Sebanyak 5 remaja diamankan Tim Quick Response System (QRS) Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Semarang. Mereka diduga merupakan pelaku pemalakan dan kreak yang hendak diamuk massa.
Video lima remaja yang diduga merupakan gangster dan pelaku pemalakan itu diunggah akun Instagram @satpolppdamkarkabsemarang. Tampak lima remaja tengah diamankan Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang, Minggu (9/2).
"Tim Quick Response System (QRS) Satpol PP Kabupaten Semarang mengamankan 2 pemalak dan 3 orang terduga kreak (gangster) yang sebelumnya dihakimi oleh warga wilayah kota Semarang," tulis akun @satpolppdamkarkabsemarang dilihat detikJateng, Selasa (11/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak salah satu remaja pun membawa senjata tajam (sajam) berupa parang dan celurit. Dituliskan akun tersebut, awalnya salah satu anggota Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang menerima laporan adanya beberapa remaja yang dihakimi oleh warga.
"Untuk mencegah amukan massa yang semakin meluas, tim QRS menuju ke lokasi dan ternyata korban yang dihakimi warga adalah 2 pemalak dan 3 gangster," tulis akun tersebut.
"Terduga gangster tersebut diketahui membawa sajam yang berupa parang dan celurit. Setelah diamankan di kantor Satpol PP & Damkar Kabupaten Semarang, petugas membawa kelima terduga pemalak dan gangster tersebut menuju Polsek Ungaran untuk dapat diproses," lanjutnya.
Dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang, Anang Sukoco, membenarkan hal tersebut. Kejadian bermula ketika pihaknya menerima laporan adanya sekelompok orang yang dihakimi warga, Minggu (9/2) dini hari.
"Jadi pagi-pagi sekitar jam 03.30 WIB itu ada yang datang ke Satpol melaporkan itu. Terus Satpol menuju lokasi, kan nggak jauh dari kantor," kata Anang saat dihubungi detikJateng.
"Terus (pelaku) dibawa. Soalnya orang itu mau dipukulilah, dimassa mungkin ya, terus diamankan. Terus ada kejadian lagi di tempat kita, kita arahkan ke Polsek Ungaran untuk diproses lebih lanjut," lanjutnya.
Ia mengaku baru kali ini mendapat laporan soal kreak dari masyarakat setempat. Meski begitu, Satpol PP dan Damkar Semarang langsung menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut.
"Satpol dan Damkar yang jelas kita kan harus quick response ya, kalau bukan kewenangan kita, ya kita koordinasikan dengan OPD terkait. Tetapi tetap kita tanggapi," terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Banyumanik, Kompol Ali Santoso, mengatakan peristiwa pemalakan yang dilakukan para pelaku terjadi di Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik. Pihaknya berkoordinasi dengan Polsek Ungaran untuk menangkap pelaku.
"Iya, saya mengamankan dari korban dan Polsek Ungaran. (Pelaku) Bukan gangster tapi pemalak dan orang yang mau tawuran," tuturnya.
Mulanya, lima korban hendak menuju Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang untuk makan malam. Namun, saat berhenti di SPBU Pudak Payung, korban dihampiri lima orang yang meminta uang.
"Korban dihampiri lima orang tidak dikenal. Tiga orang diduga pelaku minta uang masing-masing Rp 20 ribu dan 10 ribu dengan memaksa, serta menggunakan ancaman 'kalau tidak kamu kasih, tasmu saya buka dan barangnya ambil semua'," paparnya.
Para korban yang takut itu pun langsung memberikan uangnya. Namun, salah satu pelaku membuka tas dan mengambil handphone milik korban. Pelaku lantas kabur, sehingga korban langsung mengejar para korban.
"Akhirnya berhasil diamankan dua orang pelaku di daerah Ungaran dan selanjutnya diarahkan ke Polsek Banyumanik," jelasnya.
"Jadi bukan Satpol atau Damkar yang mengamankan, tetapi korban yang mengamankan kemudian dititipkan di damkar," lanjutnya.
Kemudian, korban pun langsung mengejar pelaku yang lain. Saat ini, para pelaku telah diproses dan ditahan pihak kepolisian.
"Para pelaku kami proses dan kami tahan," tutupnya.
(apu/apu)