Jokowi Sebut Jakarta Perlu Normalisasi 12 Sungai untuk Atasi Banjir

Jokowi Sebut Jakarta Perlu Normalisasi 12 Sungai untuk Atasi Banjir

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 06 Mar 2025 20:57 WIB
Satuan Brimob Polda Metro Jaya mengevakuasi warga terdampak banjir di Jalan Raya Kalibata, Cawang, Jakarta Timur. Ketinggian air mencapai 3 meter. (Dok istimewa).
Foto: Satuan Brimob Polda Metro Jaya mengevakuasi warga terdampak banjir di Jalan Raya Kalibata, Cawang, Jakarta Timur. Ketinggian air mencapai 3 meter. (Dok istimewa).
Solo -

Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) merespons soal dua bendungan di Bogor yakni Ciawi dan Sukamahi yang bakal dievaluasi oleh BNPB usai banjir melanda Jakarta. Jokowi menyebut banjir terjadi di Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu terakhir akibat intensitas hujan yang sangat besar.

Diketahui bendungan yang ia resmikan tahun 2022 lalu itu merupakan bendungan kering yang dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta. Jokowi mengingatkan bahwa bendungan itu dibangun untuk mereduksi aliran Sungai Ciliwung. Padahal, di Jakarta terdapat 13 aliran sungai.

"Yang kita harus tahu, di Jakarta dilewati 13 sungai, bukan hanya Ciliwung saja. 13 sungai, Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Cipinang, sungai Mokova, 13 sungai. Dan yang dibuat ini bendungan yang berkait sungai Ciliwung," katanya di Sumber, Kamis (6/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan dua bendungan tersebut merupakan bendungan kering untuk menahan air. Namun, bila airnya terlalu banyak, waduk tidak bisa menampung.

"Mau tidak mau air harus keluar dan kemarin saya mendapatkan informasi intensitas hujan sangat tinggi sekali," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Untuk banjir di Bekasi, Jokowi menyebut itu dari aliran sungai yang berbeda yakni Sungai Cilengsi dan Cikeas. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut posisi Jakarta memang berada di bawah.

"Memang Jakarta dan sekitarnya tempat turunnya air dari atas. Lewat sungai-sungai tadi yang saya sebutkan. Saya kira kita sudah membangun Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi kemudian sodetan Ciliwung, kemudian menormalisasi Sungai Ciliwung yang tinggal 16 kilometer," ucapnya.

"Itu memang harus segera dilanjutkan setelah Ciliwung selesai masih ada sungai lain yang perlu dinormalisasi. Jadi ada 12 sungai lagi yang perlu. Belum lagi urusan air dari atas (laut), masih ada lagi air dari laut yang naik setiap 8-12 cm, sehingga diperkirakan satelit NASA memang 2050-an sepertiga Jakarta bisa terkena banjir dari laut atas (utara)," terangnya.

Untuk itu Giant Sea Wall memang sangat urgent untuk wilayah Jakarta. Terlebih, saat ini Giant Sea Wall sudah masuk program pemerintah Prabowo.

"Giant sea wall kan sudah jadi program pemerintah Pak Prabowo, ya sangat urgent," pungkasnya.

Dilansir dari detikNews, banjir melanda wilayah Jabodetabek awal bulan ini. BNPB bakal mengevaluasi keberadaan infrastruktur keairan, dua di antaranya adalah Bendungan Ciawi dan Sukamahi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari awalnya menjelaskan pihaknya belum mengkaji efektivitas kedua bendungan tersebut dalam penanggulangan banjir. Meski begitu, ia mengatakan evaluasi baru dilakukan setelah periode tanggap darurat rampung.

"Kita belum sampai mengkaji efektivitas dari dua bendungan itu," kata Abdul saat dihubungi, Selasa (4/3).

"Setelah fase tanggap darurat selesai kita akan melakukan evaluasi kejadian termasuk keberadaan infrastruktur keairan yang sudah ada," sambungnya.

Seperti diketahui, Bendungan Ciawi dan Sukamahi merupakan bendungan kering yang dibangun di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dikutip dari laman Ditjen Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bendungan ini berfungsi untuk mengurangi kerentanan banjir kawasan Jakarta.

Bendungan kering (dry dam) adalah bendungan yang dibangun untuk fungsi pengendalian banjir. Berdasarkan data Kementerian PUPR, reduksi banjir dimulai dari Bendungan Ciawi, lalu Bendungan Sukamahi, Bendungan Katulampa, Pintu Air Depok, dan Pintu Air Manggarai.




(afn/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads