Ramai Spanduk Penolakan Kremasi Murdaya Poo di Ngaran Borobudur

Ramai Spanduk Penolakan Kremasi Murdaya Poo di Ngaran Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 17 Apr 2025 16:13 WIB
Bermunculan spanduk penolakan terhadap pengusaha, Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo di Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (17/4/2025).
Bermunculan spanduk penolakan terhadap kremasi pengusaha, Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo di Ngaran, Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (17/4/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Spanduk penolakan kremasi mendiang pemilik Pondok Indah Mall, Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo di Dusun Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, bermunculan. Dalam spanduk di sejumlah titik itu bernarasi penolakan pelaksanaan kremasi.

Pantauan detikJateng, spanduk tersebut antara lain dipasang di Perempatan Ngaran, Desa Borobudur. Di lokasi ini ada dua spanduk yang dipasang, salah satunya melintang di jalan.

Dalam spanduk kain putih itu bertuliskan warna hitam dan kata menolak ditulis dengan warna merah.

Adapun tulisan dalam spanduk itu yakni 'Tenggang Toleransi Kami Tinggi, Menolak !!! Pembangunan Krematorium Yang Tidak Punya Toleransi Sosial, Kami Masyarakat Borobudur Sepakat Menolak Proses Kremasi dan Pembangunan Krematorium Yang Akan Dilaksanakan di Dusun Ngaran II'.

Kemudian ada juga yang dipasang jalan menuju lokasi persawahan yang rencananya menjadi tempat kremasi. Di lokasi ini ada dua spanduk yang jarak pemasangannya agak berjauhan bertulis 'Kami Masyarakat Borobudur Sepakat Menolak Proses Kremasi'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bermunculan spanduk penolakan terhadap pengusaha, Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo di Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (17/4/2025).Bermunculan spanduk penolakan terhadap pengusaha, Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo di Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (17/4/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng



Kemudian satu spanduk bertulis 'Pembangunan Krematorium Yang Akan Dilaksanakan di Dusun Ngaran II' dan yang satu bertulis 'Kami Warga Yang Ramah Menolak Pembangunan Krematorium yang Tidak Ramah Lingkungan'.

Sementara itu, di lokasi rencana kremasi yang berada di persawahan semula telah dipasang besi untuk papan dan paving. Kemudian, tadi terlihat dua pekerja mengangkat besi maupun paving untuk diangkut kembali ke mobil.

Terkait dengan pemasangan spanduk, salah satu tokoh warga Ngaran II, Utoyo, mengatakan tidak mengetahui kapan spanduk tersebut dipasang.

"Kalau ada yang minta itu (spanduk) dilepas, ya dilepas saja. Kami juga mohon yang pihak sana (persiapan kremasi) yang sudah dipasang dibongkar. Jadi, sama-sama," kata Utoyo saat dihubungi awak media, Kamis (17/4/2025).

Utoyo mengatakan, pihaknya belum mengetahui untuk rencana pertemuan berikutnya. Pihaknya meminta sebelum ada kesepakatan untuk tidak melakukan pendirian apa pun di persawahan.

"Yang ini (spanduk) biar dilepas nggak masalah kok. Kurang tahu (kapan masangnya), tapi nggak tahu anak muda (pemuda) bisa masang," sambungnya.

Saat disinggung alternatif lokasinya di Bukit Dagi kompleks Candi Borobudur, katanya, Bukit Dagi keberadaannya dilindungi UU.

"Bahwa lingkungan di Candi Borobudur kan peruntukannya sudah jelas (ada UU-nya) untuk kegiatan pariwisata dan keagamaan. Kalau kremasi itu dari kegiatan keagamaan ya boleh tentunya," ujarnya.

"(Kremasi dilaksanakan di Dagi warga nggak masalah) Ya bukan nggak masalah, ini jangan menurut warga, UU-nya begitu. Saya bilang aturan nomor satu. Kalau di sini (Ngaran) sulit," imbuhnya.

Ditemui terpisah, Camat Borobudur, Subiyanto, mengatakan pihaknya menyayangkan adanya pemasangan spanduk tersebut. Pihaknya telah berpesan kepada pihak dusun untuk melepas spanduk yang telah dipasang.

ADVERTISEMENT

"(Termasuk memasang spanduk-spanduk) Karena kita berproses. Dari awal kita sudah ada kesepakatan dengan Pak Bupati ngowo rasa (dengan membawa perasaan) dan karena sifat itu (spanduk) tidak nggowo rasa. Sudah kita sampaikan lewat Pak Kadus, nderek (minta tolong) jangan ada sikap-sikap yang berbuat semacam itu (memasang spanduk). Yang jelas, ana rembuk dirembuk," kata Subiyanto.

Menyinggung usulan lokasi kremasi di Bukit Dagi Borobudur, kata Subiyanto, itu salah satu alternatif.

"Ketika tidak ketemu di lokasi awal, kan ada beberapa alternatif. Tapi, yang jelas nanti ketemunya adalah disepakatan. Kesepakatan itu kan bisa di Dagi, bisa di tempat semula, tapi yang jelas berproses," ujarnya.

Subiyanto berharap, untuk menjadi tuan rumah yang baik. Dalam artian melayani dengan baik dan tidak memberikan kesan negatif kepada tamu maupun yang berduka.

"Artinya kita fasilitasi semuanya dengan baik," pungkasnya.




(apl/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads