di desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ada kegiatan saya hadir di sana. Kemudian masyarakat menyampaikan usulan untuk dibuat patung biawak atau patung menyawak sebagai ikon pintu masuk Wonosobo. Karena di Krasak itu banyak biawak sejak dulu," ujar Afif saat ditemui di rumah dinasnya, Senin (21/4/2025).
Perihal anggaran pembuatan patung tersebut, Afif tidak menyebutkan nominalnya, namun ia menyebut tidak menelan anggaran yang besar. Bahkan dibangun dengan gotong royong.
"Anggarannya sangat minimalis dan cukup untuk membuat patung yang cukup bernilai. Pemerintah daerah kan nggak punya duit, jadi tidak dianggarkan lewat APBD. Justru kami memantik, menyentuh teman-teman BUMD. Kami punya BUMD yuk, gotong royong," kata dia.
Ia pun mengaku bangga dengan adanya patung tersebut. Terlebih merupakan karya dari seniman asli Wonosobo.
"Tentu bangga dan saya berterima kasih karena melalui Mas Ari ini bisa mewujudkan keinginan masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, pembuat patung biawak, Rejo Arianto mengatakan perihal nominal pembuatan kurang etis. Namun, ia mengaku kerap berutang terlebih dahulu saat belum ada anggaran untuk membuat patung biawak tersebut.
"Sebagai seniman itu (nominal anggaran) sebetulnya kurang etis. Kalau tahu prosesnya, saya mengawali saja sampai ibaratnya berutang dulu sampai nanti ada anggaran lagi," kata dia.
Ari, begitu ia akrab disapa, memastikan jika anggaran pembuatan patung jauh di bawah Rp 1 miliar. Menurutnya, dengan nilai Rp 1 miliar ia bisa membuat patung di empat penjuru mata angin.
"Wah kalau Rp 1 miliar itu banyak, kalau memang anggarannya segitu saya siap bangun di empat penjuru mata angin," ujarnya.
(rih/dil)