Seorang perempuan yang masih duduk di bangku sekolah membuang bayi perempuan di kebun kosong tepi jalan Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Perempuan tersebut melahirkan sendiri di tengah hutan pada Sabtu, 8 Februari 2025 lalu.
"Pelaku anak masih dalam pemeriksaan kesehatan, sehingga dicek kesehatannya baru setelah itu dilakukan klarifikasi-klarifikasi, terkait kejadian kemarin yang di sumbang. Masih anak sekolah kelas 2 SMK, usia kurang lebih 17 tahun," Wakasat Reskrim Polresta Banyumas, AKP Benny Timor saat ditemui di Mapolres Banyumas, Senin (10/2/2025).
Pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Benny menyebut ibu bayi itu saat ini menjalani pemeriksaan kesehatan.
"Saat ini kita masih mendalami terkait dengan itu kemudian si anak itu masih dalam tahap perawatan pemeriksaan kesehatan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Mula Kasus Terungkap
Kapolsek Sumbang, AKP Basuki, menjelaskan awal mula kejadian tersebut bermula saat warga yang sedang berkebun mendengar ada tangisan suara bayi di sekitar lokasi. Warga tersebut kemudian mencari arah sumber suara.
"Jadi ceritanya itu Sabtu (8/2) sekitar jam 10.30 WIB ada orang lagi berkebun, mendengar ada suara tangisan bayi. Ternyata bayi itu dibawa oleh seseorang perempuan," kata Basuki kepada wartawan hari ini.
Basuki menyebut saat membuang bayi tersebut, ada warga lainnya yang melihat seorang perempuan menggunakan seragam sekolah sedang menggendong bayi. Kecurigaan warga kemudian mengarah ke perempuan tersebut.
"Itu (pelaku) anaklah umur ya masih sekolahan pakai baju pramuka, bawahnya pake rok panjang, itu pake helm nggendong bayi tersebut dari arah timur, arah Banjarsari Wetan ke arah Kotayasa," terangnya.
"Sama pekerja yang di kebun itu kan curiga akhirnya dikejarlah suara bayi sama anaknya itu kemudian di daerah tepatnya di Jalan Gunung Gaber di Kotayasa itu anaknya itu udah ditaruh di pinggir jalan, hutan kan ada hutan, ada aspal kecil, di pinggir jalan yang jalan aspal kecil, itu jauh dari permukiman kanan kirinya hutan, ditaruh di situ," lanjut dia.
Informasi yang diperoleh dari warga, pelajar itu membuang bayinya seorang diri. Bahkan sebelumnya pelaku melahirkan sendiri di tengah hutan.
"Informasinya pelaku sendiri. Jadi lahirnya sehat tapi kan proses persalinannya tidak sesuai dengan SOP, karena lahirnya di hutan, sendiri. Lahir di hutan, baru lahir," jelasnya.
Usai melahirkan pelaku membawa bayinya dengan sepeda motor sendiri. Saat ditemukan warga, pada bayi tersebut masih menempel tali pusar.
"Tali pusar masih menempel itu seperti disebrut (dicabut,red), dipaksa itu bukan dipotong pake gunting atau apa itu nggak, jadi seperti disrebut sama ibunya itu. Naik motor Vario, bawanya bayinya digendong di sebelah kiri, kanan pegang setang," ungkapnya.
Warga langsung kemudian melaporkan kejadian ini ke bidan desa yang diteruskan ke pihak kepolisian. Dari bidan desa langsung dibawa ke Puskesmas Baturraden 2.
"Sama yang menemukan dibawa ke bidan desa di Kotayasa. Di sana dicek kesehatannya kemudian sama bidan desanya kemudian diarahkan ke Puskesmas Baturraden 2 yang paling dekat. Setelah di sana, akhirnya kan dirawat di sana kemudian diopeni secara medis," ujarnya.
Saat ini bayi berjenis perempuan yang ditemukan masih dititipkan di Puskesmas Sumbang 2. Bayi malang tersebut rencananya akan diambil oleh keluarga pelajar tersebut.
"Bayi kita titipkan di Puskesmas Sumbang 2 sambil proses menghubungi keluarganya, untuk mengambil. Masih ada orang tuanya, untuk data lengkap ke unit PPA. Bayi perempuan 2,6 kg, tinggi 48 cm," pungkas dia.
(ams/afn)