Cerita Tikungan Songkelmereng Blora, Konon Sopir Dilarang Ngobrol Saat Lewat

Cerita Tikungan Songkelmereng Blora, Konon Sopir Dilarang Ngobrol Saat Lewat

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Kamis, 03 Apr 2025 08:37 WIB
Ruas jalan tikungan Songkelmereng berada di perbatasan antara Blora dengan Rembang. Foto diunggah Kamis (3/4/2025).
Ruas jalan tikungan Songkelmereng berada di perbatasan antara Blora dengan Rembang. Foto diunggah Kamis (3/4/2025). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Blora -

Banyak orang yang mengaitkan jalur rawan kecelakaan dengan hal-hal yang gaib. Salah satunya adalah jalur tikungan Songkelmereng yang berada di perbatasan antara Blora dan Rembang.

Tikungan tersebut berada di Desa Ngampel, Kecamatan Blora. Dilihat dari kondisinya, jalur tersebut memang tampak rawan. Dari arah Rembang, jalan menurun dengan menikung cukup tajam.

Sebaliknya, dari arah Blora jalur itu menanjak dengan tikungan tajam sehingga truk dengan muatan berat sering kesulitan untuk melintas. Meski jalurnya memang rawan, banyak warga yang mengaitkan kejadian-kejadian kecelakaan di jalur tersebut dengan masalah gaib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita-cerita seram itu semakin kuat karena lokasi tikungan tersebut berada di tengah hutan jati.

"Ada legenda. Sampai saat ini terkenal paling sakral, seram, sintru, angker. Turunan dan belokan tajam," kata pemerhati sejarah lokal di Blora, Totok Supriyanto, Senin (24/3/2025).

ADVERTISEMENT

Konon jalan dengan marka berwarna kuning tersebut terdapat penghuni makhluk astral. Makhluk gaib yang sering mengganggu pengendara ketika melintas jalan tersebut. Tak jarang jalan itu kerap terjadi kecelakaan.

"Di jalanan itu sering terjadi kecelakaan jika tidak hati-hati. Konon diganggu makhluk astral," ucap Totok.

Dia menjelaskan, para supir truk sudah hapal dengan jalan tikungan maut Songkelmereng saat melintas selalu memberikan tanda, entah mengedipkan lampu jarak jauh kendaraan atau membunyikan klakson.

"Tanjakan itu sekitar 1 kilometer. Orang yang melintas dilarang berbicara. Kebanyakan kalau sopir-sopir truk ya ngebel (membunyikan klakson)," jelasnya.

Totok menjelaskan, pejabat di Blora pada masa lalu pernah mengupayakan agar tikungan tersebut tidak lagi membuat celaka pengendara dengan menanam tumbal.

"Dulu Bupati Blora memberikan tumbal sebuah keris. Ditanduri (ditanami) keris. Sampai saat ini wilayah itu masih terkenal angker," terangnya.

Menurut Totok, jalan itu dibangun setelah era pemerintahan Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Timur.

"Sejarahnya, dibangun setelah era pemerintahan Daendels. Jalan itu menjadi jalur pos antara Blora-Rembang sekitar tahun 1860," jelasnya.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads