Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang melakukan operasi penertiban penjualan daging menjelang Lebaran di Pasar Rejowinangun. Dalam operasi ini, petugas gabungan menemukan dua kotak kayu berisi ayam yang tidak layak konsumsi dan berbelatung.
Pantauan detikJateng, Kamis (20/3/2025), operasi penertiban penjualan daging ini dimulai pukul 08.57 WIB. Dalam operasi ini dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang juga melibatkan Satpol PP, Satgas Pangan Polres Magelang Kota dan Polisi Militer.
Dalam penertiban ini, petugas melakukan tes terhadap daging yang dicurigai basah maupun tidak layak konsumsi. Pengecekan baik di los daging sapi maupun ayam potong.
Saat berada di los daging ayam, petugas menemukan ayam potong yang disimpan dalam kotak kayu. Kondisi ayam potong tersebut sudah dipotong-potong dan ditutupi karung plastik serta diberi es batu.
Meski letaknya sudah dipisahkan dengan daging yang dijual. Petugas sempat membuka kotak kayu tersebut dan memeriksanya, di bagian bawah kotak tersebut ditemukan belatung.
Petugas sempat bersitegang dengan penjual ayam tersebut. Penjual berdalih jika ayam yang berada di kotak tersebut tidak dijual, melainkan untuk pakan lele maupun anjing. Warga yang mengambil untuk pakan lele dan anjing juga tidak diminta bayaran.
Dengan adanya temuan ini, Disperpa meminta agar daging ayam dalam kotak sudak tidak ada sore nanti.
Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan Disperpa Kota Magelang, Diana Widiastuti, mengatakan hari ini melakukan operasi penertiban daging di pasar tradisional yang ada di Kota Magelang menjelang Idul Fitri.
"Ini merupakan kegiatan rutin tahunan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, khususnya dari Bidang Peternakan dan Perikanan. Kami melibatkan ada tim di sini, baik dari Dinas Pertanian, internal itu dari Bidang Peternakan dan Perikanan, dari UPT RPH dan Lab Kesmavet dari UPT Puskeswan dan dari penyuluh pertanian. Kemudian dari instansi luar kami melibatkan ada Satpol PP, Polres Magelang Kota dan dari Polisi Militer, itu timnya," kata Diana kepada awak media di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang.
Pelaksanaan yustisi, kata Diana, merupakan kali yang kedua menjelang Idul Fitri. Operasi pertama digelar pada Rabu (19/3) dini hari di Pasar Gotong Royong dan yang kedua di Pasar Rejowinangun.
Saat ditanya soal temuan daging ayam yang ada dua kotak itu, Diana menyebut yang dua kotak itu yang pertama itu masih layak untuk dikonsumsi.
"Kemudian yang kedua, itu bagian bawah memang agak mencurigakan, tetapi menurut penuturan dari pedagang itu adalah untuk pakan lele dan berjanji nanti sore paling lambat itu sudah tidak ada di situ. Dalam artian sudah diambil sama dari peternak lele," kata Diana.
"Nah, besok sebagai tindak lanjut, kami juga akan mengecek ke sini. Dari tim kami, apakah benar itu sudah diambil oleh peternak lele atau belum. Kalau misalnya belum, nanti kita ambil," tegasnya.
Langkah berikutnya agar kejadian tersebut tidak terulang, akan dilakukan pembinaan dan pengawasan dari Disperpa.
"Kami pembinaan, pembinaan itu kami lakukan terus menerus dan kami untuk pengawasan memang rutin, walaupun itu di luar hari besar keagamaan," ujar Diana.
Diana menyarankan pedagang yang sudah bekerja sama dengan peternak lele membakar ayam tersebut lebih dulu.
"Itu sebaiknya dibakar dulu baru diberikan kepada lelenya. Kebetulan saya juga mengampu perikanan. Kita juga sudah berkali-kali menyarankan kepada peternak lele itu. Kemudian kepada pedagang, kami imbau kalau memang khusus untuk ternak lele, jadi jangan dijual di pasar. Kalau di pasar itu semua orang kan bisa beli. Yang, kami khawatirkan itu ada pembeli yang dia itu memang mencari barang-barang yang murah," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diana menambahkan, dalam penertiban di Pasar Gotong Royong, Rabu (19/3) dini hari menemukan 8 kg daging sapi yang mengarah busuk. Selain itu, 5 kg daging ayam yang disita dan dimusnahkan.
"Ada yang koyor itu dan sudah mengarah ke busukan. Kemudian ada juga daging ayam yang yang kurang layak untuk dikonsumsi (5 kg). Ya disita. Pedagangnya harus tanda tangan berita acara penyitaan, untuk tidak akan mengulangi lagi seperti itu. Dan untuk barangnya kami bawa ke kantor, disita untuk dimusnahkan," tegasnya.
Sementara itu, penjual daging ayam, Nora (47), mengatakan ayam yang berada di kotak tidak dijual untuk umum. Ayam tersebut biasa diambil peternak lele atau pemilik anjing.
"Itu siapa yang mau. Ibaratnya siapa yang pelihara lele, apa bebek, endhel, anjing itu biasanya ambil kayak gitu. Saya kasih cuma-cuma, maksudnya nggak suruh bayar. Cuma, kadang kalau ada orang yang bilang,'itu dijual, itu dijual', saya memang sakit hati. Saya nggak jual itu," tegasnya.
"Itu bisa dikatakan sedekah, bisa dikatakan buat kasih saja kepada siapa yang mau.Tapi, nggak untuk dimakan manusia. Nggak (tiap hari ada), kalau jualan laris nggak ada. Kemarin (Rabu) kan sepi, hujan," ujarnya.
Nora menambahkan, untuk harga daging ayam potong sudah mengalami kenaikan. Menurutnya, hari ini harga ayam per kilo Rp 37 ribu.
"Ini sudah ada kenaikan sekitar Rp 1.000 sampai Rp 1.500. Diperkirakan H-5, H-7 ayam sudah naik lagi. Pembeli saat ini belum lancar (ramai) karena melihat kondisi ekonomi sekarang amat lah sangat mengenaskan. (stok) Saat ini aman, kalau penjualan stok jualnya agak dikurangi karena sepi," ujar Nora seraya hari ini bawa 1,5 kuintal daging ayam potong.
Sedangkan salah satu penjual daging sapi, Karimah (50) mengatakan, harga daging sapi masih stabil. Pihaknya menjual per kilo Rp 130 ribu.
"Kalau Lebaran tahun lalu bisa mencapai Rp 170 ribu. Tahun baru, bisa potong 15 ekor termasuk yang pesanan arisan," pungkasnya.
(apl/ams)