Setelah selesai melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh, kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa Syawal selama enam hari. Jika ingin melaksanakannya, kita perlu memahami niat puasa Syawal, bukan?
Dikutip dari buku Rahasia Puasa Sunah tulisan Ahmad Syahirul Alim, puasa enam hari di bulan Syawal bukan hanya memiliki keutamaan yang besar, tetapi juga menjadi cerminan dari keteguhan seorang hamba dalam menjaga ibadah dan kedekatannya dengan Allah setelah Ramadhan. Puasa ini melatih seseorang untuk tetap mengendalikan hawa nafsu dan mempertahankan kebiasaan baik yang telah dibangun selama bulan suci.
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali memberikan nasihat yang mendalam tentang pentingnya istiqomah dalam ibadah, dengan mengingatkan bahwa seseorang yang telah meninggalkan keburukan jangan sampai kembali terjerumus dalam hawa nafsunya. Selain itu, menurut para ulama, salah satu tanda diterimanya ibadah di bulan Ramadhan adalah adanya kemudahan dalam menjalankan ibadah setelahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puasa Syawal menjadi indikator bahwa ibadah yang dilakukan selama Ramadhan membuahkan hasil dan diterima oleh Allah. Oleh karena itu, puasa ini menjadi amalan yang sangat dianjurkan bagi mereka yang ingin mempertahankan semangat ibadah sepanjang tahun.
Jika ingin melaksanakan ibadah sunnah tersebut, mari kita simak penjelasan lengkap mengenai niat puasa Syawal tulisan Arab, Latin, serta artinya!
Niat Puasa Syawal
Ketika hendak melaksanakan puasa Syawal, kita dapat berniat di dalam hati. Tetapi jika ingin melafalkan, berikut adalah bacaan niat yang dikutip dari buku Kedahsyatan Puasa tulisan M Syukron Maksum:
ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ Ψ΅ΩΩΩΩ Ω Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ψ΄ΩΩΩΩΨ§ΩΩ Ψ³ΩΩΩΩΨ©Ω ΩΩΩΩΩΩΩ ΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩ
Nawaitu shauma shahri syawwΔla sunnatan lillΔhi ta'ΔlΔ.
Artinya: "Saya niat puasa bulan Syawal, sunnah karena Allah ta'ala."
Berdasarkan penjelasan pada buku Panduan Praktis Ibadah Puasa tulisan Drs E Syamsuddin, dalam melaksanakan puasa sunnah, cukup meniatkannya di dalam hati atau melafalkannya secara lisan. Selain itu, dalam puasa sunnah juga diperbolehkan menggabungkan beberapa niat sekaligus.
Misalnya, jika puasa Syawal bertepatan dengan hari Senin atau pertengahan bulan, kita bisa berniat untuk menjalankan puasa Syawal, puasa Senin, dan puasa Ayyamul Bidh dalam satu kali puasa, sehingga mendapatkan keutamaan dari ketiganya.
Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal
Dikutip dari buku Fikih Puasa tulisan Ali Musthafa Siregar, untuk melaksanakan puasa Syawal, terdapat dua cara yang dapat dilakukan, masing-masing memiliki keutamaannya sendiri.
1. Melaksanakan Puasa Syawal Secara Berurutan
Cara yang paling utama (afdhal) dalam menjalankan puasa Syawal adalah dengan melaksanakannya secara berturut-turut setelah hari raya Idul Fitri. Artinya, seseorang mulai berpuasa sejak tanggal 2 Syawal dan melanjutkannya hingga enam hari berturut-turut. Cara ini lebih dianjurkan karena menunjukkan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah dan lebih mendekati keutamaan yang dijanjikan.
2. Melaksanakan Puasa Syawal Secara Terpisah
Bagi yang tidak bisa menjalankan puasa secara berurutan, tetap diperbolehkan untuk melakukannya secara terpisah dalam bulan Syawal. Artinya, puasa dapat dilakukan di hari-hari tertentu selama masih dalam bulan Syawal. Meski tidak berurutan, seseorang tetap mendapatkan kesunahan puasa Syawal sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Tuhfah Al-Muhtaaj Juz 3 Hal. 457.
3. Mendahulukan Qadha Ramadhan
Bagi orang yang memiliki banyak utang puasa Ramadhan dan wajib mengqadhanya dengan segera, ada pendapat ulama yang memperbolehkan menggabungkan niat antara puasa qadha dengan puasa Syawal. Pendapat ini menjadi solusi bagi mereka yang khawatir tidak memiliki cukup waktu untuk melaksanakan keduanya secara terpisah. Dengan demikian, seseorang tetap dapat melaksanakan kewajiban qadha sekaligus mendapatkan keutamaan puasa Syawal.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian ulama berpendapat bahwa keutamaan puasa Syawal hanya didapatkan jika dilakukan secara tersendiri, bukan digabung dengan qadha. Oleh karena itu, bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadhan dan ingin meraih keutamaan penuh dari puasa Syawal, sebaiknya mendahulukan qadha puasa terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal.
Keutamaan Puasa Syawal
Masih dikutip dari buku Fikih Puasa tulisan Ali Musthafa Siregar, puasa enam hari di bulan Syawal merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam setelah menunaikan puasa Ramadhan. Keutamaan puasa ini begitu besar hingga disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW bahwa siapa yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Ω ΩΩΩ Ψ΅ΩΨ§Ω Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ Ψ«ΩΩ ΩΩ Ψ£ΩΨͺΩΨ¨ΩΨΉΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ΅ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΨ―ΩΩΩΩΨ±Ω.
"Barang siapa yang telah berpuasa Ramadhan, kemudian ia melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, niscaya ia seperti puasa satu tahun penuh." (HR. Muslim)
Keutamaan puasa Syawal yang dapat menyamai puasa selama setahun penuh memiliki dasar dalam perhitungan pahala amal kebaikan dalam Islam. Dalam Islam, setiap kebaikan yang dilakukan akan diganjar dengan pahala sepuluh kali lipatnya. Oleh karena itu, ibadah puasa Ramadhan yang dilaksanakan selama satu bulan setara dengan pahala puasa selama sepuluh bulan.
Demikian pula, puasa enam hari di bulan Syawal memiliki nilai yang setara dengan puasa dua bulan, karena 6 hari x 10 kali lipat pahala = 60 hari (2 bulan). Dengan demikian, total pahala yang diperoleh dari puasa Ramadhan ditambah dengan puasa enam hari di bulan Syawal adalah setara dengan puasa selama setahun penuh. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasai:
Ψ΅ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ Ψ¨ΩΨΉΩΨ΄ΩΨ±ΩΨ©Ω Ψ£ΩΨ΄ΩΩΩΨ±Ω ΩΩΨ΅ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ³ΩΨͺΩΩΨ©Ω Ψ£ΩΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ¨ΩΨ΄ΩΩΩΨ±ΩΩΩΩΩ ΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΨ³ΩΨ©.
"Puasa bulan Ramadhan sama dengan puasa sepuluh bulan, dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan puasa dua bulan, maka jumlahnya menjadi satu tahun." (HR. An-Nasai)
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai niat puasa Syawal, berikut dengan tata cara melaksanakan serta keutamaannya. Semoga kita dapat menjalankan ibadah ini seperti yang Rasulullah lakukan.
(sto/sto)