Di bulan Ramadhan, ada banyak peristiwa yang bersejarah, salah satunya adalah turunnya wahyu Al-Quran untuk pertama kalinya. Hari ketika peristiwa tersebut terjadi kemudian dikenal sebagai Nuzulul Quran. Sebagai muslim, kita sebaiknya mengetahui Nuzulul Quran jatuh pada tanggal berapa.
Dikutip dari buku 101 Info Tentang Al-Quran tulisan Ridwan Abqary, Nuzulul Quran merupakan sebuah peringatan yang dilakukan umat Islam untuk merayakan malam diturunkannya Al-Quran. Seperti yang kita ketahui, Al-Quran merupakan pedoman bagi umat Islam yang menjadi petunjuk untuk menjalani kehidupan. Itulah mengapa Nuzulul Al-Quran diperingati secara rutin.
Lantas, Nuzulul Quran jatuh pada tanggal berapa? Mari kita simak penjelasan lengkap di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nuzulul Quran Jatuh pada Tanggal Berapa?
Dirangkum dari buku Tafsir Ar-Rahmah Juz 30 tulisan Dr KH Rachmat Morado Sugiarto Lc MA Al-Hafizh, Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Al-Quran yang menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Dalam sejarah Islam, Al-Quran turun dalam dua cara, yaitu secara sekaligus (daf'ah wahidah) dan secara berangsur-angsur (munajjaman).
Secara sekaligus, Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia pada malam Lailatul Qadar, yang terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Sementara itu, secara berangsur-angsur, Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril selama 23 tahun, dimulai dengan wahyu pertama, yaitu Surah Al-'Alaq ayat 1-5.
Peristiwa Nuzulul Quran yang sering diperingati umat Islam pada tanggal 17 Ramadhan merujuk pada turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Pada hari itu, Jibril menyampaikan firman Allah yang berbunyi "Iqra' bismi rabbikalladzi khalaq" (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan). Wahyu ini menandai awal kenabian Rasulullah dan menjadi titik awal turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi di masa itu.
Namun, terdapat pula pendapat bahwa Nuzulul Quran sebenarnya terjadi pada malam Lailatul Qadar, yang diyakini jatuh pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Al-Quran sendiri menyebutkan dalam Surah Al-Qadr bahwa kitab suci ini diturunkan pada malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Perbedaan ini bukanlah kontradiksi, melainkan peristiwa yang saling melengkapi. Turunnya Al-Quran secara keseluruhan ke Baitul Izzah terjadi di Lailatul Qadar, sementara turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW terjadi pada 17 Ramadhan.
Oleh karena itu, umat Islam umumnya memperingati Nuzulul Quran pada malam 17 Ramadhan sebagai bentuk penghormatan terhadap awal turunnya wahyu kepada Nabi. Peristiwa ini menjadi momen penting untuk memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan ibadah, termasuk mencari Lailatul Qadar, merupakan amalan yang sangat dianjurkan agar memperoleh keberkahan yang dijanjikan Allah SWT.
Kementerian Agama RI sebelumnya telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025. Apabila merujuk pada Kalender Hijriah 2025 yang diterbitkan Kemenag RI, maka 17 Ramadhan 1446 H jatuh pada 17 Maret 2025.
Amalan yang Dianjurkan pada Nuzulul Quran
Pada saat Nuzulul Quran yang diperingati setiap 17 Ramadhan, umat Islam dianjurkan melakukan amal shalih. Dirangkum dari laman NU Online, Universitas Islam Indonesia, dan Kemenag Maluku Utara, berikut adalah sejumlah amalan yang dianjurkan.
1. Membaca Al-Quran
Salah satu amalan utama yang dianjurkan pada malam Nuzulul Quran adalah membaca Al-Quran dengan penuh kekhusyukan. Membaca Al-Quran di bulan Ramadhan memiliki keutamaan tersendiri, terlebih pada malam turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.
Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan bacaan Al-Quran mereka pada malam ini, baik dengan membaca secara mandiri maupun bersama dalam majelis tadarus. Amalan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap peristiwa agung yang membawa cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Membaca Al-Quran juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pahala berlipat ganda, terutama di bulan Ramadhan. Menurut ajaran Islam, satu huruf Al-Quran yang dibaca akan mendatangkan sepuluh kebaikan, dan kebaikan ini semakin dilipatgandakan di malam yang penuh berkah seperti malam Nuzulul Quran.
2. Melaksanakan Itikaf
Itikaf adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada malam Nuzulul Quran serta dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Itikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat beribadah, mendekatkan diri kepada Allah, serta menjauhkan diri dari kesibukan duniawi.
Selama itikaf, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, serta melakukan berbagai bentuk ibadah lainnya. Itikaf memberikan kesempatan untuk merefleksikan diri, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan memperbanyak amal kebaikan.
Selain sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan, itikaf juga merupakan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau rutin melakukan itikaf di bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhir, dengan harapan mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.
3. Melaksanakan Sholat Malam
Kemudian, umat Islam juga dianjurkan untuk sholat malam atau qiyamul lail pada malam Nuzulul Quran. Sholat malam memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu.
Rasulullah SAW sering kali menekankan pentingnya sholat malam, terutama pada bulan Ramadhan, di mana pintu-pintu rahmat Allah terbuka lebar. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat tahajud, sholat hajat, serta sholat lainnya yang dapat meningkatkan spiritualitas mereka.
Selain mendapatkan pahala besar, sholat malam juga memiliki dampak positif bagi ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Beribadah di waktu sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa, sehingga umat Islam dapat memanfaatkan momen ini untuk memohon ampunan, petunjuk, dan berbagai kebaikan dalam hidup.
4. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Memperbanyak dzikir dan doa adalah amalan yang sangat dianjurkan pada malam Nuzulul Quran. Dzikir merupakan salah satu cara untuk selalu mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Di malam yang penuh berkah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak kalimat-kalimat dzikir seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir, yang dapat menjadi penyucian jiwa serta memperkuat iman.
Selain berdzikir, memperbanyak doa juga menjadi amalan utama yang dapat dilakukan pada malam ini. Doa yang dipanjatkan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah, terutama dalam bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Umat Islam dianjurkan untuk berdoa memohon ampunan, kebaikan dunia dan akhirat, serta keselamatan bagi diri sendiri dan orang-orang tercinta.
Sejarah Turunnya Al-Quran
Dikutip dari buku Kisah Anak Penghafal Al-Quran tulisan Taufiqurrohman, Al-Quran adalah kitab suci yang berisi firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Wahyu pertama turun ketika Rasulullah berusia 40 tahun, tepatnya pada 17 Ramadhan saat beliau sedang bermeditasi di Gua Hira. Wahyu ini berupa lima ayat pertama dari Surat Al-Alaq (QS. 96:1-5).
Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Masa turunnya terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Makkah selama 13 tahun dan periode Madinah selama 10 tahun. Pada periode Makkah, ayat-ayat yang turun umumnya berisi ajaran tauhid, dasar-dasar akhlak Islam, dan bantahan terhadap keyakinan jahiliyah. Sementara itu, pada periode Madinah, ayat-ayat lebih banyak membahas hukum Islam, kehidupan bermasyarakat, serta aturan perang dan diplomasi.
Karena belum adanya kertas di Jazirah Arab saat itu, wahyu yang diterima Nabi SAW disampaikan kepada para sahabat untuk dihafal dan ditulis di berbagai media seperti kayu, tulang, dan kulit. Setelah Nabi wafat, Al-Quran dikodifikasi untuk pertama kalinya pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas usulan Umar bin Khattab.
Proses ini dipimpin oleh Zaid bin Tsabit untuk memastikan ayat-ayat Al-Quran tetap terjaga keasliannya. Hasil kodifikasi ini kemudian diwariskan kepada para khalifah berikutnya hingga akhirnya disebarluaskan dalam bentuk mushaf standar oleh Khalifah Utsman bin Affan.
Itulah tadi penjelasan mengenai Nuzulul Quran yang diperingati pada 17 Ramadhan. Semoga bermanfaat!
(par/par)