Belajar dari Drama Lukisan Willie Salim Karya Julian yang Heboh di Dunia Maya

Belajar dari Drama Lukisan Willie Salim Karya Julian yang Heboh di Dunia Maya

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 19 Apr 2025 15:57 WIB
Julian Hawel yang viral melukis Willie Salim mendapat job mural di kantor Marimas
Julian Hawel yang viral melukis Willie Salim mendapat job mural di kantor Marimas. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng.
Semarang -

Drama hadiah iPhone untuk bocah pemberi lukisan kepada konten kreator Willie Salim sempat heboh karena lukisan itu bukan karya si bocah yang menyerahkan. Pelukis aslinya, Julian Hawel mengaku banyak belajar dari peristiwa itu.

Julian merupakan siswa SMAN 3 Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu yang memang hobi melukis dan penggemar Willie Salim. Saat tahu idolanya akan datang ke Bengkulu, dia menyiapkan diri memberikan lukisan bergambar Willie Salim secara langsung pada Rabu (9/4) lalu.

"Jadi ceritanya aku sudah dua kali pindah tempat. Di tempat pertama belum berhasil di-notice. Kemudian cari tempat kedua ada adek itu. Dia ngebantu teriak, dia baik, akhirnya dia inisiatif, 'bang aku anterin aja'. Aku terima posisi dia udah niat mau ngebantu," kata Julian saat mendapat proyek mural sekaligus penyerahan apresiasi di kantor Marimas, Kawasan Industri Candi, Kota Semarang, Sabtu (19/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singkat cerita, lukisannya itu mendapat perhatian Willie namun bocah yang menawarkan bantuan itu kurang menjelaskan karya siapa itu. Sedangkan Julian tertinggal karena tidak bisa menerobos kerumunan. Bahkan si bocah mendapat hadiah iPhone 16 yang kemudian menjadi polemik dan dibahas luas oleh netizen hingga ilustrator.

"Aku nggak masalah sama hadiahnya, tapi kenapa lukisanku dipanggung tapi nggak sama aku, aku kecewa itu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Julian kemudian sempat mengeluarkan unek-uneknya di media sosial sementara ibu dari bocah yang niat membantu itu membanggakan anaknya yang mendapat iPhone dari Willie. Gemparlah media sosial. Julian sendiri menegaskan tidak ada masalah dengan anak yang membantunya.

"Sama adek R sudah dimediasi juga. Kami jelaskan nggak ada konflik. Yang kami ceritakan itu sebatas kronologi bukan perbesar masalah," ujarnya.

Meski demikian ternyata Willie datang lagi ke Bengkulu dan memberikan apresiasi langsung kepada Julian setelah mengetahui kebenaran soal lukisan itu.

"Beberapa hari kemudian. Dia (Willie) nge-DM aku, kenalan dan minta nomor handphone. Tidak lama kemudian video call. Saya disuruh ke sana tapi belum mungkinkan, ternyata kak Wili langsung datang," ujar Julian.

"Saya menggemari Kak Willie itu selain senang lihat konten berbagi, senang lihat dia mengapresiasi karya seni," imbuhnya.

Sementara itu Willie sendiri lewat media sosialnya sudah melakukan klarifikasi dan bertemu dengan Julian dan anak tersebut secara langsung di Bengkulu. Dia juga memberikan iPhone ke Julian dan juga menambahkan Rp 10 juta biaya pendidikan untuk anak yang membantu Julian itu karena merupakan anak yatim.

"Waktu itu aku kasih iPhone ke adik kecil ini karena dia yang maju bawa lukisan. Aku pikir dia yang bikin, dan aku terharu. Tapi ternyata, pelukis aslinya adalah orang lain. Adiknya cuma bantu karena badannya kecil, lebih gampang nyelip di tengah keramaian. Begitu tahu, aku langsung terbang ke kotanya lagi, bawain iPhone 16 buat si pelukis. Aku juga kasih beasiswa pendidikan buat adiknya yang ternyata udah nggak punya sosok ayah. Namanya juga anak-anak, polos dan niatnya baik. Kita yang lebih dewasa harusnya bimbing, bukan ngehakimin apalagi ngebully," tulis Willie di akun medsosnya.

Belajar dari Drama Lukisan untuk Willie Salim

Julian banyak belajar dari drama yang ia alami itu. Siswa kelas 11 SMAN 3 Kota Bengkulu itu mengerti pentingnya tanda tangan atau watermark pada sebuah karya. Dia juga belajar agar tidak buru-buru percaya dengan orang lain.

"Jadi banyak belajar, ternyata penting banget watermark atau tanda tangan. Karena mempertegas hak cipta punya aku. Juga segala yang punyaku jangan mudah dipercayakan ke orang lain. Ada banyak hikmah, dari sabar dan ikhlas juga membuahkan hasil," katanya.

Menanggapi hal itu, ilustrator dari Hokgstudio, Arief Hadinata, mengatakan memang penting tanda air atau tanda tangan untuk sebuah hasil karya terlebih lagi pada hasil karya seperti Julian yang masih general dan sedang mencari ciri khasnya. Belajar dari itu jika memang karya belum dikenal, bisa memberikan keterangan pada bagian belakang pigura atau di manapun yang bisa terlihat untuk penanda karya milik siapa.

"Ketika ingin ngasih bisa ada watermark atau dikasih tulisan atau di bungkus ditulisin ini dari siapa. Walau mungkin yang ngasih orang lain, tapi ada keterangan karya siapa," ujar Arief.

Baca selengkapnya di halaman berikut.

Julian ternyata juga mendapat hikmah lain setelah viral soal lukisan Willie. Dia dikontak oleh CEO PT Marimas Putera Kencana, Harjanto Halim, untuk melukis mural di kantornya. Dia juga punya alasan kuat mengundang Julian karena idolanya yaitu Willie Salim merupakan Chief Happiness Officer (CHO) Marimas.

"Marimas kan menunjuk Willie sebagai CHO. Kemudian kejadian yang Bengkulu, kita harus respons, apa yang terjadi dengan Willie, Marimas terbawa. Julian kan pintar gambar ya suruh gambar mural aja di sini. Waktu itu kan belum ada kelanjutan kasusnya, tapi ya saya perlu berikan motivasi ke Julian," ujar Harjanto.

"Selalu ada berkah di balik musibah. Kita ingin muncul sebagai berkahnya," imbuhnya.

Di sebidang tembok berukuran 6x6 meter Julian dibantu sejumlah orang termasuk guru seninya menggambar mural yang menunjukkan Harjanto Halim, Willie Salim, dan dirinya membuat minuman besar dengan Marimas.

Hokgstudio juga membantu mengarahkan terkait desain dari Julian untuk dituangkan di tembok hingga koordinasi terkait pewarnaan bersama beberapa orang termasuk para pelajar yang berpartisipasi.

Julian juga mendapat apresiasi uang tunai Rp 30 juta dan akan ditunjuk menjadi juri dalam lomba mural yang akan digelar Marimas di Bengkulu. Hari Minggu (20/4) besok rencananya dia akan bertemu lagi dengan Willie yang mengisi acara di depan halaman kantor DPRD Jateng.

Halaman 2 dari 2
(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads