Umat Islam di seluruh dunia selalu berpatokan dengan tanggalan Hijriah untuk beribadah, seperti puasa sunnah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanggalnya dengan tepat. Nah, berikut konversi kalender Hijriah hari ini, 13 Februari 2025.
Disadur dari NU Online, kalender Hijriah didasarkan atas peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Sistem ini mengikuti siklus sinodik Bulan yang berlangsung sekitar 29 hari 12 jam 44 menit atau dibulatkan menjadi 29,5 hari. Dengan demikian, lama 1 tahun Hijriah minimal 354 hari.
Lain halnya dengan kalender Masehi yang mematok hitungannya berdasar peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Kalender yang juga dikenal dengan nama Gregorian ini memakai siklus tropis Matahari. Setiap siklusnya berdurasi sekitar 365 hari 5 jam 48 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan lain dari kalender Hijriah dan Masehi adalah waktu pergantian hari. Disadur dari laman Djuanda University, pergantian hari kalender Hijriah terjadi saat Matahari terbenam/waktu maghrib. Sementara itu, kalender Masehi berganti hari setiap pukul 00.00 malam.
Waktu pergantian hari yang berbeda antara kalender Hijriah dan Masehi ini kadang kala mengecoh. Alasan inilah yang melatarbelakangi pentingnya pengetahuan seputar kalender Hijriah hari ini. Langsung saja, simak kalender Hijriah 13 Februari 2025 menurut NU-Muhammadiyah via uraian berikut!
Tanggal Hijriah Hari Ini 13 Februari 2025
Tanggal Hijriah Hari Ini 13 Februari 2025 Menurut NU
Dilansir NU Online, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan 1 Syaban 1446 Hijriah pada Jumat, 31 Januari 2025. Penetapan ini didasarkan pada metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.
Berdasarkan ketetapan tersebut, maka Kamis, 13 Februari 2025, bertepatan dengan 14 Syaban 1446 Hijriah. Meski begitu, perlu dicatat bahwasanya 14 Syaban 1446 Hijriah sejatinya telah dimulai sejak Rabu, 12 Februari 2025, usai Matahari terbenam.
Tanggal Hijriah Hari Ini 13 Februari 2025 Menurut Muhammadiyah
Muhammadiyah menggunakan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) 1446 Hijriah sebagai pedomannya. Dilihat dari KHGT 1446 Hijriah yang diunggah laman Suara Muhammadiyah, 1 Syaban 1446 Hijriah bertepatan dengan 31 Januari 2025. Dengan demikian, maka konversi 13 Februari 2025 adalah 14 Syaban 1446 H.
Sebagai informasi, KHGT punya prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Contohnya, 1 Ramadhan akan terjadi pada hari yang sama. Berbeda dengan kalender lokal yang saat ini digunakan karena tanggal awal Ramadhannya bisa jadi berbeda antara satu tempat dengan lainnya.
Tanggal Hijriah Hari Ini 13 Februari 2025 Menurut Pemerintah
Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menerbitkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dapat detikers jadikan pedoman. Berdasar kalender tersebut, tanggal Hijriah untuk 13 Februari 2025 adalah 14 Syaban 1446 H.
Artinya, baik hitungan penanggalan NU, Muhammadiyah, maupun Pemerintah, kesemuanya sama-sama mengonversi Kamis, 13 Februari 2025, menjadi 14 Syaban 1446 Hijriah.
![]() |
Tanggal Puasa Ayyamul Bidh
Dikutip dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, waktu paling utama untuk mengerjakan puasa ayyamul bidh adalah tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Qamariah. Keterangan ini dilandasi hadits dari Abu Dzar berikut:
أَيَّامٍ وَسَلَّمَ أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ البيضَ : ثَلَاثَ عَشْرَةَ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Artinya: "Rasulullah memerintahkan kami untuk berpuasa tiga hari di setiap bulan, tanggal 13, 14, dan 15." (HR An-Nasa'i nomor 2422, Ahmad nomo 21335, dan Tirmidzi nomor 761)
Lalu, bagaimana jika pada ketiga hari tersebut sedang berhalangan sehingga tidak mampu berpuasa? Tenang, detikers boleh-boleh saja puasa ayyamul bidh pada tanggal-tanggal lain. Aisyah berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ، لَمْ يَكُنْ يُبَالِي مِنْ أَي أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
Artinya: "Rasulullah biasa berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dan beliau tidak mempersoalkan di tanggal berapa itu." (HR Muslim no 1160)
Landasan kebolehan ini juga tercermin dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berikut:
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلَاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Artinya: "Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga amalan yang aku tidak akan meninggalkannya hingga mati; berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan sholat Dhuha, dan melaksanakan sholat Witir sebelum tidur." (HR Bukhari no 1178)
Dirujuk dari situs resmi Muhammadiyah, Dr H Muchammad Ichsan Lc MA memberi opsi beberapa hari untuk mengerjakan puasa ayyamul bidh yang bisa detikers pertimbangkan:
- Puasa berturut-turut pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Qomariah
- Puasa tiga hari pada Senin pekan pertama, kemudian dilanjut pada Kamis, dan terakhir, pada hari Senin pekan berikutnya
- Puasa tiga hari pada hari Senin pertama awal bulan dan dua hari Kamis
- Puasa tiga hari pada Senin dan Kamis di pekan pertama, kemudian satu harinya lagi bebas
- Puasa tiga hari di awal bulan, yakni tanggal 1, 2, dan 3
- Puasa tiga hari dengan bebas pemilihan harinya
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Setiap ibadah mesti dilandasi dengan niat terlebih dahulu. Tak terkecuali saat detikers hendak mengerjakan puasa ayyamul bidh. Mengenai perlu membaca atau tidaknya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan,
فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا ية لا فِي الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلا في ال وَلَا أَمَرَ أَحَدًا أَنْ وَلَمْ يَكُنْتَ بِاليَّةِ لَا ولا في الحج. يتلفظ بالنية.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.
"Nabi Muhammad, beliau sebelum ber-takbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafalkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafalkan niat. Seandainya melafalkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam." (Majmu' al-Fatawa, XXII/221-222)
Juga penjelasan dari al-Faqih Abu Bakr ad-Dimyathi asy-Syafii,
أن النية فى القلب لا باللفظ ، فتكلف اللفظ أمر لا يحتاج إليه
"Sesungguhnya niat terletak di hati bukan pada lafal. Memaksakan diri untuk mengucapkan niat termasuk perbuatan yang tidak perlu dilakukan." (I'anah ath-Thalibin, 1/90)
Kendati begitu, ada pula ulama yang menyatakan hukumnya sunnah melafalkan niat. Wallahu a'lam bish shawab. Bagi detikers yang ingin tetap melafalkan niat, maka niat puasa ayyamul bidh sebagaimana dikutip dari NU Online, adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa ayyamul bidl (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta'âlâ."
Nah, itulah informasi mengenai kalender Hijriah hari ini, Kamis, 13 Februari 2025, plus tanggal puasa ayyamul bidh Syaban 1446 H yang perlu detikers ketahui. Semoga bermanfaat, Lur!
(sto/afn)