Tragedi Brexit 2016: Saat Pemudik Harus Bertahan Hidup di Tengah Kemacetan

Sorot Balik

Tragedi Brexit 2016: Saat Pemudik Harus Bertahan Hidup di Tengah Kemacetan

Anindya Milagsita - detikJateng
Jumat, 04 Apr 2025 18:07 WIB
Beroperasi perdana pada 2016 Brexit langsung jadi primadona dimusim mudik kala itu. namun kenyataannya justru menjadi petaka.
Potret macet di Tol Brexit 2016 silam. (Foto: Dok. detikcom)
Solo -

Ada berbagai peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia selama mudik lebaran yang justru meninggalkan kenangan tersendiri bagi masyarakat. Salah satunya tragedi Brebes Exit pada tahun 2016 silam. Bagaimana kisah lengkapnya?

Secara umum, Brexit yang dimaksud pada pembahasan ini merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah pintu keluar tol. Tepatnya di wilayah Brebes Timur, Jawa Tengah. Oleh karena itu, Brexit adalah pintu keluar tol Brebes Timur yang melibatkan ruas Jalan Tol Pejagan-Pemalang.

Tidak hanya sekadar dikenal sebagai istilah yang menggambarkan nama pintu keluar tol Brebes Timur saja, tetapi juga ada sebuah peristiwa kelam yang pernah terjadi berkaitan dengan lokasi tersebut. Meskipun kejadian tersebut sudah berlangsung di tahun 2016, tetapi tragedi Brexit mungkin masih diingat dengan jelas bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama mereka yang merasakannya secara langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan ini, detikJateng mengajak detikers untuk kilas balik dan menelusuri kembali tragedi Brebes Exit yang terjadi di tahun 2016 yang bertepatan dengan momentum mudik lebaran. Lantas, seperti apa kisahnya? Berikut rangkuman informasinya.

ADVERTISEMENT

Apa Itu Brexit?

Sebelum mengetahui secara lebih dekat dengan tragedi Brexit yang terjadi di tahun 2016 silam, tidak ada salahnya bagi detikers untuk mengenal terlebih dahulu istilah Brexit yang berkaitan dengan salah satu tragedi kemacetan terparah di Indonesia. Mengacu dari jurnal 'Dampak Kemacetan di Jalan Tol Brebes Timur' oleh Mustika Sari, dkk., dijelaskan bahwa para pengendara dapat melalui Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur setelah diresmikan di tahun 2016 silam. Namun demikian, pengendara harus melalui exit tol Brebes Timur atau Brexit terlebih dahulu.

Awalnya, pengembangan tol bertujuan agar perjalanan di area Pulau Jawa lebih efisien dan juga efektif. Bahkan diperkirakan waktu tempuh perjalanan semenjak adanya tol tersebut menjadi lebih singkat dibandingkan sebelumnya.

Dijelaskan bahwa apabila biasanya perjalanan dari tol Brexit ke Jakarta hingga 7-8 jam, tetapi semanjak adanya tol tersebut bisa lebih singkat menjadi 4 jam saja. Inilah yang membuat tol Pejagan-Brebes Timur menjadi salah satu primadona bagi para pemudik.

Meskipun begitu, pada saat itu hanya ada tiga gerbang yang disediakan bagi pengendara agar dapat menggunakan tol dari Jakarta. Transaksi tol hanya dapat dilakukan di Gerbang Cikarang Utama dengan mengambil tiket, lalu membayarnya di Gerbang Palimanan. Kemudian pengendara perlu membayar lagi di Gerbang Brebes Timur.

Oleh karena itu, tol Brebes Timur atau Brexit menjadi titik akhir pengendara yang akan keluar dari tol tersebut. Dari sinilah tragedi Brexit di tahun 2016 bermula.

Beroperasi perdana pada 2016 Brexit langsung jadi primadona dimusim mudik kala itu. namun kenyataannya justru menjadi petaka.Beroperasi perdana pada 2016 Brexit langsung jadi primadona dimusim mudik kala itu. namun kenyataannya justru menjadi petaka. Foto: Dok

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016

Dikutip dari 'Majalah Parlementaria: Tragedi Mudik yang Memilukan' oleh DPR RI, dijelaskan bahwa tragedi Brexit 2016 adalah salah satu dari sekian banyak catatan penting yang terjadi selama arus mudik di tahun 2016 silam. Pada saat itu, terjadi kemacetan yang berlangsung di berbagai titik lokasi, salah satunya di wilayah Jawa Tengah.

Dijelaskan bahwa kemacetan yang paling parah justru terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur atau yang lebih dikenal sebagai Brexit. Tidak hanya dikenal sebagai pintu keluar tol saja, Brexit juga menjadi salah satu titik krusial kemacetan.

Selain terjadi kemacetan yang parah, di Brexit ini juga para pemudik justru dihadapkan pada situasi sulit yang memaksa mereka terjebak selama puluhan jam. Hal tersebut dikarenakan, saat arus mudik terjadi Brexit adalah pintu keluar yang minor. Artinya, jalan yang bisa dilalui oleh para pemudik ini hanya jalan yang kecil.

Padahal jumlah kendaraan pemudik pada saat itu sangat membludak yang menyebabkan Brexit tak bisa menampung secara keseluruhan. Akibatnya terjadi kemacetan parah hingga berjam-jam lamanya.

Sementara itu, dilansir detikX, bahwa terdapat seorang pemudik yang memberikan kesaksiannya selama tragedi Brexit di tahun 2016 berlangsung. Dikatakan bahwa pada saat itu, Jalan Losari adalah ekor dari kemacetan dan ujung dari kemacetan itu berada di persimpangan gerbang tol Brebes Timur atau Brexit.

Tidak adanya jalur untuk evakuasi membuat para pemudik tidak bisa memarkirkan kendaraannya. Bahkan jalanan yang sangat padat memaksa tidak sedikit pemudik yang terjebak kemacetan memilih untuk keluar dari jalur agar dapat beristirahat di rumah warga atau rumah makan. Sayangnya, agar dapat kembali ke jalur atau jalan raya, diperlukan waktu hingga berjam-jam lamanya.

Tragedi Kelam Kemacetan Parah Brexit 2016

Lantas, mengapa tragedi Brexit disebut sebagai salah satu kemacetan terparah sepanjang sejarah Indonesia? Hal ini dikarenakan waktu yang harus dihabiskan oleh para pemudik atau pengendara lebih dari seharian penuh.

Masih merujuk dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa kemacetan parah yang terjadi di Brexit memakan waktu berjam-jam lamanya. Hal ini membuat kendaraan terjebak dan sulit untuk bergerak maju. Bahkan agar dapat berjalan sejauh 100 meter, pemudik harus menunggu hingga berjam-jam lamanya.

Tidak hanya itu saja, tragedi Brexit di tahun 2016 dianggap sebagai kejadian yang 'horor' karena melibatkan kemacetan sepanjang 13-20 kilometer yang melibatkan ruas Tol Pejagan hingga pintu tol Brebes Timur. Bahkan pemudik harus rela bertahan hidup di tengah-tengah kemacetan yang mengeluar hingga berjam-jam lamanya.

Dijelaskan dalam jurnal sebelumnya, bahwa terdapat kesaksian yang diberikan oleh para pemudik yang terjebak dalam tragedi Brexit di tahun 2016 silam. Salah satu di antaranya mengungkap kemacetan di Brexit membuat para pengendara harus keluar dari tol lebih dari 20 jam lamanya.

Tidak hanya konsumsi bahan bakar yang boros, tetapi pemudik juga mengeluhkan kondisi kerusakan pada kendaraan mereka. Ini dikarenakan adanya sebagian kendaraan yang mengalami radiator panas akibat mobil yang terus menerus dihidupkan.

Kisah horornya tragedi Brexit tahun 2016 juga semakin diperparah oleh kondisi cuaca yang begitu menyengat. Melalui sumber yang sama dijelaskan bahwa mayoritas pemudik yang terjebak di kemacetan parah Brexit 2016 tengah menjalankan ibadah puasa. Cuaca yang begitu panas dan asap knalpot yang menyelimuti udara sekitar menjadi tantangan tersendiri bagi para pemudik kala itu.

Bahkan sebagian pemudik memberikan kesaksian situasi panas yang menyengat dan polusi di Brexit membuat mereka mengalami stres. Terlebih lagi tidak adanya toilet atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang terjangkau membuat para pemudik harus bertahan hidup di tengah-tengah kesulitan tersebut.

Demikian tadi kilas balik salah satu tragedi kemacetan terparah sepanjang sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Brexit tahun 2016. Semoga informasi ini mampu menambah wawasan baru bagi detikers, ya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads