Atlet PPLOP Taekwondo Jateng Meninggal Usai Latihan

Atlet PPLOP Taekwondo Jateng Meninggal Usai Latihan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 11 Mar 2025 15:47 WIB
Palestinian youths show their skills and practice taekwondo on the Mediterranean beach during sunset in Khan Yunis, southern Gaza Strip. The Funoon taekwondo team trains taekwondo at the Mediterranean beach, as part of a training program organized by the trainers in the team, as they allocate a day of training on the seashore of Khan Yunis, southern Gaza Strip, on January 25, 2023.  (Photo by Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images)
Ilustrasi latihan Taekwondo. Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto
Semarang - Seorang atlet Program Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) cabang olahraga taekwondo di bawah binaan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah (Jateng), ATN(16), meninggal saat mengikuti latihan. Pihak Disporapar Jateng membentuk tim investigasi.

Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi mengatakan, peristiwa itu terjadi menjelang waktu berbuka puasa. ATN yang merupakan atlet asal Boyolali itu tiba-tiba pingsan akibat kelelahan saat latihan, Rabu (5/3).

"Meninggal ketika melaksanakan kegiatan latihan rutin, mungkin karena daya tahannya kurang support sehingga kelelahan, pingsan," kata Agung saat dihubungi detikJateng, Selasa (11/3/2025).

Korban saat itu langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Nahas, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 22.00 WIB.

"Kejadian tanggal 5 Maret sore, menjelang (buka) puasa, meninggalnya malam pukul 22.00 WIB. Setelah itu kita melakukan pendalaman," jelasnya.

Selain ATN, kata Agung, terdapat dua atlet lainnya yang juga mengalami kelelahan saat latihan menjelang berbuka itu. Adapun, kedua atlet lainnya itu telah berhasil pulih.

"Karena tingkat kelelahannya beda mungkin, kalau ATN tingkat kelelahannya tinggi mungkin. Karena harapannya selesai latihan langsung berbuka, tapi belum sampai sana sudah terjadi kelelahan," ungkapnya.

Agung mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan medis, korban tidak memiliki riwayat penyakit bawaan dan dinyatakan dalam kondisi sehat sebelum latihan.

"Scanning pihak rumah sakit, ATN tidak punya bawaan penyakit, dalam kondisi fit lah, sehat. Tidak mengalami sakit, tidak ada," sambung Agung.

"Kami masih melakukan pendalaman terhadap peristiwa ini sebagai bahan evaluasi program latihan ke depan. Kami juga telah menyampaikan kepada pelatih, kepala balai, agar program latihan dilakukan secara terukur," lanjut Agung.

Ia menegaskan, selama Ramadan, intensitas latihan sudah diturunkan ke kategori sedang. Program latihan di awal tahun masih dalam tahap persiapan sebelum memasuki fase penguatan teknik pada pertengahan tahun. Para atlet, termasuk ATN, tengah baru dipersiapkan untuk menghadapi kompetisi di triwulan ketiga.

"Kami masih menunggu tim (investigasi) yang lagi bekerja. Kami belum bisa statement karena masih dilakukan pendalaman," ungkapnya.

Akibat kejadian tersebut, tambah Agung, pelatihan kepada para atlet dihentikan sementara, mengingat kondisi atlet yang masih syok dan berduka usai kehilangan salah satu teman seperjuangannya.

"Pelatihan kita hentikan. Kita juga memahami kondisi mereka yang lagi prihatin, syok. Kita berikan materi trauma healing, motivasi, kemudian kita kuatkan dengan religi, ada pengajian. Kita hold semua kegiatan pelatihan, istirahat dulu," jelasnya.

Ia menyebut, kejadian ini menjadi peristiwa pertama dalam puluhan tahun pembinaan atlet di PPLOP Jateng. Disporapar akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki sistem latihan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Terkait kemungkinan adanya sanksi bagi pelatih, Agung belum bersedia berkomentar banyak. Pihaknya memilih menunggu hasil investigasi yang dibentuk.

"(Ada kemungkinan sanksi bagi pelatih?) Masih proses pendalaman, nanti setelah itu ada rekomendasi apakah ada evaluasi untuk pelatih dan segala macam. Nanti kita mengikuti hasil rekomendasi tim investigasi," jelasnya.




(ahr/apl)


Hide Ads