Pelebaran TPA Tanggungrejo Kudus Terkendala Anggaran

Pelebaran TPA Tanggungrejo Kudus Terkendala Anggaran

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 15 Mar 2025 13:29 WIB
Kondisi terkini TPA Tanjungrejo Kecamatan Jekulo, Kudus yang overload, Sabtu (15/3/2025).
Kondisi terkini TPA Tanjungrejo Kecamatan Jekulo, Kudus yang overload, Sabtu (15/3/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Kondisi tempat pemprosesan akhir (TPA) Tanjungrejo Kabupaten Kudus dinilai semakin mengkhawatirkan. Rencana pelebaran pun terkendala anggaran.

Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris menjelaskan sampah yang masuk TPA Tanjungrejo saat ini berkirsar antara 125 sampai 175 ton per hari. Padahal, TPA itu sudah overload. Dia mengatakan Pemkab Kudus belum memiliki anggaran untuk melakukan pelebaran.

"Ini kondisinya sudah overload, sudah harus ada penanganan khusus, karena lokasinya sudah terbatas. Nanti kalau ada anggaran akan kita lakukan pelebaran. Kita manfaatkan dulu karena setiap hari sampah masuk terus. Tidak bisa kita bendung semakin lama semakin banyak, kalau tidak ada penanganan khusus ya kita akan menggunung lagi," ujarnya ditemui di TPA Tanjungrejo, Sabtu (15/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per hari itu ada 125 ton sampah masuk ke TPA, semula bisa 175 ton sampah" Sam'ani melanjutkan.

Pemerintah juga berencana untuk mengolah sampah di TPA Tanjungrejo dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). RDF adalah teknologi pembakaran sampah plastik menjadi energi.

ADVERTISEMENT

"Ya kemarin bulan kan ada protes dari masyarakat yang kita akan segera tindaklanjuti penanganan sampah pakai RDF mana yang terbaik untuk pengelolaan sampah ini, ya kelihatan pengelolaan sampah pakai RDF, ya nanti kita kerja sama dengan pihak terkait kita akan terbuka transparan siapa yang membuat mesinnya yang lokal tapi berkualitas," jelasnya.

Kata Sam'ani sampah nantinya akan diolah, diayak hingga dikeringkan sesuai dengan teknologi RDF. Dia berharap hal itu bisa mengatasi permasalahan sampah di Kudus.

"Pemerintah ini kan dianggarkan, butuh APBD, sementara 6 sampai 7 bulan. Kita harus bertanggung jawab kepada negara dan rakyat," ungkapnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis TPA Tanjungrejo, Eko Warsito menjelaskan kondisi TPA Tanjungrejo kondisinya sudah overload. Oleh karena itu sampah yang masuk ke TPA harus dipilah antara organik dan non organik.

"Sekarang sudah overload, harusnya memang dipilah. Masuk ini harus dipilah," jelas Eko kepada wartawan di lokasi, Sabtu (15/3/2025).

Bahkan kata dia sampah yang dikelola tidak semua dibawa ke TPA Tanjungrejo. Akan tetapi dibawa ke perusahaan di Kudus untuk diolah menjadi pupuk organik.

"Hari Senin, Rabu, sama Jumat kami tidak menerima sampah organik, yang organik dialihkan ke pengelolaan Djarum Kudus. Di lain hari juga sudah tidak terima. Ini berlangsung sudah awal Ramadan, nanti akan dikontrol betul tidak ada sampah yang hijau-hijau datang," ungkap Eko.

Sempat Disegel Warga

Untuk diketahui warga sempat menyegel TPA Tanjungrejo karena kondisinya melebihi kapasitas hingga mencemari lingkungan pada pertengahan Januari lalu. Meskipun demikian akhirnya pemkab membuka segel TPA Kudus untuk beroperasi lagi.

Koordinator aksi, Fahmi Arsad, mengatakan ada beberapa wilayah Desa Tanjungrejo yang terdampak TPA Tanjungrejo seperti RW 10, 9, 4 dan 3. Fahmi menjelaskan warga telah sepakat untuk menutup TPA sampah Tanjungrejo.

"Jadi hari ini kita sudah sepakat forum Ketua RW se-Desa Tanjungrejo yang didampingi oleh Pak Lurah sudah sepakat menutup TPA Tanjungrejo karena sudah beberapa tahun kita melakukan surat administrasi, kemudian negosiasi. Bahkan Pak Camat sudah kita sampaikan semua tidak ada pembenahan sama sekali," jelas Fahmi ditemui di lokasi, Kamis (16/1/2025).

Fahmi menilai pengelolaan sampah di TPA sudah tidak sesuai standar. Pertama jalan akses truk kini telah berubah menjadi tumpukan sampah. Belum lagi warga mengeluh terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga aliran sungai yang tercemar limbah diduga dari TPA Tanjungrejo.

"Dampaknya banyak sekali seperti ISPA, sumber air sungainya itu banyak limbah sampah ke aliran sungai warga sekitar," jelasnya.




(afn/afn)


Hide Ads